Lim sedang membantu Sinb menurunkan motor dari mobil bak terbuka yang membawanya.
"Kenapa dengan motor mu hyung?" Tanya Lim pada Jisoo kekasih noona nya.
"Mogok Lim, aku tak tahu kenapa" jawab Jisoo
"Biar Mbih yang ngechek nanti hyung" ucap Lim
"Tapi aku tidak yakin bisa selesai hari ini ya hyung" ujar Sinb
"Santai saja Sinb-ahh, aku tidak terburu-buru kok" jawab Jisoo
"Aku tinggal ya" pamit Jisoo
Sepeninggal Jisoo, datanglah sebuah mobil ke bengkel Lim.
Bugh
Seorang pria dewasa turun sambil melepas kacamatanya.
"Hyung" sapa Lim, yang disapa hanya tersenyum, lalu duduk di bangku yang sudah disediakan.
"Gimana bisnis sepatu mu hyung?" Tanya Lim yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaan nya.
"Yaa, lumayan lah Lim, banyak kerjasama dengan reseller online juga" jawab pria yang tak lain dan tak bukan adalah Seung-hyun.
"Bengkel mu juga ramai sekarang" timpal Seung-hyun.
"Not bad Hyung, asal mampu menjaga kepercayaan konsumen" kekeh Lim menanggapi obrolan Seung-hyun.
"Aku ingin bertanya pada mu Lim" ujar Seung-hyun
"Soal apa hyung?" Balas Lim
"Soal motor mini moto" jawab Seung-hyun
"Erick menginginkan motor seperti milikmu" lanjutnya.
"Belikan mini moto yang memakai mesin pemotong rumput saja hyung" jawab Lim menatap serius pada Seung-hyun.
"Kamu bisa memperbaiki motor dengan mesin pemotong rumput?" Tanya Seung-hyun
"Aku tidak bisa hyung" jawab Lim terbahak
"Percuma kalau begitu, inginku yang kamu bisa memperbaikinya kalau rusak, biar lebih mudah" keluh Seung-hyun, Lim hanya tertawa.
"Kamu bisa Mbih?" Lim bertanya pada pegawai nya.
"Aku buta soal mesin pemotong rumput hyung" jawab Mbih acuh
"Tapi aku punya teman yang bisa memperbaiki motor dengan mesin pemotong rumput hyung, jangan belikan Erick motor dengan mesin sungguhan, dia masih terlalu kecil, untuk anak seusia dia, karena meski motornya kecil tapi CC nya besar, dia akan kesulitan mengendalikan nya nanti" nasihat Lim terdengar cukup masuk akal ditelinga Seung-hyun.
"Baiklah, aku pulang dulu ne, terima kasih Lim" pamit Seung-hyun
Malam nya
Seung-hyun terlentang diatas kasurnya dengan tubuh polos, dan tertutup selimut sebatas pinggang, sang istri sudah memakai piyama tidurnya kembali dan berbaring disisi kanan suami nya sambil memeluk posesif.
"Aku sudah memutuskan untuk membelikan mini moto buat Erick" ucap Seung-hyun menatap teduh sang istri, Irene terdiam, dia ingin protes, tapi dia takut akan berakhir dengan pertengkaran.
"Motor dengan mesin pemotong rumput, ini tidak berbahaya untuk putra kita, aku sudah menanyakan nya pada Lim" jelas Seung-hyun tak ingin membuat sang istri khawatir, dia lalu mendekap tubuh Irene ke dalam pelukan nya.
"Aku ingin selalu melihat tawa itu, tawa saat aku membawanya jalan-jalan dengan motor Lim, itulah alasanku membelikan nya mini moto" lanjut Seung-hyun lagi, Irene hanya mengangguk di pelukan suami nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste
AléatoireCinta yang sebenarnya selalu datang tanpa sengaja, tanpa rencana, dan tanpa dinyana, semua mengalir sewajarnya, sampai dia tiba-tiba datang, tanpa memandang pada siapa, kenapa, dan mengapa.