My First Love [ 35 ] 🍃

2.3K 89 6
                                    

Keadaan sudah kembali tenang. Kita bergiliran menemani Alvaro. Walau yang lebih sering adalah kak Dev. Gina yang mengurus semua keperluan Alvaro. Sedangkan gue dan bang Zan ikut membantu mereka.

Keadaan Alvaro tak kunjung membaik. Tidak pula memburuk. Kita tetap berisi keras membuatnya sehat kembali.

"Aku mau minta sesuatu" ucap Alvaro.

Membuat kita menghentikan kegiatan masing-masing. Dan mendekat ke ranjang nya.

"Ada apa?" Tanya kak Dev.

"Aku ingin ke pantai menikmati senja" pinta Alvaro.

Kita saling tatap. Tak mengerti kenapa Alvaro meminta hal seperti itu. Kemudian kak Dev menggeleng kuat, tidak memperbolehkan.

"Lo masih belum pulih" cegah kak Dev.

"Iya kak, lain kali aja ya?" Bujuk Gina.

Alvaro menatap kami dengan sendu. Seakan memohon agar permintaan nya dipehuhi.

"Aku janji ini yang terakhir, setelahnya tak ada lagi yang perlu di wujudkan" kata Alvaro memohon.

"Jangan ngomong kaya gitu" timpal bang Zan datar.

"Kumohon~" melas Alvaro.

Kak Dev menghembuskan nafas kasar. Masih ragu untuk mengabulkan permintaan Alvaro. Gina menggigit bibir bawah nya kuat. Mencegah air mata keluar karena perkataan Alvaro.

"Ok, kita ke pantai" final gue.

Yang lain langsung menatap tajam dan mendesis kesal. Berbeda dengan Alvaro yang wajahnya sudah berbinar.

Kak Dev menarik gue keluar ruangan. Sorot matanya tetap tajam meminta penjelasan.

"Kenapa dibolehin sih?!" Kesal kak Dev.

"Aku cuma ingin liat dia tersenyum lagi, walau sebentar"

"Lo sepasrah itu hah?!" Bentak kak Dev.

"Ak-aku ingin lihat dia bahagia lagi kak...hiks"

Kak Dev terdiam sejenak. Dia menangkup kedua pundak gue. Sambil mengusap nya lembut.

"Ok, kita pergi ke pantai"

Gue langsung memeluk erat kak Dev. Dia hanya merengkuh sambil mengangguk pelan.

Kita kembali masuk ke ruangan Alvaro. Menyampaikan keputusan final. Gina sempat membantah awalnya. Tapi berhasil ditenangkan oleh bang Zan.

"Ayo bersiap" perintah kak Dev.

Kita hanya mengangguk dan melaksakan perintah kak Dev. Berkemas seperlunya.

"Tapi..."

Lirihan Alvaro membuat kami sontak menengok dan menghentikan kegiatan.

"Kenapa hm?" Tanya kak Dev.

"Aku cuma ingin pergi dengan Dev dan Yona"

Kita kembali saling tatap. Hanya Gina yang memalingkan wajahnya. Bang Zan yang mengerti keadaan langsung buka suara.

"Baiklah, kita pulang dulu" pamit bang Zan.

Dengan segera bang Zan membawa Gina pergi dari ruangan Alvaro. Menyisakan kami bertiga yang siap berangkat. Kak Dev membantu Alvaro bangkit dari kasur nya.

"Aku bisa sendiri" sangkal Alvaro.

"Jangan sok kuat"

Alvaro langsung memukul lengan kak Dev. Sempat-sempatnya mereka bertengkar.

Kita menuju ruang dokter untuk meminta izin. Awalnya dokter tidak memperbolehkan. Tapi Alvaro terus memelas agar mendapat izin. Dokter itu akhirnya mengalah dan memperbolehkan pasien nya pergi.

My OSIS Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang