19. Berani Bilang. . .

2.4K 272 84
                                    

Hari minggu, Lim mengemasi barang-barang milik Erick, mereka akan ke sirkuit untuk berlatih, seperti biasanya, kali ini Yoong tidak bisa ikut, jadi mereka berangkat dengan mobil milik Seo.

Tzuyu, Seo dan Irene menunggu Lim dan Erick ditepi lintasan, Tzuyu memberi semangat pada dongsaeng nya, dan Seo mengobrol serius dengan Irene.

"Jika diperhatikan, Lim itu tidak lah istimewa dari segi wajah, andai Suho oppa tidak berbuat jahat pada Erick, apa ada kemungkinan unnie akan lebih memilih dia?" Tanya Seo tiba-tiba.

"Tidak, dari awal unnie tidak tertarik sama sekali dengan Suho oppa" jawab Irene

"Lalu kenapa unnie terlihat seperti memberi harapan pada Suho oppa?" Interogasi Seo

"Unnie hanya tak enak pada nya karena unnie pikir dia sudah begitu baik pada Erick" jawab Irene lagi.

"Unnie merasa tidak nyaman dengan tatapan Suho oppa, berbeda dengan tatapan Lim yang polos dan menunjukan ketulusan, dia tak ada niat apa-apa, dan itu terbukti dari hadiah yang dia bawa untuk pembukaan resto waktu itu, aku terkejut dia membawakan jam dinding, mungkin itu konyol, tapi hadiahnya memang berguna untuk resto unnie kan" tarang Irene panjang lebar, dia terkikik mengingat kepolosan Lim waktu itu yang diprotes oleh sahabat dan sepupu nya.

"Apalagi saat dia sedang bersama Erick, pesona nya sebagai hot daddy begitu kuat" kekeh Irene yang matanya terus menatap Lim.

Saat Erick dan Lim beristirahat, Irene menyodorkan air mineral pada Lim, menyeka peluh nya dengan tisu, Irene terlihat begitu perhatian, dan Lim tidak terganggu sama sekali meski sang wanita tengah menatapnya lekat, menatap jakun Lim yang naik turun menelan air minum nya.

pulang nya pun Lim tak langsung menuju ke rumah nya, tapi lebih memilih pulang ke rumah Irene terlebih dahulu, mandi dan bercanda dengan Erick.

Lim sengaja menunggu semua penghuni rumah tidur, setelah Erick tidur dengan bantuan nya, pemuda itu menyusul Irene di depan Tv, lalu duduk disebelah nya.

"Noona, aku ingin bicara" kata Lim serius, Irene menoleh, dengan senyum tipis nya.

"Katakan Lim" jawab Irene.

"Aku ingin mengikut sertakan Erick dalam kejuaraan motocross mini minggu depan, apa noona memberi ijin?" Tanya Lim, Irene terdiam.

"Jika noona tak mengijinkan, tak mengapa, aku juga belum memberitahu Erick" potong Lim.

"Tidak, bukan begitu Lim, aku mengijinkan selama Erick melakukan itu atas kemauan nya sendiri dan bukan karena paksaan, aku juga percaya padamu, tapi kamu tahu kan Lim, aku tak punya materi lebih untuk mendukung Erick" jujur Irene mengutarakan alasan nya, tangan kanan nya berada diatas paha kiri Lim, sang pria melirik tangan itu, tapi Irene sepertinya tidak sadar akan perbuatan nya.

"Aku yang akan mensponsori nya noona, sambil menunggu ada club yang mau bekerja sama dengan Erick" Jawab Lim meraih tangan kanan Irene dan menggenggam nya, ada sesuatu yang menggeliat saat tangan Irene berada di pahanya, itulah alasan Lim memilih untuk menggenggam tangan Irene dari pada menyingkirkan nya, dia takut itu akan melukai perasaan sang janda.

Dan sekarang, giliran Irene yang salah tingkah dengan genggaman tangan Lim, rasanya ingin melompat-lompat sambil berteriak, tapi juga malu dan canggung dia rasakan sekarang.

"Aku serahkan semua pada mu, jangan kecawakan atau khianati kepercayaanku padamu, Erick adalah segalanya bagi ku selain Tzuyu" pinta Irene.

"Aku tahu, aku akan menjaga apa yang sudah noona percayakan pada ku" jawab Lim tersenyum meyakinkan.

Dan benar, Lim mendaftarkan Erick di kejuaraan motocross mini, Erick yang mengetahui itu pun menjadi semakin bersemangat dalam latihan, semua biaya kebutuhan Erick, Lim yang menanggung nya atas nama bengkelnya sebagai sponsor utama.

