Park Jimin benar-benar hampir tertidur ketika menunggui mobil bermerek Hyundai berwarna hitam yang telah ia stalking beberapa waktu itu. Matanya langsung terbuka lebar ketika melihat Kang Seulgi dan Jae masuk ke dalam mobil itu dan tak lama kemudian mobil itu langsung pergi.
Hatinya langsung merasa panas. Kesal ketika harus mengetahui fakta bahwa Kang Seulgi dan Jae tinggal dengan lelaki itu. Siapa namanya? Yoongi? Seulgi pernah menceritakan hal itu namun ia menyuruh Seulgi untuk tidak pernah mengontaknya ketika mereka masih baik-baik saja.
Mobil itu terus melaju dan belok ke arah supermarket. Ia lalu mengikuti mobil itu dan segera parkir dengan agak tersembunyi dari deretan mobil yang tengah berjejer rapih.
Hatinya benar-benar terluka ketika ia tidak bisa apa-apa, ia melihat Jae turun dari mobil bersama dengan Kang Seulgi dan seorang lelaki asing.
Lelaki asing.
Bagaimana bisa Kang Seulgi tinggal dengan lelaki itu?!!!
Ia ingin bertemu dengan Kang Seulgi dan Jae, tetapi langkahnya terasa begitu berat. Kang Seulgi membencinya dan ia khawatir jika wanita itu menanamkan rasa benci pada Jae terhadap dirinya.
Ia takut ketika Jae melihat dirinya, Jae malah pergi dan meninggalkan dirinya bagaikan melihat orang jahat atau semacamnya.
Namun, karena ia begitu rindu pada Jae dan baru melihat sekilas tadi. Pada akhirnya Park Jimin turun lalu masuk ke dalam supermarket itu. Hanya saja, ia mungkin tidak bisa mendekati mereka dan hanya bisa melihat dari kejauhan.
Payah sekali.
Park Jimin se-pecundang itu.
Park Jimin melihat bocah lelaki itu sedang berlarian diantara kerumunan orang. Jae terlihat lincah. Ia mengambil beberapa makanan kesukaannya lalu dimasukkan ke dalam troli dengan wajah gembira.
"Eomma! Aku mau jelly? Apa boleh?" Tanya Jae meminta persetujuan Kang Seulgi. Wanita itu mengangguk lalu memberi batasan untuk tidak mengambil banyak.
"Yeay! Terimakasih Eomma." Ujar Jae lalu beralih ke rak di ujung untuk mengambil Jelly.
Park Jimin benar-benar ingin merengkuh Jae. Ia ingin memeluk lelaki kecil itu dan menggendongnya lalu bertanya tentang banyak hal. Ia ingin bermain lagi dengan Jae sampai mereka keringetan lalu jatuh terlelah di bahu Kang Seulgi. Ia ingin melewati hari-hari bahagia lagi dengan mereka.
Namun rasanya, hal itu sungguh tidak mungkin untuk terjadi lagi.
Park Jimin sadar bahwa perbuatannya dimasa lalu benar-benar tidak bisa dimaafkan dan hanya membuat wanita itu terluka.
Senyum getir lalu tercipta dibibirnya, "Park Jimin, kau begitu tidak berguna hanya bisa memandang mereka dari jauh. Mereka tidak pantas mendapatkanmu. Sungguh." Keluh Park Jimin pada dirinya sendiri.
Lelaki itu melihat Kang Seulgi tengah memilih sayuran lalu dimasukkan kedalam troli miliknya. Hari itu Kang Seulgi mengenakan rok selutut dan juga sweater oversize berwarna coklat muda. Rambut panjangnya terurai indah dan membuat Kang Seulgi tampak begitu cantik mempesona.
Lagi-lagi ia kembali tersenyum getir, senyuman lemah itu menghias sudut bibirnya.
Park Jimin jadi mengingat hari-hari dimana ia jatuh cinta dengan Kang Seulgi. Hari dimana ia ingin pulang dari kantor hanya untuk segera menjumpai Kang Seulgi. Hari dimana Kang Seulgi begitu bergantung pada dirinya untuk belajar berjalan. Hari dimana mereka berdua begitu bahagia melihat Jae yang tampil disekolah dan membuat wanita itu menitihkan air mata lalu menangis dibahunya.
Dadanya kembali terasa sesak dan berat.
Rasanya. Seperti ini ketika orang yang ia cintai meninggalkannya.
Jae yang tadi sudah berlarian, berakhir di gendong oleh Min Yoongi.
Oh astaga. Seharusnya bukan Min Yoongi melainkan dirinya!!!
"Paman, Aku mengambil makanan banyak. Ada jelly, coklat dan permen!" Lapor Jae. Lelaki itu hanya terkekeh lalu mengusap rambut Jae.
Lagi-lagi hatinya terbakar api cemburu. Bagaimana tidak jika posisinya saat ini tergantikan dengan orang lain? Dan Jae, mungkin suatu hari akan lupa pada dirinya.
Hari itu Jimin menangis. Satu tetes air mata turun ketika ia tidak bisa membayangkan jika Jae tumbuh dan akan lupa terhadap dirinya.
"Jae.... Appa benar-benar kangen."
"Tapi, Apakah Appa pantas untuk hidup Jae? Appa benar-benar sangsi akan hal itu. Tapi, Appa benar-benar mau Jae tidak lupa dengan Appa."
"Appa mau kita hidup bersama dan melihat Jae tumbuh menjadi dewasa."
"Appa benar-benar menjadi seorang pecundang. Hanya bisa melihat kalian dari jauh dan berharap kalian mau menerima Appa lagi. Tapi sepertinya, Kenapa saat ini kalian sudah terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia?"***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER [complete]
FanfictionSatu kesalahan malam itu, membuat deretan masalah baru di hidup Kang Seulgi. "Apa aku mati saja?" "Dasar gila." "Jangan pernah kesini lagi." Warning ⛔️ 18+ mohon untuk bijak dalam memilih cerita.