Pengumuman [ 22 ] 🍃

2.2K 90 10
                                    

VOTE
tq:)
Enjoy🥂

Terlihat sosok kak Evan yang berdiri diambang pintu. Bertanya dengan nada yang datar.

Wajahnya yang tak berekspresi membuat ruangan semakin pengap. Kak Evan terfokus pada tangan Kak Dev yang masih di pucuk kepala gue.

Kak Dev yang melihat kedatangan kak Evan langsung menjauhkan tangan nya dari sana.

Ekspresi kak Dev pun tak kalah dingin. Padahal sebelum kak Evan datang, dia masih memperlihatkan gummy smile yang membuat siswi mana pun akan jatuh hati bila melihat nya.

"Lo kemana aja?" Kak Dev justru balik bertanya.

Bukannya menjawab pertanyaan. Kak Evan malah melenggang pergi menyisakan kami berdua.

Kak Dev berdecak kesal karena diabaikan. Mereka terlihat tidak akur. Alis gue berhasil terangkat heran melihat interaksi dingin mereka.

"Kak? Kenapa?" Tanya gue dengan hati - hati.

"Dia ngerusak mood gue" jawab kak Dev dingin

"Emang kenapa?"

"Ya gitu deh"

Gue memukul pelan lengan kak Dev. Jawaban macam apa itu? Kaya Gina pas lagi potek aja. Sedangkan yang dipukul hanya menyengir.

"Sana langsung ke gedung serba guna, gue ada urusan"

(Yona terusir gaes)

Kita langsung keluar dari ruangan pengap itu. Baru saja diambang pintu, kak Evan sudah berdiri dihadapan kita.

"Kenapa?" Tanya kak Dev dengan nada tidak suka.

"Bukan lo"

Kak Evan menatap tatapan kak Dev dengan tak kalah dingin. Kemudian balik mematap gue.

"Gue mau ngomong sama dia" ujar kak Evan sambil meraih tangan gue.

Plak

Belum saja tersentuh. Kak Dev lebih dulu menepis tangan Kak Evan.

"Napa sih lo?" Kak Evan meninggikan nada bicara nya.

"Gausah asal samber gitu dong" balas kak Dev tak kalah sewot.

Mereka saling tatap dengan mata elang masing - masing. Gue bertindak cepat mencegah hal yang tidak menyenangkan terjadi.

"Eh udah dong, aku bakal ikut kak Evan pasti penting yang mau diomongin"

Kak Evan tersenyum penuh kemenagan merasa terbela. Berbeda dengan kak Dev yang menatap gue tidak terima.

"Bukannya kak Dev ada urusan? Sana kerjain dulu, nanti ditungguin loh"

Kak Dev tetap berisikeras menolak. Susah payah membujuknya untuk pergi.

"Please kak, kali ini aja" bisik gue pelan.

Kak Dev menghembuskan nafas kasar. Dia akhirnya mengalah. Pergi menjauh. Menyisakan gue dan kak Evan disini.

Kak Evan tersenyum melihat punggung kak Dev yang kian menjauh.

Hey!

Kak Evan tersemyum?

Itu manis, sungguh

Jika kak Evan tidak memiliki sifat dingin. Pasti sudah banyak gadis yang mengantri ingin menjadi kekasih nya.

Kak Evan versi dingin saja banyak yang naksir (termasuk Gina). Apalagi kalo ramah. Diserbu bisa - bisa.

My OSIS Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang