27. Faktanya

2.4K 281 68
                                    

Hati Tzuyu rupanya telah mengeras, apapun bujukan yang keluar dari mulut sahabatnya, tak membuatnya bergeming, dia tetap pada pendirian nya.

Hari ini Lim datang ke bengkel seperti biasa, usahanya untuk bertemu Tzuyu tetap tak berhasil, sang gadis menolak dan bahkan menghindari Lim.

"Sinb-ahh, aku sudah membagi tugas mu dengan Mark, jaga baik-baik ne" pesan Lim

Sinb malah memeluk erat tubuh boss nya itu.

"Cepat pulang ne, bengkel ini pasti akan sepi tanpa mu" ujar Sinb.

"Astaga, aku bahkan belum berangkat, kamu sudah menyuruhku pulang" seloroh Lim bercanda.

Plak

Sinb memukul kepala belakang Lim

"Aku serius" kesal nya.

"Iya iya" sungut Lim.

"Mark, nurut pada boss Sinb ne" pesan Lim, dan Mark hanya membalas dengan tanda hormat.

"Lim, ayok" potong seorang gadis yang menunggu keponakan nya di depan bengkel.

"Iya, kita berangkat sekarang" sahut Lim yang kemudian berjalan keluar menuju sang aunty, tepat saat Lim keluar dari bengkel, mobil Seo juga datang bersama keluarga Irene, Lim berhenti sejenak, kaki nya seolah terpaku dengan tanah pijakan nya mena...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iya, kita berangkat sekarang" sahut Lim yang kemudian berjalan keluar menuju sang aunty, tepat saat Lim keluar dari bengkel, mobil Seo juga datang bersama keluarga Irene, Lim berhenti sejenak, kaki nya seolah terpaku dengan tanah pijakan nya menatap wanita yang duduk di jok samping pengemudi dengan wajah murung nya.

Rasanya Lim ingin berlari dan memeluk erat wanita pemilik rindu nya itu, tapi apa daya, Tzuyu berada di sana dengan tatapan tajam dan wajah dingin nya, membuat Lim tak berani bergerak, dia tidak ingin keegoisan dan kenekatan nya akan membuat anak-...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya Lim ingin berlari dan memeluk erat wanita pemilik rindu nya itu, tapi apa daya, Tzuyu berada di sana dengan tatapan tajam dan wajah dingin nya, membuat Lim tak berani bergerak, dia tidak ingin keegoisan dan kenekatan nya akan membuat anak-anak jadi membenci nya nanti, begitu juga Irene, anak-anaknya adalah yang utama, jadi dia lebih memilih menuruti apa kata anak nya, meski hati dan perasaan nya yang menjadi taruhan.

Lim dan Irene, masing-masing tetap bertahan pada posisinya, mereka hanya bisa saling berbagi tatapan kerinduan yang sudah menggunung di hati keduanya.

Lim dan Irene, masing-masing tetap bertahan pada posisinya, mereka hanya bisa saling berbagi tatapan kerinduan yang sudah menggunung di hati keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DragosteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang