Kangen

2.2K 299 23
                                    


Jimin tidak bodoh, tentu saja ia dapat tahu titik lokasi dimana Kang Seulgi berada melalui smartphone yang digunakan wanita itu. Hanya saja, ia masih perlu waktu agar Kang Seulgi marahnya setidaknya meredam.

Eommanya marah besar, begitu juga dengan Appanya. Sudah hampir 3 bulan dan rasanya ia begitu kangen dengan dua orang yang sudah mengisi harinya itu. Ia kangen dengan Kang Seulgi juga jagoan tampannya yang begitu pintar.

Sedang apa Kang Seulgi malam-malam begini? Biasanya sebelum tidur mereka mengobrol di tempat tidur. Menceritakan hari yang sudah Park Jimin lewati, dan Kang Seulgi bercerita apa saja yang ia sudah lalukan dengan Jae pada hari itu.

Dan saat ini, ketika ia tidur sendirian, ia tidak bisa memungkiri bahwa, hidup sendirian itu tidak enak. Tidak ada hal yang membuatnya semangat untuk menjalani hari. Tidak ada hal yang membuatnya ingin cepat pulang untuk melihat dua wajah yang ia rindukan. Tidak ada lagi canda tawa yang mengisi hari-harinya.

Singkatnya, Hidupnya hampa.
Nelangsa.
Dan kosong.

Tidak ada yang bisa Jimin lakukan selain menatap potret keluarga kecilnya, dadanya sesak dan berat dan setiap helaan nafas sungguh membuatnya tersiksa.

Park Jimin bertanya-tanya, apakah ia masih bisa memiliki kesempatan untuk memperbaiki semuanya?

Tapi bagaimana?
Bagaimana caranya agar ia bisa bersama dengan dua malaikat hidupnya?

Apakah kesempatan itu, masih ada?

***
Kang Seulgi duduk sambil memegang gelas soju. Malam ini rasanya jarum jam bergerak begitu lambat. Ia sedang berada di depan televisi Apartment Min Yoongi dan tengah menghabiskan satu botol soju sambil terus saja termenung.

Sudah hampir tiga bulan ia tinggal di Apartment Min Yoongi. Tidak ada hal yang bisa ia lakukan, selain membantu Min Yoongi membereskan Apartment ini.

Min Yoongi begitu baik. Ia membiarkan wania itu tinggal sampai kapanpun ia mau. Min Yoongi memberinya kebebasan dan biaya makanpun lelaki itu yang tanggung. Tapi, apakah ia bisa selamanya disini? Tidak mungkin.

"Loh, Seulgi?  Kau tidak tidur? Kenapa minum sendirian?" Tanya Yoongi muncul dari dalam kamar. Kang Seulgi yang belum mabuk itu menoleh dan melihat Yoongi berjalan dengan rambut yang acak-acakan dan memakai piyama bermotif kotak-kotak.

Yoongi menghampiri, lantas duduk di sofa itu, tak jauh dari tempat Seulgi duduk.

"Hmm. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu." Ujar Seulgi sambil menaruh kepalanya di dengkulnya itu sembari memeluk kakinya erat.

"Memikirkan apa?"

"Memikirkan hidupku."

Min Yoongi sudah tahu semua cerita Kang Seulgi dan ia begitu iba dengan apa yang dialami wanita itu. Hanya, tidak pernah membayangkan saja kalau ternyata serumit itu. Tidak seperti apa yang ia duga sebelumnya.

"Kau tahu?"
"Kau itu begitu kuat Kang Seulgi. Apakah kamu sadar akan fakta itu?"

Kang Seulgi menggeleng lemah dan menatap Yoongi dengan kepala miring.

Karena membuat susah cara memandangnya, pada akhirnya Min Yoongi duduk dibawah, diatas karpet bulu berwarna hitam. Ia duduk tepat disamping Kang Seulgi dengan kaki yang diluruskan.

"Kang Seulgi."
"Kau tahu? Aku belum pernah menceritakan ini pada seseorang. Tapi, ku rasa aku pun ingin jujur tentang kehidupanku."
"Dan mungkin dapat membuat hatiku setidaknya lega."
"Dulu. Sebelum mengenal kau, aku hidup tidak sebaik saat ini. Aku dulu bekerja di salah satu perusahaan swasta di Busan. Dan aku pernah terlibat perselingkuhan dengan atasanku." Min Yoongi bercerita sembari menatap lurus, matanya seolah menerawang jauh pada tahun-tahun sebelum ia pindah ke Seoul. Kang Seulgi langsung menoleh dan begitu terkejut.

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang