Pasang mulmed diatas untu mpengalaman membaca lebih menarik....
...
Matahari akan bersinar terang ketika tidak ada awan yang menghalau cahayanya, seperti kita akan perlahan menghangat ketika semua kesalahpahaman itu tak menghalau pandangan kita satu sama lain. Kita selalu berjalan dijalan yang sama, hanya terkadang langkahmu kian tak selaras dan jarak antara kita semakin jelas. seperti kita, kau atau aku mengalah, lebih cepat atau melambat untuk yang lain hingga kembali selaras langkah yang kecil yang ada. Kita tidak mengalah pada cinta meski jelas pertanda bahwa amat mustahil akan berakhir bahagia, karena kita yakin dia orang yang tepat hingga lelah yang ada tidak pernah menghentikan keinginan untuk tetap dengannya. Meski tidak jarang pada akhirnya kita akan kehilangan jejaknya, berakhir dipersimpangan berikutnya, atau cahanya sudah tak lagi begitu terang hingga kesalahpahaman apapun tak kita coba luruskan. Meski akhirnya tak akan semanis cokelat, itu tetap cinta, dan kau pernah menjadi bagian dari itu.
So Eun teringat penggalan novel yang pernah ia baca hingga mampu mengiring senyum dan tangisnya bersama setiap penggalan kalimat dalam novel itu. Akhir yang tidak ia harapkan dari novel itu membuatnya bertahan dititik ini, titik dimana ia tak pernah mebgira akan kembali dalam pelukan pria yang sama dua kali, Kim Taehyung.
"Annyeong." Taehyung tersenyum kala tanpa sengaja keduanya bertemu dipintu masuk supermarket kecil ditengah desa, dan senyum So Eun menyapa kehadirannya bersama suaranya yang mengalir bebas menyambangi telinga miliknya.
"Annyeong." Taehyung membalas sapaan So Eun dengan begitu hangat. "Ahk, tunggu aku. Aku hanya akan membayar tagihan listrik." Taehyung masuk kedalam toko dengan bergegas dan kembali keluar dengan cepat mendapati So Eun yang tengah menghembus kuat kedua tangannya yang mengatup, membeku karena udara dingin pegunungan pagi itu.
Keduanya melangkah selaras, tangan mereka beberapa kali bersentuhan tak sengaja dan Taehyung begitu ingin mengantongi tangan wanita itu dalam kantung jaket tebalnya, tapi tentu itu tak dapat ia lakukan, jika ada yang tahu maka mereka dalam masalah.
"Dingin ya?"
"Hum. Menyegarkan." Balas So Eun singkat.
"Bleh aku mampir?"
"Kerumah?" Taehyung mengangguk sebagai jawabannya. "Bibi akan berada dirumah seharian, bisa gawat kalau ketahuan."
"Aku bisa menyelinap."
So Eun tersedak suaranya sendiri kala ia baru saja akan meneriaki Taehyung karena berhasil membuatnya teringat akan tingkah ekstream pria itu kemarin. Tapi bibirnya kelu kala bibir namja itu menyentuhnya, dibawah sinar lampu jalan yang masih begitu remang, disaat udara sedang dingin-dinginnya berselimut kabut dan matahari masih terlihat malu-malu untuk menampakkan diri, pria itu menghangatkannya. Membuat jantungnya berdetak, darahnya berdesir, dan pikirannya melayang.
Taehyung mengambil jarak menjauhi bibir So Eun perlahan kemudian tersenyum dan menutup mulutnya kala ia akan tertawa terbahak-bahak melihat wajah wanita yang kehilangan kesadarannya itu.
"Apa yang kau tertawakan?!" So Eun memandangi punggung Taehyung yang sudah lebih dulu mengambil langkah menjauh. "Yahk! Ini lelucon bagimu?!" So Eun mengejar langkah Taehyung dan ememikuli punggung pria yang masih saja mencoba menahan tawanya itu.
"Ahk,Ahk, sakit!" Gerutu Taehyung melindungi kepalanya sembari menunduk tanpa berhenti mencoba menahan tangannya.
Jungkook yang melihat kejadian itu mematung dipersimpangan jalan, untungnya opsir kebanggan desa kecil itu tak melihat kejadian romantis dua insan yang sedang kasmaran itu beberapa waktu lalu. Kembali diayuhnya sepeda miliknya mendekati kedua warga desa yang terlihat tengah bersenang-senang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything It Takes
FanfictionTaehyung jatuh cinta pada psikiaternya, Kim So Eun yang lebih tua dari pria itu. Sementara Kim Taehyung sendiri phobia sentuhan. Dan bagi So Eun, merawat Vee (Kim Taehyung) sitampan cucu konglemerat itu, bukan hal gampang. Tentu mereka menikah! Ta...