Irene menitipkan resto nya pada Sungjae dan Joy pegawainya, hari ini dia akan mencari kampus untuk sang putri, bersama Lim, sedangkan Erick di titipkan pada Seohyun di rumah, mereka pergi dengan mengendarai mobil milik Seo, dan Lim yang menyetir.
Mereka menuju kampus yang dipilih oleh Tzuyu, karena sahabat baiknya Somi, juga berkuliah disini, Lim mengikuti kemana Irene melangkah dengan Tzuyu yang bergelendot manja layaknya seorang dongsaeng pada oppa nya.
"Nanti, disini aku akan menjadi seorang primadonna kampus" sombong Tzuyu saat mereka hendak meninggalkan gedung, dan masih memeluk lengan Lim.
"Mana ada primadonna kampus masih diantar kuliah oleh mommy nya" cibir Lim meledek, dia melepaskan diri dari cengkraman Tzuyu dan berlari menghindar dari amukan sang gadis.
"Yak oppa!, berani nya meledek ku" kesal Tzuyu mengejar Lim, Irene hanya menggeleng melihat kelakuan putri dan kekasih nya itu.
Begitu juga saat mereka berhenti disebuah restoran untuk makan siang, Tzuyu tanpa sungkan akan mengambil beberapa potong daging atau sayuran dari atas piring Lim yang tidak mempermasalahkan kelakuan sang gadis pada nya.
"Mommy, nanti tak perlu lagi mengantarku dengan bus umum" ucap Tzuyu dengan sumpit yang sudah menjelajah diatas piring Lim.
"Tidak, mommy tak akan membiarkan Tyuzu berangkat sendiri" tolak Irene
"Siapa bilang Tzuyu akan berangkat sendiri momm, Tzuyu akan berangkat dengan Lim oppa, ya kan oppa?" Modus Tzuyu tanpa meminta persetujuan dari Lim.
"Tidak masalah selama itu ada tarif nya" canda Lim acuh.
Plak
"Ish oppa perhitungan sekali" kesal Tzuyu memukul lengan kanan Lim.
"Momm, sekalian belanja peralatan kuliah ne?" Tanya Tzuyu meminta persetujuan sang mommy, Irene mengangguk.
"Ayo, oppa bantu memilihnya untuk ku" seret Tzuyu pada lengan kiri Lim, mereka tadi memang makan siang di sebuah restauran yang ada di foodcourd sebuah mall.
Selama belanja, Tzuyu terus menyeret Lim ke sana ke sini.
Sesampai di rumah, Tzuyu membongkar belanjaan nya di depan tv, membuat Erick yang melihat itu cemburu.
"Buat Erick momm?" Protes nya pada sang mommy, Irene gelagapan tak tahu harus menjawab apa.
Lim meraih pinggang sang bocah dan memangku nya.
"Bulan kemarin waktu kenaikan kelas kan Erick sudah belanja, dan noona belum kan" jelas Lim untuk meredakan kecemburuan sang bocah, Erick terap merajuk, memanyunkan bibir nya cemberut.
"Okey, sebagai ganti nya, kita ke mini market ne" bujuk Lim.
"Naik motor ya" tawar Erick.
"Baiklah" Lim mengalah
"Aku ikut" Tzuyu tetap tak mau ketinggalan, sementara Erick sudah menarik tangan kanan Lim keluar rumah, mereka berboncengan menuju mini market terdekat dengan motor trail milik Lim.
"Bukan kah itu terlihat menggemaskan, seorang hot daddy bersama anak-anaknya" gemas Seo, Yoong terbahak meledek Irene yang wajah nya sudah memerah.
Bugh
Dia melempar Yoong dengan bantal sofa karena malu terus di goda.
"Kapan rencana nya unnie akan memberitahu anak-anak?" Tanya Seo
"Unnie belum tahu Seohyun-ahh" jawab Irene lirih
"Unnie belum siap, mengingat Erick begitu dekat dengan Seung-hyun oppa, aku takut dia tak akan mau menerima kehadiran Lim" lanjut nya lagi.
"Bukan kah Erick dan Lim juga begitu dekat, pasti Erick akan mudah menerima kehadiran Lim" sahut Seo.
"Karena itu lah, kedekatan mereka membuat unnie takut jika Erick tiba-tiba harus menerima sebuah perubahan status yang mungkin belum ada dalam pikiran nya saat ini" cemas Irene.
Lim, Tzuyu dan Erick tak langsung pulang, mereka malah ke taman untuk menghabiskan snack yang mereka beli dengan merampok isi dompet Lim.
"Tzuyu-ahh" panggil Lim, pada gadis yang sedang menikmati cup es krim nya itu.
"Ne oppa?" Jawab nya.
"Belajar yang sungguh-sungguh ne, buat daddy dan mommy yang sudah kerja keras selama ini, merasa bangga pada mu" nasihat Lim.
"Ne oppa" sahut Tzuyu
"Jadilah contoh yang bagus buat Erick" lanjut Lim lagi.
"Pasti oppa, percayalah pada Tzuyu" sang gadis begitu yakin menjawab.
Hari sudah hampir gelap, tapi Lim dan anak-anak belum juga pulang, hal ini tentu membuat Irene dan yang lain khawatir, dia pun menelpone Lim dengan video call.
"Hallo" sapa Lim dengan senyum nya, Erick langsung naik ke pangkuan Lim.
"Hi mommy" sekarang layar ponsel Lim penuh dengan wajah Erick semua, Irene tak bisa menutupi tawanya melihat kelakukan jahil sang putra.
"Yaa, ini Tzuyu mommy" sang putri menarik wajah Lim dan Erick ke kanan dan ke kiri untuk membuka ruang bagi nya.
"Ya ya ya noona" protes Erick dengan tangan menggapai-gapai hendak meraih ponsel Lim dan muka nya menjauh dari layar.
"Tzuyu-ahh, singkirkan tangan mu" giliran Lim yang protes karena tangan kirinya menahan Erick, tangan kanan nya memegang ponsel, sementara tubuh nya nyaris jatuh karena dorongan tangan Tzuyu.
Irene, Seo dan Yoong ikut tegang menyaksikan dilayar ponsel Irene apa yang akan terjadi selanjut nya.
Dug
Ponsel Lim terjatuh
"Aduh, pantat ku" erang Erick membuat tawa yang ada di rumah pun pecah terbahak-bahak.
Dan hari pertama kuliah Tzuyu pun di mulai, jantung nya berdebar, sambil menunggu Lim di depan rumah nya, bersama Erick dan sang mommy, kedua tangan nya pun mendingin semua, karena grogi.
"Nah, itu oppa datang" beritahu Irene yang kemudian memakaikan helm pada Erick, Tzuyu juga berdiri, bersiap-siap memakai jaket dan helm nya.
"Siap?" Tanya Lim, Erick mengacungkan jempol nya, kali ini Erick yang lebih dulu diantar karena dia yang paling dekat sekolah nya.
Sang bocah turun dari motor dengan bantuan Lim.
"Sampai jumpa hyung/noona" pamit Erick sambil melambaikan tangan nya dan berlari memasuki gerbang sekolah, Lim pun kemudian mengantar Tzuyu ke kampus nya, dan di depan pintu gerbang, Somi sudah menunggu nya.
"Semangat ya, jangan takut, semua akan baik-baik saja selama kamu tidak mencari masalah, hubungi aku jika butuh sesuatu" pesan Lim sebelum meninggalkan Tzuyu.
"Ne oppa, hati-hati" Tzuyu mengangguk dengan semua nasehat Lim dan melambaikan tangan nya.
"Woah, mahasiswi baru sudah punya kekasih rupanya" goda Somi pada Tzuyu yang berjalan mendekat ke arah nya.
"Bukan, dia sahabat mommy, aku sudah menganggapnya seperti oppa ku sendiri" jawab Tzuyu santai, mereka pun kemudian masuk ke area gedung kampus bersama.
"Ohh, sahabat, bukan teman kencan?" Tebak Somi polos, mendengar ucapan sang sahabat, Tzuyu menghentikan langkah nya, menatap tajam pada Somi.
"Wae?, apa aku salah bicara?" Tanya Somi tanpa dosa.
"Setahuku, jarang ada yang namanya persahabatan antara lawan jenis, yang benar-benar tulus tanpa melibatkan perasaan" lagi Somi berseloroh tanpa memikirkan perasaan sahabat nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste
RandomCinta yang sebenarnya selalu datang tanpa sengaja, tanpa rencana, dan tanpa dinyana, semua mengalir sewajarnya, sampai dia tiba-tiba datang, tanpa memandang pada siapa, kenapa, dan mengapa.