6. Berjuang

2.1K 242 42
                                    

Irene memasuki kantor polisi tempat sang suami ditahan, proses hukum sedang berlangsung, jadi Seung-hyun belum dipindahkan ke rumah tahanan, tangan nya menenteng papper bag berisi makanan lezat untuk sang suami.

Setelah petugas mengechek dan memastikan apa yang dibawa Irene itu steril, dia mempersilakan Irene masuk menemui sang suami.

"Irene-ahh" seru Seung-hyun menyambut kedatangan sang istri, dengan tergesa dia menghampiri pintu tahanan dimana menampak kan tubuh mungil Irene berdiri dengan membawa beberapa bungkusan.

"Oppa" Irene tersenyum manis pada sang suami, keduanya duduk dilantai dipisahkan jeruji besi yang mengurung Seung-hyun.

"Aku membawakan oppa makan siang, makan lah selagi masih hangat oppa" beritahu Irene, Seung-hyun mengangguk senang, sang istri dengan cekatan segera menyiapkan makan siang untuk suaminya dan menyerahkan nya dari sela-sela besi yang tak terlalu lebar.

Seung-hyun menyantap masakan sang istri dengan lahap, Irene yang melihat itu, hatinya terasa ingin menjerit, tapi demi sang suami tercinta, dia hanya bisa menahan nya, tangan nya terulur untuk mengusap dan merapikan rambut sang suami yang fokus pada makanan nya, tak jauh berbeda dengan Irene, Seung-hyun rasanya juga ingin menangis sekarang, merasa bersalah telah membuat kecewa seorang yang dia cintai dan orang itu masih mau berjuang untuknya dan bahkan masih memberinya perhatian dan rasa nyaman meski hanya lewat sentuhan ringan, tenggorokan nya terasa sakit untuk menelan makanan karena menahan tangis, tapi dia tetap memaksakan diri untuk menelan nya.

Dan dibengkel, Lim masih memikirkan kejadian semalam, dia terus menolak kebenaran bahwa yang dibawa oleh polisi malam itu adalah Seung-hyun.

Ting

Saat Lim sedang melanglang buana dengan pikiran nya, tiba-tiba ponselnya bergetar, sebuah pesan masuk.

"Seulgi" gumam Lim membaca si pengirim pesan, Lim pun segera membuka nya.

Duar

Lim terkejut membuka pesan dari sepupu nya yang berisi sebuah video  yang kurang lebih berdurasi 60 detik, wajahnya menegang membaca caption pada video itu.

"Dua orang pengedar dan pemakai narkoba, tertangkap tangan tengah melakukan transaksi"

"Sinb-ahh" panggil Lim mendekat pada sang anak buah.

"Wae?" Jawab Mbih acuh karena dia sedang bersantai di kursi depan bengkel.

"Dugaan kita ternyata salah" ucap Lim

"Dugaan apa?" Tanya Mbih tak mengerti.

"Seung-hyun hyung" lanjut Lim

"Uhum, lalu?" Tanya Mbih lagi.

"Dia tidak sakit diabet, tapi dia pemakai narkoba" jelas Lim

"Tahu dari mana?" Tanya Sinb tak percaya.

"Ini video penangkapan nya, aku ada di tempat kejadian semalam, tapi video itu aku dapat dari Seulgi" Lim menyodorkan ponsel nya pada Sinb.

Mulut Sinb terbuka lebar, menganga tak percaya dengan apa yang dia lihat di ponsel boss nya itu, bahkan adegan dimana pelipis Seung-hyun dipukul dengan gagang pistol pun membuat nya meringis ikut menahan nyeri.

"Astaga hyung, apa yang ada dipikiranmu sampai terjerumus pada barang terlarang itu" gumam Sinb meratapi nasib Seung-hyun.

"Erick, aku memikirkan bocah itu" lirih Lim.

Kembali ke kantor polisi

Irene mengemasi bekas makan suami nya, dia bahkan juga membawakan untuk teman yang ikut menjerumuskan Seung-hyun pada masalah hukum seperti ini, Irene terlalu baik bukan.

DragosteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang