C. Am I dreaming of her?

2.5K 324 22
                                    

Nyalakan mummed diatas untuk pengalaman membaca yang lebih menarik.
Warning! Typo masih betebaran.

So Eun segera mengambil handuk dan mencoba menghilangkan panik Taehyung. Wajah Taehyung benar-benar memerah, rahangnya mengeras, dan nafasnya seakan tertahan. Tak berselang lama, keadaan kembali normal. Taehyung masih mengatur nafasnya kala So Eun  masih menatapi wajah Taehyung.

"Sudah lebih baik?"

"Huum." Taehyung membalas sembari mengangguk.

"Kenapa kau melakukannya?"

"Aku tak ingin melihatnya." So Eun menatap Taehyung yang saat itu duduk disisi ranjang sementara So Eun sujut tepat didepan Taehyung. "Dia bukan eomma kandungku, dia hanya seorang kepala pelayan yang ayahku nikahi agar bisa merawatku." Taehyung kemudian menatap mata So Eun. "Kau tidak mandi?"

"Mwo?"

"Mandilah, dan pakai kemejaku. Jangan kekamarmu malam ini, aku yakin dia tidak pulang hanya karena kuminta."

🍁🍁🍁

So Eun keluar dari kamar mandi dengan mantel handuknya. Dilihatnya Taehyung duduk dimeja kerjanya dan terlihat fokus pada pekerjaan didepannya. Dilihat So Eun lagi sekeliling ruangan. Yap, seperti sebelumnya penthouse ini memakan satu lantai teratas KVT Hotel dengan plus satu lantai rooftop sebagai kolam pribadi seorang Kim Tae Hyung. So Eun kemudian menyadari, ini bukan karena ia terlalu kaya hingga menghamburkan uangnya tapi pria itu benci ruang sempit dan tanpa jendela atau ventilasi.

"Mengapa melihatku? Kau tidak akan pakai baju?"

"Ahk, ne..." So Eun memasuki sebuah ruangan disamping kamar mandi dan mendapati ruang ganti terbesar yang pernah ia lihat. Diambilnya kemeja Taehyung yang oversize kemudian dikenakannya. Setelah meyakinkan diri, So Eun kemudian melangkah keluar dan mendapati Taehyung tengah merapikan tempat tidurnya. "Kau tidur diatas, dan aku dibawah." So Eun tersenyum dan mengangguk. "Tidurlah..."

"Hwajangnim?"

"Ng?" Taehyung membalik tubuhnya dan berhenti merapikan tempat tidurnya.

"Selagi kita punya banyak waktu berdua, mengapa kita tidak melakukan konsultasi? Mari lakukan perlahan."

Keduanya akhirnya memilih duduk diatas tempat tidur sambil menyilang kaki dan menatap satu sama lain. Kemudian rasa tidak nyaman mulai mengusik Taehyung, sebab tatapan So Eun membuat jantungnya terasa berdetak dengan cara yang tidak seharunya.

"Kau bisa mulai bercerita... tentang semua masa lalumu." So Eun tersenyum tulus, berusaha meyakinkan Taehyung. Mata namja itu kini berubah sendu, sesuatu mengusik pikiran dan perasaannya. Dia belum pernah bercerita pada siapapun sebelumnya.

"Awalnya semua berjalan baik. Eomma adalah wanita yang kucintai dan eomma mencintaiku lebih dari seberapa besar aku mencintainya. Sampai suatu saat, aku melihat eomma menangis." Air mata Taehyung sudah menggenang. "Ketika aku memeluknya seperti biasa, ia menepis tanganku dan mendorongku juga memukulku dengan amat keras. Dia menangis setiap kali memukulku, aku tau dia tidak bermaksud melakukannya, semua terlihat dari matanya." Air mata Taehyung kali ini mengalir deras dan namja itu hanya dapat menunduk, ia tidak berani menatap wajah So Eun. "Semakin hari tindakan eomma semakin ekstrem. Dia memukulku dengan apapun yang ia lihat. Tiap kali aku ingin memeluknya atau menyentuhnyan, dia akan memukulku sangat keras. Sampai akhirnya dia memukulku tanpa menangis. Saat itulah aku sadar... kalau pada saat itu eomma memukulku tanpa ada rasa sayang yang tersisa. Ia benar-benar membenciku." Air mata Taehyung mengalir deras. Ia terisak, dan So Eun melihat sisi terlemah namja itu untuk pertama kalinya. "Aku menghabiskan malamku didalam lemari, sempit, pengap, dan gelap. Meski kukatakan kalau aku tak menyukainya, eomma akan selalu menaruhku disana."

Anything It TakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang