Irene memang terpuruk oleh perpisahan nya dengan Seung-hyun, tapi dia tak ingin terlalu lama larut dalam kesedihan, karena ini berpengaruh pada kejiwaan anak-anaknya juga, meski di depan Erick dan Tzuyu, Irene selalu tersenyum, tapi setiap malam, anak-anak selalu mendapati sang mommy menangis sendirian di kamar nya.
"Momm" Tzuyu mengintip ke dalam kamar orang tua nya, Irene segera mengusap air matanya, menoleh ke belakang dimana sang putri tengan menatap nya khawatir.
"Yaa sayang, kemarilah" jawab Irene, Tzuyu mendekati mommy nya yang sedang berbaring, lalu memeluknya dari belakang dan menyembunyikan wajahnya dileher sang ibu.
"Tell me momm, what happen with you?" Bujuk Tzuyu, air mata Irene kembali menetes membasahi rambut putri nya, Irene pun menceritakan apa yang terjadi pada nya, memberi dia pengertian tentang status nya dengan sang daddy, Tzuyu pun menarik diri dari mommy nya, duduk berhadapan dengan Irene dan mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut sang ibu.
Wajah Tzuyu memerah, dia sangat marah pada sang ayah, yang sudah dua kali menyakiti hati mommy nya.
"Tzuyu benci daddy" ucap sang putri serak karena tangis kecewa nya.
"Tidak, jangan benci daddy mu sayang, daddy mu tidak jahat, keadaan yang membuat semua jadi begini" Irene merengkuh tubuh putri nya, memberi pengertian agar tak membenci sang ayah.
Tzuyu hanya mengangguk dalam pelukan mommy nya.
"Mommy masih punya aku dan Erick, semua bisa kita lalui bertiga, okey momm?" Tzuyu yang dewasa menghibur mommy nya.
"Kami akan selalu ada buat mommy" lanjut Tzuyu masih dengan senggukan nya.
Disuatu minggu pagi
Erick terlihat duduk berjongkok sambil menatap sepeda motor nya, sepeda motor trail baru dengan mesin sungguhan, bibir nya cemberut, dia belum sempat belajar menaiki motor itu, tapi sang ayah keburu pergi.Suho tetangga sebelah tahu, betapa ingin bocah itu menaiki motor barunya yang bahkan, jok nya saja masih terbungkus plastik.
Suho menghampiri Erick, dengan senyuman nya.
"Mau belajar naik itu?" Tanya Suho pada Erick, sang bocah menoleh.
"Tidak paman, Erick akan menunggu daddy untuk mengajari Erick naik sepeda motor ini" jawab Erick polos sambil mendongak menatap sang pria dewasa.
"Ayo, paman ajari" bujuk Suho yang ingin mengambil hati sang bocah, Erick menggeleng.
"Jika menunggu daddy mu bebas dari penjara, itu masih sangat lama, selama lebih dari 10 tahun lagi" mulut jahat Suho mulai mencemari pikiran Erick, kedua tangan membuka lebar menunjukan ke 10 jari nya, Erick terdiam, tak ada pikiran macam-macam dikepalanya, dia juga tidak mengerti dengan ucapan jahat Suho, setahu dia, Suho begitu baik mau mengajari nya belajar naik sepeda motor.
"Baiklah, Erick ambil helm dulu paman" pamit nya, dan senyum licik Suho pun mengembang, usaha nya berhasil, dia akan mendekati anak nya dulu, baru kemudian ibu nya.
Dan mereka pun pergi untuk belajar naik motor ke taman dekat jalan raya utama, Suho belum lah mengetahui status Irene yang sekarang.
Sementara Irene, kesibukan mengurus resto kecilnya membuat dia lupa pada Erick, setahu dia, Erick sudah senang bermain dengan Suho, pria yang dari dulu berusaha untuk mengambil hati nya.
Dan Lim juga sering melihat Suho mengantar Erick ke resto setelah puas bermain.
Dibantu sang mommy, bocah yang sekarang sudah menginjak usia 9 tahun itu pun menyeberang menuju ke bengkel Lim.
"Hey boy" sapa Lim yang sedang duduk diatas bangku pendek dan kecil karena sedang menservice motor, sang bocah tersenyum, lalu duduk disebelah Lim.
"Hyung" panggilnya.
"Yaa?" Jawab Lim
"Erick mau mencari oli mesin motor 4 tak hyung" sang bocah mengutarakan niat nya.
