Jangan lagi [ 34 ] 🍃

2.1K 86 9
                                    

Tak terasa waktu melesat cepat. Tentu saja cepat bagi anak kelas 10 dan 11 yang banyak libur selagi kelas 12 menjalani ujian akhir.

Mereka melewati ujian tersebut dengan baik. Pasti nya sudah menyiapkan diri dari jauh-jauh hari.

Hari ini adalah hari wisuda bang Zan,kak Dev,dan Alvaro. Mereka bisa bernafas lega sekarang.

Saat dirumah kak Dev waktu itu. Kak Dev terus memuji seseorang agar bisa mendapat apa yang dia ingin kan.

Tapi kak Dev terlalu bodoh saat itu. Tentu saja gue akan hadir dalam wisudanya. Karena bang Zan juga wisuda. Gak mungkin kan kalo gak deteng.

Gina juga ikut hadir dalam acara wisuda. Alasan Gina hadir disini juga lumayan aneh. Karena bang Zan yang minta. Berbeda dengan Maura dan Nadia yang tak ada sangkut pautnya dengan wisuda kali ini.

Acara berlangsung dengan lancar. Semua kelas 12 bersorak ria. Mereka sudah melewati masa-masa kritis.

Bang Zan,Alvaro,dan kak Dev lulus dengan nilai yang memuaskan. Untunglah bang Zan gak malu-maluin gitu.

Setelah acara selesai. Kak Dev mengajak kami untuk mengunjungi mall terdekat. Dengan maksud merayakan keberhasilan mereka.

"Kuy ke transmart, yang lulus bakal traktir" kata bang Zan bersemangat.

"Setuju! Kuy" sahut kak Dev.

"Izin dulu tapi" sarkas Gina.

"Ajak Maura sama Nadia gak?" Tanya gue.

"Jangan! Ini sistem penghematan dan tak boleh mengumbar-ngumbar kesenangan" kata bang Zan sok bijak.

"Bilang aja gak mau ngeluarin duit" ejek kak Dev.

Sebelum mereka meneruskan perdebatan. Gina lebih dulu menyuruh untuk izin ke orang tua masing-masing. Tak perlu repot. Kita hanya perlu menelfon saja. Dan diizinkan pergi setelah itu.

"Kak Evan gak ijin?" Tanya Gina heran

Kita semua menatap Alvaro. Hanya dia yang tenang sejak tadi. Tak perlu mengabari siapa pun.

"Orang tua gue gak ada" jawab Alvaro.

Gina yang mendengar itu langsung gelalapan minta maaf. Merasa tidak enak katena melontarkan pertanyaan yang menyinggung.

Gue yang hanya terdiam. Kembali mengingat kejadian beberapa tahun silam. Ingin sekali rasanya bertanya pada Alvaro. Tapi itu sama saja membuka luka lamanya yang sudah diobati susah payah.

"Ayo berangkat sekarang" ajak bang Zan memecah keheningan.

Kita langsung menuju halte. Jarak mall yang dituju tidaklah jauh. Sehingga tak perlu berdesak-desakkan.

Sesampainya disana, kak Dev mengajak kita makan terlebih dahulu. Karena kita belum makan sedari tadi.

"Pesen apa?" Tanya bang Zan.

"Samain aja semua" jawab kak Dev.

Bang Zan memanggil pelayan dan memesan makan yang murah. Dasar gak mau rugi. Tak lama pesanan itu datang.

"Bang, mau yogurt~" rengek gue.

"Kok gue?" Protes bang Zan.

"Katanya tadi traktir,gimana sih?"

"Hemat woy"

"Yah bang~" gue memelas.

Bang Zan memutar bola mata jengah. Yang lain hanya menyimak berdebatan kita.

"Dev, urusin nih temen lo" tunjuk bang Zan.

"Emang temen gue?" Balas kak Dev.

Gina tertawa lepas mendengar itu. Gue melotot sebal. Hanya Alvaro yang paling kalem dari tadi.

My OSIS Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang