2. Mereka Saling mengenal

4.5K 304 111
                                    

Lim dan Sinb adalah dua orang yang tak bisa terpisahkan, mereka bertetangga, bersahabat dan bekerja sama, Lim membutuhkan tenaga dan ketrampilan Mbih di bengkelnya, dan Mbih membutuhkan pekerjaan, keduanya adalah pemuda lajang, yang tinggal disebuah kota kecil bersama orang tua masing-masing.

Dengan mengendarai motor kawasaki Dtracker 150 E Supermoto nya.

Lim melaju dengan kecepatan sedang, ban depan nya terangkat keatas, hanya dengan roda belakang dia melaju melewati seorang bocah berusia 8 tahun yang begitu kagum dan takjub pada aksi Lim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lim melaju dengan kecepatan sedang, ban depan nya terangkat keatas, hanya dengan roda belakang dia melaju melewati seorang bocah berusia 8 tahun yang begitu kagum dan takjub pada aksi Lim.

"Woah" gumam sang bocah yang sedang menunggu ayahnya berangkat ke sekolah itu, tak berkedip menatap pada motor kuning yang melintas didepan rumah nya.

"Erick" panggil seorang pria dewasa pada bocah polos yang masih berdiri tak bergerak menatap punggung Lim yang semakin menjauh, yang dipanggil menoleh, tersenyum lebar, lalu mendekat.

Bugh

Sang bocah menutup pintu penumpang depan mobil daddy nya, yaa, pria dewasa yang memanggilnya tadi tak lain adalah Choi Seung-hyun, ayah nya.

"Lim hyung lagi?" Tebak sang daddy melihat wajah sumringah sang anak, dan Erick hanya mengangguk girang.

"Apa Erick boleh punya motor seperti milik Lim hyung dadd?" Tanya nya semangat.

"Tidak, Erick masih terlalu kecil untuk naik sepeda motor" tolak sang ayah membuat wajah Erick berubah murung, dia menyandarkan punggung mungilnya di jok yang dia duduki sambil menundukan kepala nya.

Sudah menjadi kebiasaan Erick setiap menunggu sang ayah memanasi mobil nya di pagi hari, dia akan berdiri di depan pintu gerbang rumahnya untuk menyaksiksan Lim beraksi dengan motor nya menuju ke bengkel yang hanya berjarak 500 meter dari rumah orang tua Erick.

Sepulang mengantar sang buah hati, Seung-hyun tampak gelisah, dia tak langsung berangkat ke tokonya, tapi malah melamun di meja makan menghabiskan kopi buatan sang istri yang baru dia cecap 2x sebelum mengantar sang putra ke sekolah.

Irene terheran melihat sang suami melamun, dia pun mendekat.

"Oppa" panggilnya lembut, kedua tangan nya memberi pijatan ringan pada bahu sang suami.

Seung-hyun mendongak dan tersenyum menatap sang istri, tangan kanan nya terulur mengusap tangan kiri Irene.

"Oppa memikirkan apa?" Tanya Irene perhatian, Seung-hyun hanya menggeleng, memberi isyarat bahwa ini bukan lah masalah besar.

"Erick" jawab Seung-hyun singkat, dia menarik tangan sang istri agar duduk disamping nya.

"Apa dia membuat masalah di sekolah oppa?" Tanya Irene khawatir.

"Tidak" jawab Seung-hyun santai.

"Dia meminta motor seperti milik Limario" lanjutnya.

"Jangan oppa, Erick masih kecil" bujuk Irene, dia tak ingin anaknya yang belum cukup umur menaiki kendaraan, itu berbahaya baginya.

"Tapi dia anak ku yeobo" balas Seung-hyun

"Dan aku percaya, oppa tak akan menjerumuskan anakmu sendiri ke dalam bahaya kan" debat Irene

Seung-hyun menyerah, dalam hati dia memang membenarkan apa kata istri nya, dia mengalah untuk menghindari perdebatan yang lebih panjang, Irene meraih tangan kiri suami nya dan menggenggam nya erat, mereka berdua sama-sama menekan emosi masing-masing untuk menghindari pertengkaran.

Cup

Seung-hyun mengecup kepala sang istri.

"Aku berangkat ke toko ya" pamitnya, Irene mengangguk.

"Jangan lupa jemput Tzuyu jam 5 sore oppa" pesan Irene sebelum melepas kepergian sang suami.

Choi Tzuyu adalah anak pertama mereka, berumur 17 tahun, kelas dua senior high school.

Sorenya Seung-hyun menjemput anak-anaknya pulang dari sekolah, dan Erick masih menunjukan wajah tak bersemangatnya, dengan gontai berjalan menuju ke mobil sang daddy yang sudah menunggunya di depan pintu gerbang sekolah.

Meski sang daddy sudah menyambutnya dengan senyuman hangat, Erick tetap pada mood nya, Seung-hyun tahu sang putra kecewa, dia tahu perasaan anaknya, dan dia dilema, antara membelikan, atau tidak.

Minggu adalah hari libur, termasuk bengkel Lim juga tutup, dan sang pemuda memilih menghabiskan waktunya untuk tidur sepuasnya dirumah.

Seung-hyun berjalan menyusuri trotoar depan rumahnya, pagi itu dia hendak ke rumah Lim, demi sang putra.

Sesampai di rumah keluarga Kwon.

"Ji-yong hyung" panggil Seung-hyun pada ayah nya Lim yang sedang menyirami tanaman di halaman rumah nya.

"Hey, Seung-hyun masuklah, pintunya tidak dikunci" jawab Ji-yong.

Sang tamu pun masuk dan sang tuan rumah menyambutnya dengan hangat.

"Hyung, aku kesini untuk mencari Limario" ungkap Seung-hyun.

"Dia masih tidur, biar ku bangunkan dulu" jawab Ji-yong

"Tidak usah hyung, biarkan saja, nanti siang saja aku kembali kesini" tolak Seung-hyun canggung

"Tidak apa-apa, tunggu ne" Ji-yong masuk ke rumah nya dan membiarkan Seung-hyun duduk di sofa yang ada diteras depan sendirian.

"Yeobo, ada Seung-hyun di depan, tolong bikinkan minum ne" pinta Ji-yong pada Sandara sang istri

"Ne seobang" jawabnya, Ji-yong pun segera membangunkan putra kedua nya itu.

Lim pun keluar dari kamar dengan wajah bantalnya, rambutnya kusut acak-acakan, dengan santai nya langsung ke teras depan menemui tamu yang mencari nya.

"Hyung mencariku?" Tanya Lim tanpa basa basi.

"Iya Lim, maaf mengganggumu pagi-pagi begini" jawab Seung-hyun tak enak karena dia merasa malu dan takut telah mengganggu istirahat tetangga nya itu.

"Ada apa hyung?" Tanya Lim lagi dengan mata masih setengah terpejam.

"Maaf sebelum nya Lim, hyung kesini untuk meminjam motor mu" jawab Seung-hyun ragu-ragu.

"Oh, iya hyung, aku ambilkan dulu kunci nya" jawab Lim, dia kembali masuk ke kamar nya untuk mengambil kunci motor.

Brreemm. . . Breemm. . .

Suara motor milik Lim terdengar memasuki pekarangan rumah keluarga Choi.

Erick yang sudah hafal dengan suara motor itu pun langsung membuka lebar kedua matanya, dia terhenyak kaget, sang bocah segera melompat dari atas kasurnya, dan berlari keluar rumah untuk melihat aksi Lim seperti biasanya.

Dan. . .

"Daddy" teriaknya antusias melihat sang ayah menaiki motor berwarna kuning.

"Kemarilah" ajak Seung-hyun pada Erick yang langsung mendekati sang  ayah.

Hap

Seung-hyun mengangkat dan mendudukan sang putra di depan nya, Erick tak bisa menahan senyum nya, dia tak percaya bisa menaiki motor impian nya.

"Kita jalan-jalan ne" ucap Seung-hyun melajukan motor Lim meninggalkan kediaman nya.

"Daddy beli motor baru momm?" Tanya Tzuyu menghampiri sang mommy yang sedang menyiapkan sarapan.

"Tidak, daddy meminjam motor Lim oppa" beritahu Irene, oppa yang dia sebut adalah panggilan Tzuyu pada Lim.

Wajah Erick begitu girang, dia terus berteriak karena terlalu senang, ekspresi murung nya yang sudah dua hari setia menghiasi wajahnya pun menguap begitu saja, sang ayah tentu saja ikut senang melihat perubahan wajah sang putra.

#TBC

DragosteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang