Kabar kemenangan Erick sebagai juara dunia menyebar begitu cepat, termasuk di Korea, nama Erick langsung menjadi perbincangan, baik di jagat maya atau pun dari mulut ke mulut penduduk korea, kebanyakan mereka menaruh rasa kagum dan bangga pada Erick yang mengharumkan nama Korea di dunia internasional.Lim tak sabar untuk menyambut kedatangan sang putra dari America dengan membawa piala kemenangan sebagai juara dunia.
Dan Erick yang sudah melihat keluarganya dari pintu kedatanganpun segera berlari kecil menuju ke papa nya yang sedang mencari keberadaan nya.
Beberapa orang tidak di kenal yang melihat sosok Erick pun dibuat terbengong kagum berpapasan langsung dengan sang juara dunia, mereka senyum-senyum sendiri tanpa bisa mengalihkan pandangan matanya dari bocah yang sudah beranjak dewasa itu.
"Papa!" Teriak nya pada Lim, yang dipanggil menoleh, Lim mematung menatap sang putra yang berlari ke arahnya dengan trophy ditangan kanan.
Bruk
Erick memeluk tubuh sangat Erat.
"Terima kasih papa, terima kasih" hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Erick, Lim menggigit bibir bawahnya menahan tangis, dia balas memeluk sang putra.
"Tidak, jangan berkata seperti itu, kamu putra ku, kamu tidak berhutang terima kasih pada ayahmu sendiri boy" jawab Lim, Erick menarik tubuhnya dari pelukan sang papa.
"Ini untuk papa" sang putra menyerahkan trophy ditangan kanan nya pada Lim yang menerima nya dengan perasaan bangga.
"Momm" Erick sekarang ganti memeluk sang mommy yang pipinya sudah basah oleh air mata, dia mengusap-usap bahu mommy nya.
"Oppa, Gabby lihat oppa di tv kemarin" gadis kecil itu berusaha menarik perhatian sang oppa dengan menarik-narik jaket yang dikenakan oleh Erick.
"Oh ya?" Erick menunduk menatap dongsaeng nya, dia kemudian menggendong Gabby.
"Iya, Gabby senang lihat oppa di tv" lanjut sang gadis kecil dengan suara lucu nya..
"Oppa tampan tidak di tv?" Tanya Erick menggoda sang adik, Lim dan Irene tersenyum mendengar obrolan kedua putra putri nya yang berjalan di depan orang tua nya menuju parkiran mobil, Gabby menggeleng dengan pertanyaan oppa nya, Erick mengerutkan kening nya mendengar jawaban gadis kecil itu, Gabby terkikik dengan ekspresi oppa nya.
"Oppa akan terlihat tampan jika oppa mau membelikan Gabby es krim" rayu si gadis kecil, mendengar jawaban Gabby, Erick tertawa, dia mencium gemas adik perempuan yang berada di gendongan nya itu.
Erick mendapatkan panggilan wawancara di berbagai stasiun tv nasional dan media asing yang rela meliputnya sampai ke Korea, sebulan full jadwalnya penuh, dia pulang dengan wajah penat nya.
Bruk
Erick menjatuhkan tubuh lelahnya diatas sofa depan tv, Gabby yang tadi nya sedang sibuk mengulum ujung botol susu nya pun bangkit dari rebahan nya di sofa sebelah Erick, dia mendekati oppa nya, botolnya dia taruh asal diatas meja.
"Oppa capek?" Tanya nya polos, Erick mengangguk, tanpa diminta, dengan susah payah Gabby naik keatas punggung Erick.
"Gabby pijitin oppa ya" ucapnya, Erick tersenyum senang dengan perhatian kecil dari si bungsu Gabby.
"Tapi ingat, oppa masih punya hutang es krim sama Gabby" tagih nya membuat Erick terpingkal.
"Baiklah, ayo kita beli es krim sekarang" ajak Erick, rasa lelah nya hilang dengan tingkah dongsaeng nya yang polos dan lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragoste
RandomCinta yang sebenarnya selalu datang tanpa sengaja, tanpa rencana, dan tanpa dinyana, semua mengalir sewajarnya, sampai dia tiba-tiba datang, tanpa memandang pada siapa, kenapa, dan mengapa.