Kebahagiaan selama 2 thaun itu sirna seketika...
Kecelakaan itu merengut semuanya dariku...
Semuanya...4 Tahun Kemudian
Taehyung sudah dapat beraktifitas seperti biasanya setalah tiga tahun koma. Ia bekerja dari pagi hingga larut malam. Terkadang ia terlelap dimobil untuk melepas penatnya meski hanya memakan waktu 15 atau 30 menit.
Sekertaris Park mengatakan padaku tepat dihari Taehyung siuman, bahwa pria itu kehilangan ingatan permanen. Akan sangat sulit baginya untuk memahami situasi yang ada, apa lagi yang tau tentang pernikahan kami hanya sekertaris Park seorang, dan tentunya itu bukan alibi yang kuat.
Jadi ketika ia siuman, aku hanya dapat berdiri disamping sekertaris Park. Memandangi dirinya yang sudah amat kurindukan. Ia benar-benar lupa akan aku, karena jika tidak, ia tidak mungkin melihat aku dan sekertaris Park dan bertanya tentang siapakah kami.
Tapi ia begitu tersenyum lebar kala keluarganya mengaku adalah keluarganya yang amat dekat dengannya. Wajah yang tak pernah tersenyum melihat keluarganya itu kini tersenyum kala tangan-tangan penghianat itu memeluk tubuhnya.
Sekertaris Park berkata bahwa, aku bisa saja pergi dari hidupnya selamanya. Karena akan sangat tidak mungkin bahwa ingatannya akan kembali. Ia hilang ingatan permanen, dan itu akan mustahil untuk kembali.
Tapi kuputuskan untuk tetap tinggal, kala kusadari aku tak bisa mempercayakan Taehyung, pria yang kusayangi itu dikelilingi orang-orang yang tidak bisa ia percaya.
Aku melihat phobia itu muncul lagi. Ia mulai sesak nafas dan seketika, wajah para penghianat itu memasang ekspresi panik. Refleks, tanpa ada yang meminta, aku menghampirinya. Seperti yang selalu kulakukan kepada Taehyung dahulu, meski aku yakin ia tidak akan bisa menenangkan phobianya dengan bantuanku.
Aku menangkup wajahnya, mulai memperaktekkan bagaimana cara ia menarik nafas dan membuangnya perlahan. Kugenggam kedua tangannnya kemudian menghembus kehernya yang kian basah akan keringatnya. Mustahil... ia bisa tenang. Ini tidak mungkin. Terakhir kali ia berkata bahwa semua adalah kebohongan agar keluarganya terkelabui. Tapi... ia lupa ingatan permanen sekarang. Tidak mungkin aku bisa mengatasi phobianya. Ia tidak kenal aku... tidak akan mungkin ia berbohong lagi.
Satu hal yang kusadari dan segera membuatku menangis dihadapannya. Taehyung berbohong tentang apa yang kulakukan tidak mengobatinya sama sekali. Aku meredakan serangan phobianya... dan kali ini ia tidak berbohong. Jadi selama ini, apa yang kulakukan berhasil, namun mengapa tak ia katakan dengan jujur?
Sekertaris Park segera menarikku keluar kamar kala ia menyadari aku terlalu lama menatap wajah Taehyung sambil meneteskan air mata.
"Kau bodoh? Mengapa kau lakukan itu?"
"Taehyung berbohong padaku sekertaris Park."
"Lalu kau pikir ia akan ingat tentang dirimu begitu saja? Apa kau tidak lihat betapa bodohnya dirimu disana? Kau bisa saja terluka jika keluarganya tau kau istrinya." Sekertaris Park duduk disebelahku kemudian menggusap punggungku. "Jika kau sebegitu mencintainya, mari lakukan semua untuknya. Seperti tidak pernah da yang terjadi diantara kalian."
...
Aku kembali mengenakan pakaian bak asisten itu setelah lima tahun tidak pernah lagi memakainya. Aku sudah berdiri disamping mobil menantikan kehadiran Taehyung yang memilih untuk segera bekerja. Kulihat kembali tubuh fit pria itu setelah tiga tahun tidak kulihat sefit ini.
Diperjalanan, Taehyung memananyakan segala sesuatu dan sekertaris Park menjawabnya dengan lincah.
"Dan... apa tugas anda nona Kim?" Pertanyaan itu menerjang telingaku. Bahasa formal itu entah mengapa melukai perasaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything It Takes
FanfictionTaehyung jatuh cinta pada psikiaternya, Kim So Eun yang lebih tua dari pria itu. Sementara Kim Taehyung sendiri phobia sentuhan. Dan bagi So Eun, merawat Vee (Kim Taehyung) sitampan cucu konglemerat itu, bukan hal gampang. Tentu mereka menikah! Ta...