“Pelangi hanya terjadi saat hujan turun. Ketabahan hanya terbentuk saat luka menusuk jiwa.”
•MikaylanAlatas•Happy reading ❤️
*"*"*
"
Ish! Siapa?"desak Kay
"Dia Deva anak IPS 1"papar Alvin
DEG....
Bagai disambar petir di siang bolong hati Kay seketika remuk hancur lebur setelah mendengar ucapan Alvin didepan matanya sendiri.
"Emm lo- Lo serius?" Tanya Kay gugup
"Iya kenapa"tanya Alvin balik
"Yaa gpp, Lo udah lama suka sama Deva" tanya Kay dengan bibir bergetar menahan tangisnya .
"Udah dari kelas 10 cuma gue malu aja mau ngungkapin perasaan gue"jelas Alvin
"Menurut Lo kalau gue nembak Deva , diterima gak ya"lanjutnya
"Emm gue gatau , gue pulang dulu ya ,gue lupa udah janji sama Bang El"bohong Kay, ia sendiri ingin cepat cepat pergi dari tempat itu. Ia tidak kuat menahan air matanya yang sedari tadi ditahannya.
"Eh eh tunggu . Gue anterin" ucap Alvin
"Gausah gue udah SMS bang El dia lagi otw kesini"bohongnya lagi
"Loh bukannya bang El gamau jemput Lo" Alvin pun mulai curiga dengan Kay
"Em anu itu apa bang El udah berubah pikiran"jelasnya,
"Aduh ngomong apa sih gue!! Bego mana percaya Alvin sama gituan . Orang pinter dibegoin ya gak mempan lah dasar Kay pe'a"runtuk Kay dalam hati.
"Lo ngomong apa sih"tanya Alvin
"Aduh udah dulu ya bye"pamit Kay langsung menyambar tas nya dan pergi.
Alvin yang melihat kepergian Kay pun mengangkat bahunya acuh.
Ditempat lain.
Hiks.. hiks..
Tangis Kay pun akhirnya pecah, setelah ia pergi dari kafe itu Kay langsung lari tak tentu arah sambil sesekali menghapus air matanya yang menetes .SAKIT!
Itulah satu kata yang Kay rasakan. Mencintai seseorang dalam diam itulah resikonya. Cinta memang perlu pengorbanan, lalu apakah Kay pernah mengorbankan sesuatu ? Jawabnya pernah , Kay sudah sering kali mengorbankan hatinya ketika ia melihat Alvin dan Deva bersama. Ia menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya.
"KENAPA!!!"
"KENAPAAA!!!!!!"
"Kenapa harus DIA!!???" teriak Kay
"KENAPA GAK GUE AJA KENAPAAA???!!!!""Kenapa Lo gak pernah peka sama perasaan gue hiks hiks"
"Gue benci sama Lo!"
Jauh kaki Kay melangkah meninggalkan tempat menyakitkan. Tapi Kay tak kunjung berhenti ia sudah seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa. Lihatlah penampilannya rambut acak-acakan, muka sembab ,air mata yang terus mengalir dan sepatu yang hilang entah kemana ia hanya nyeker tanpa mengenakan sesuatu .
TIN.. TIN..
Bunyi klakson mobil yang mengejutkan dibelakang Kay tak membuat gadis itu tergejolak kaget. Kay tetap pada kondisi sebelumnya menangis dan menangis tiada henti.
Pandangannya kosong. Ia mengingat lagi ucapan Alvin beberapa jam yang lalu , terngiang-ngiang di kepala Kay sampai seperti kaset rusak yang diputar berkali kali terdengar memekakkan telinga sang pendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAY'S STORY
Teen Fiction[ SLOW UPDATE ] Aku menatap Bima dengan berang, dan yang ditatap malah asik dengan makanan yang seabrek didepannya. Tolong ingatkan Aku untuk menggorok lehernya sepulang sekolah nanti. "MAKAN AJA GUE YANG BAYAR!!!!!" "ALVIN??!!!" Aku kaget kenapa...