Irene dan Sinb kebetulan datang bersamaan ke bengkel Lim, setiap jam makan siang Sinb memang akan pulang.
"Noona" sapa Sinb yang berpapasan dengan Irene di depan bengkel, Irene terlihat membawa sesuatu ditangan nya.
"Sinb-ahh, apa kamu sudah makan?" Tanya Irene berbasa basi.
"Sudah noona" jawab Sinb
"Kalau begitu, ini untuk mu" Irene menyodorkan cup cake untuk Sinb
"Trima kasih noona" jawab Sinb menerima pemberian Irene.
"Ne, apa Lim ada di dalam?" Tanya Irene.
"Ada, noona masuk saja" jawab Sinb
"Baiklah" Irene masuk ke tempat Lim bekerja, sang pemuda terlihat sedang mengechek persediaan spare part di bengkel nya.
"Lim" panggil Irene, sang pemilik nama menoleh.
"Noona" sahut Lim yang kemudian meletakan pena dan bukunya, kemudian menyambut sang tamu.
"Apa kamu sudah makan siang?" Tanya Irene, Lim menggeleng.
"Makan lah, aku membawakan sup pedas dan nasi untuk mu" beritahu Irene yang kemudian mulai membuka bawaan nya dan menyiapkan untuk Lim, yang tak menjawab dan malah terus menatap Irene, sang wanita tampak kikuk dengan tatapan Lim.
Wajah Irene merona salah tingkah ditatap Lim seperti itu, sebenarnya Lim tak ada maksud apa-apa, mungkin karena Irene yang menaruh perasaan lebih pada Lim yang membuatnya canggung, karena jantung nya tak berdetak dengan normal.
"Noona, mulai bulan depan seperti nya Erick akan banyak mengikuti lomba, apa noona tidak keberatan?" Tanya Lim, Irene menyodorkan makanan nya pada Lim yang langsung melahap nya.
"Jika itu tidak mengganggu sekolah Erick, tentu aku mengijinkan nya" jawab Irene.
"Tidak, aku hanya mengambil event yang yang diadakan di hari minggu saja" jawab Lim.
Irene menyeberang jalan kembali ke resto nya, dengan membawa peralatan makan bekas Lim tadi.
"Gimana unnie?" Tanya Seo penasaran, dia menyambut kedatangan Irene dengan rasa ingin tahu yang menggunung, Irene terus tersenyum dengan pipi memerah nya sambil menunduk.
"Dia memakan nya sampai habis" jawab Irene terkikik malu-malu.
"Okey, tinggal unnie ajak dia kencan sekarang" ucap Seo tanpa dosa
"Hah?" Irene menatap tak percaya dengan omongan Seohyun.
"Jika dia tak menolak ajakan unnie, berarti dia nyaman di dekat mu" tutur Seo
"Dan unnie tinggal mengungkapkan perasaan unnie saja jika sudah begitu" lanjut Seo, Irene membuka lebar kedua matanya, menatap tajam pada Seo yang tertawa jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste
AlteleCinta yang sebenarnya selalu datang tanpa sengaja, tanpa rencana, dan tanpa dinyana, semua mengalir sewajarnya, sampai dia tiba-tiba datang, tanpa memandang pada siapa, kenapa, dan mengapa.