Sementara di resto, Irene duduk menemani Suho yang mengunjungi nya.
"Ayolah Irene-ahh, ceraikan Seung-hyun dan menikahlah denganku" rayu Suho membuat Irene tak nyaman.
"Aku akan mencukupi semua kebutuhanmu bersama anak-anak, kamu tak perlu bekerja keras seperti ini" mulut manis Suho terus beraksi, Irene semakin tak tahan, tapi dia tak tahu harus berbuat apa.
"Mommy" teriak Erick menyelamatkan sang ibu dari suasana canggung, Irene segera beranjak menyambut sang putra.
"Lim" sapa Irene karena melihat tangan kiri Erick berada di genggaman seorang pria dan ternyata itu adalah Lim.
Yang disapa hanya tersenyum, Suho jengah melihat pemandangan di depan nya, dari dulu dia memang tidak suka dengan Lim yang dia anggap sebagai pesaing nya.
"Paman suho" girang Erick
"Ayo kita latihan lagi, paman tadi menyuruhku membeli oli mesin kan, ini oli nya" lanjut Erick
"Ayo paman" Erick menarik tangan kanan Suho, Irene terkikik melihat wajah cemberut Suho, yang dalam hati sangat ingin berteriak, karena rencana nya mengusir halus Erick agar bisa berduaan dengan Irene menjadi gagal total, malah Lim yang sekarang berduaan saja dengan Irene di resto, sepanjang jalan Suho terus merutuki dirinya sendiri.
"Mau minum apa Lim?" Tanya Irene setelah Erick dan Suho menghilang dari balik pintu.
"Air dingin saja noona" jawab Lim duduk di depan meja pantry, lalu mengobrol bersama Irene, Lim sudah tahu jika Irene akhirnya menyetujui untuk bercerai dari Seung-hyun, semenjak dia menolong Irene yang pingsan kala itu, membuat keduanya menjadi bersahabat.
Saat kedua nya asyik mengobrol, resto tiba-tiba kedatangan pelanggan, Lim pun membantu mengantarkan pesanan ke meja pelanggan.
Irene menatap cemas pada jam dinding yang menempel tepat diatas pintu masuk.
"Hey, ada apa noona?" Tanya Lim yang mampu membaca kegelisahan Irene.
"Resto sedang ramai, padahal aku harus menjemput Tzuyu di stasiun" jawab Irene.
"Biar aku yang jemput, tapi sebelum itu, noona tulis nomor ponsel milik noona dan Tzuyu dulu" Lim menyodorkan ponsel nya pada Irene.
"Baiklah, tuliskan juga nomor mu disini" pinta Irene, mereka pun saling bertukar ponsel untuk menyimpan nomor masing-masing.
"Aku berangkat ne" pamit Lim
"Ne, hati-hati, dan trima kasih sebelum nya" jawab Irene.
Dan di stasiun
Tzuyu kebingungan mencari mommy nya, dia mulai panik karena tak tahu tata cara menaiki kendaraan umum, saat dia mulai mengedarkan tatapan nya dengan wajah cemas, tiba-tiba. . .
Sret
Sebuah lengan putih mulus melingkar di bahunya, Tzuyu menatap tangan itu, lalu menoleh ke kiri, pada si pemilik lengan.
"Oppa" kaget nya lega, karena mengenal pria yang sedang merangkul nya itu.
"Anak nakal, dari mana kamu?" Ucap si pria yang tak lain adalah Lim, dia mendekap kepala Tzuyu, lalu tangan kiri nya pura-pura menjitak kepala sang gadis.
"Oppa" protes Tzuyu manja.
"Aku baru pulang dari bermain di rumah Yoong oppa bersama Seo aunty" jawab Tzuyu cemberut, pura-pura kesal dengan perilaku Lim padanya.
"Ayo cepat pulang dengan oppa, resto mommy sedang ramai, jadi kamu harus membantu nya ne" pesan Lim membawa Tzuyu ke parkiran motor.
"Ne oppa" jawab Tzuyu semangat, lengan kiri nya melingkar dipinggang Lim sambil tersenyum polos pada sang pria.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste
De TodoCinta yang sebenarnya selalu datang tanpa sengaja, tanpa rencana, dan tanpa dinyana, semua mengalir sewajarnya, sampai dia tiba-tiba datang, tanpa memandang pada siapa, kenapa, dan mengapa.