Dan hari pertandingan pun tiba, Erick terlihat begitu percaya diri, apalagi semua keluarga nya datang untuk mendukung sang bocah, Tzuyu, Seo dan Yoong adalah sporter yang paling heboh dalam menyemangati Erick, dan sang bocah hanya mengacungkan ibu jari nya.

Saat tengah dalam persiapan, Lim memberi arahan pada Erick, bagaimana cara mengangkat ban depan dan arahan-arahan lain nya, Erick pun dengan serius memperhatikan dan menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Lim.

Saat tengah dalam persiapan, Lim memberi arahan pada Erick, bagaimana cara mengangkat ban depan dan arahan-arahan lain nya, Erick pun dengan serius memperhatikan dan menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Lim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lomba di mulai, Lim ikut gemas melihat anak-anak berlomba untuk menjadi yang terdepan, kali ini Irene ikut berteriak-teriak meneriakan kata-kata penyemangat bagi sang putra.

Erick seolah tuli, dia terlalu fokus pada motor dan pertandingan nya.

Dia terus menggeber motor nya, sampai mendekati garis finis.

"Yeay!" Teriak Lim di garis akhir sambil mengangkat kedua tangan nya, dia segera berlari untuk menyambut sang bocah tersenyum lebar merentangkan kedua tangan nya.

Hap

Lim pun memeluk dan memutar tubuh Erick, dia tertawa bahagia karena Erick berhasil finis diposisi ke tiga, tidak buruk untuk ukuran pemula seperti Erick, yang belum banyak memiliki pengalaman, Tzuyu ikut menjerit girang menghampiri dongsaeng nya, memeluk dan memberi nya ucapan selamat.

"Selamat Lim" kamu memang hebat" ucap Yoong merangkul tubuh dari belakang.

"Bukan aku yang hebat hyung, tapi dia yang terbaik" ucap Lim menunjuk pada bocah digendongan nya itu.

"Mommy" Erick mencondongkan tubuh pada Irene yang tergopoh-gopoh mendatangi nya.

"Erick jjang" Irene menyambut sang putra dan menggendong nya, dia memeluk dan menciumi Erick dengan bangga nya.

Dan di rumah, Erick terus tersenyum sambil memangku tropy pertama nya, Lim menyusul dengan rambut setengah basah nya.

"Erick jangan puas dulu ne, tetap giat berlatih dan bulan depan kita ada perlombaan lagi" nasihat Lim

Irene keluar dari kamar nya, mengambil handuk yang nenggantung di leher Lim lalu membantu mengeringkan ramput sang pemuda, Lim cuek, dia tetap melanjutkan nasihat nya pada Erick, sang bocah menoleh sebentar pada kelakuan sang mommy yang tak pernah melakukan hal yang sama dengan daddy nya, tapi dia tak merasa terganggu.

Beberapa saat kemudian, Seo, Tzuyu dan Yoong datang dari super market, mereka berbelanja bahan makanan untuk merayakan kemenangan Erick, para wanita sibuk di dapur dan para pria menonton kartun.

"Makan malam siap!" seru Tzuyu memberitahu para pria untuk segera ke meja makan.

Hap

Erick melompat ke punggung Lim, dia sengaja meminta digendong, Lim pun tak keberatan, Erick terkikik senang merasa berhasil mengerjai Lim.

Irene menyiapkan nasi dan lauk untuk Erick, dan Seo membantu Yoong, tiba-tiba Irene mengambil piring Lim yang masih kosong, membantunya mengambil nasi dan lauk, Seo melirik pada Lim yang sepertinya tak masalah dengan perilaku Irene pada nya,

"Tzuyu-ahh, belajar lah, biar mommy dan aunty yang membereskan meja makan" perintah Irene pada sang putri.

"Ne momm" jawab Tzuyu yang kemudian masuk ke kamar nya setelah selesai dengan makan nya.

"Unnie, sepertinya Lim tidak masalah dengan perhatian yang unnie berikan padanya" tutur Seo saat membantu Irene mencuci bekas makan mereka.

"Aku rasa juga begitu, tapi unnie belum yakin Seohyun-ahh" jawab Irene

"Coba unnie ajak dia kencan, berani bilang tidak unnie?" Tantang Seo terkekeh lucu, Irene membelalakan matanya mendengar tantangan adik ipar nya itu.

#TBC

DragosteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang