Langit masih gelap. Hawa dingin sangat terasa. Keadaan sekitar berkabut. Ada beberapa anak yang sudah diluar tenda.
"Huft~ dingin" ucap Diva sambil menggosokkan kedua telapak tangan nya.
"Woy! Ayo bangun"
Vina masih berusaha membangunkan yang lain. Mata kita masih belum bisa menerima kenyataan bahwa sudah waktunya melek.
"Napa sih? Ribut banget, masih gelap juga" protes Dhean.
"Subuhan goblok!"
"Santai napa"
"Makanya cepetan bangun"
Yang lain langsung mengambil alat ibadah masing-masing, kemudian keluar tenda satu persatu.
Ini masih pagi buta. Langit bahkan masih berwarna hitam. Sekarang pukul 04.15
"Ngapain lu bangunin kita pagi buta begini hah?" Naila mulai protes lagi.
"Emang harus bangun jam segini Nailaaaa. Liat noh, dah pada keluar tenda"
Kita langsung menatap sekitar. Banyak siswa dengan muka bantal nya yang belum rela untuk bangun.
"Yaudah ayo, ribut amat dari tadi" kata gue.
Kita langsung berjalan menuju masjid di dekat sini. Namanya juga kemah. Pasti wudhu nya ngantri panjang. Gak salah Vina bangunin kita pagi buta kaya gini.
Selain gak perlu ngantri. Kita juga bisa dapat tempat yang baik. Tidak harus di tepi.
Kita berbincang kecil sambil menunggu jama'ah. Hanya Gina yang dari tadi diam saja. Gue juga sedikit takut mengajak nya bicara lebih dulu.
Gina bila sudah marah. Sifatnya sangat dingin dan jutek. Tidak ada balasan antusias seperti biasanya.
Tak betah diam-diaman seperti ini. Gue memutuskan mengajak Gina berbicara.
"Lo gapapa?"
"Gak, cuma masih ngantuk aja"
Gina bahkan tidak menoleh sama sekali. Memilih menatap lurus ke depan. Entah apa yang dilihat nya.
"Lu marah sama gua?"
"Enggak, cuma masih syok aja"
Gaya bicara masih sama saja. Terkesan datar dan tidak peduli. Mungkin Gina sedang tidak mau diganggu.
Tak lama setelah berdiam diri. Kita menunaikan shalat subuh berjamaah. Melaksanakan nya dengan baik hingga akhir.
Kita kembali ke tenda untuk mengikuti kegiatan kemah. Peserta kemah belum diperbolehkan mandi sebelum matahari terbit.
"AYO KE LAPANGAN SEMUA NYA!! KITA SENAM PAGI!!" Teriak senior.
Vina memimpin barisan regu. Menyesuaikan barisan dengan yang lain. Kita bahkan belum ganti baju.
"Anjirlah, gue kira bisa tidur lagi habis shalat" keluh Diva.
Yang lain hanya terkekeh sambil merenggangkan badan nya. Gina masih tidak memperlihatkan respon yang baik.
Gina bahkan menjaga jarak. Dia memilih baris di depan Naila. Sedangkan gue di belakang Naila.
"AYO SEMUA NYA!! BARIS SESUAI REGU!!"
Baik regu laki-laki maupun perempuan sudah menempatkan dirk sesuai ututan barisan yang telah di tentukan.
"Ini udah baris tauk! Gak liat?" Desis Naila.
Gue menyikutnya sambil tersenyum kecil. Bagaimana kalau ada senior yang mendengar ucapan Naila? Entah hukuman apa yang ia dapat.
"SEMUA IKUTIN YA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My OSIS Boyfriend✔
Fiksi Remaja[COMPLETED] -Perlahan puzzle hidupku tersambung, walau menyakitkan "Lo cantik" - Dev "Ck! Gak usah muji. Mau apa?" - Yona "Cuma minta lo jadi pacar gue" - Dev "Huh?" -Yona Kisah? Semua orang punya kisah masing - masing termasuk Yona dan Dev. Walau k...