Here we go. . .
Cerita ini memang berdasarkan kisah nyata, tapi tidak semua, kisah ini berasal dari seorang Irene, seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, dia tinggal bersama suami dan anak-anaknya di rumah peninggalan orang tua nya, sang suami pemilik toko sepatu di luar kota, jadi Seung-hyun lebih banyak menghabiskan waktu nya diluar kota, sampai akhirnya dia terjerat kasus narkoba, video penangkapan nya waktu itu memang beredar luas di kalangan tertentu, dan kebetulan aku pernah melihatnya, dan soal resto itu, sebenernya adalah kantin di sebuah sekolahan smu negeri, bocah bernama Erick itu sering datang ke bengkel diantar Irene untuk sekedar membeli oli, atau barang-barang kecil lain nya guna memperbaiki motornya, dulu yang antar Seung-hyun sebelum dia kena kasus, hanya itu kisah asli nya, kejadian ini baru sekitar 1,5 tahun yang lalu terjadi, sekarang Seung-hyun sudah bebas, tapi dia jarang keluar rumah, bahkan bisa dibilang hampir tidak pernah keluar rumah, mereka tidak bercerai, kisah cinta di sini itu cuma karangan ku saja, kenapa ku bikin tokoh Lim ini pemilik bengkel?, itu sengaja untuk menciptakan moment dengan Erick, agar aku punya alasan untuk bisa menciptakan interaksi antara Lim dan Erick, itu saja.
Jika ada yang bilang karakter Lim di cerita ku ngga bisa masuk di kamu, ya teranglah ngga bisa masuk, orang yang kamu bayangin Lim itu aku, hanya karena readerku manggil nya bang Lim, dan kamu itu haters ku.
Jika ada yang bilang karakter Lim tidak sesuai dengan aslinya, ya iya lah beda, disini saya cuma pinjam bentuk fisik dan nama dari Lisa Blackpink, yang jelas-jelas dia cewek, dan di karakter cerita saya dia jadi cowok, masa iya bentuk cowok karakter cewek?, tentu karakter yang ada pada Lim disini itu beda dengan Lisa, karena Lim disini itu karakternya hanya hasil dari imajinasi saja, cuma buatan dari outhornya, jelas lah beda, jika ingin yang karakter nya sama dengan aslinya, jangan baca cerita dengan hastag bxg, genben atau crossgender mbak, anda salah lapak, jika kamu bilang karakter Lim kamu anggap pembunuhan karakter karena tidak sesuai dengan Lisa asli, lalu bagaimana dengan Reza Rahardian yang memerankan Habibie, tokoh mana yang di bunuh karakter nya? jadi jangan bilang soal pembunuhan karakter, itu membuatku tertawa.
Soal panggilan bang Lim yang ditujukan oleh reader-nim pada ku, itu bukan atas permintaanku, tapi karena readerku cukup cerdas dan tak berotak dangkal seperti mu, jadi mereka menganggap ini hanya untuk seru-seruan, lucu-lucuan, kalau aku yang minta, lalu buat apa aku tulis nama asli ku di biodataku? Jadi, jangan protes pada ku.
Jika kamu berpikir semua karakter Lim diceritaku itu aku, ya itu aku, bukan Lim doang, Rose, Jennie, Jisoo, Mina, Krystal, Irene, Seohyun, Tiffany, Seulgi, Sinb dan lain-lain yang menjadi cast dalam semua cerita itu saya semua, karena apa? Karena saya yang menulis nya, jadi saya harus bisa menjadi mereka semua ketika settingan cerita dilihat dari sudut pandang masing-masing katakter, SAMPAI SINI PAHAM?
Dan kenapa judul nya Dragoste, itu adalah bahasa Rumania yang artinya cinta.
Cinta yang tumbuh diantara Lim dan Irene karena ketidaksengajaan, dan tidak di rencanakan, cinta itu misterius, kadang hanya berawal dari tatapan singkat saja juga sudah mampu menimbulkan perasaan cinta.
Terima kasih untuk kalian para reader-nim atas apresiasi kalian, tanpa kalian cerita ini tidak ada apa-apa nya, terima kasih untuk kalian-kalian yang sudah rajin komen dan vote, maaf jika aku terpaksa mengeluarkan uneg-uneg yang dari kemarin udah ketahan, sekali lagi maaf ya, malah kesan nya jadi curhat.
Terima kasih juga buat NopekRolez atas editan foto nya.
Hanya karena satu mulut sampah, itu tidak akan memadamkan semangat saya dalam terus berkarya, menciptakan sebuah cerita, omong kosong anda tak sebanding dengan ratusan orang yang masih mendukung saya, menunggu cerita baru bikinan saya, dan peduli dengan cerita-cerita saya.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste
RandomCinta yang sebenarnya selalu datang tanpa sengaja, tanpa rencana, dan tanpa dinyana, semua mengalir sewajarnya, sampai dia tiba-tiba datang, tanpa memandang pada siapa, kenapa, dan mengapa.