Gue sangat terkejut mendengar suara benda jatuh tadi. Ternyata itu Nadia yang sedang terpaku di depan pintu dengan spatula yang jatuh. Gue mengerti maksud reaksinya yang seperti ini.
"Lo ngapain disana?" Tanya gue tenang.
"Lo.. lo ngapain barusan? Itu kak Dev kan? Lo pacaran sama kak Dev huh?"
Gue ikut tergagap mendengar pertanyaan Nadia yang bertubi - tubi. Mungkin Nadia salah paham melihat apa yang terjadi barusan.
"Nanti aja gue jelasin, belom mandi nih"
"Habis itu ceritain ya? Awas lo"
"Iya iya"
Kita pun segera masuk kembali ke rumah. Mamah hanya menggelengkan kepala nya melihat kami masih berdebat.
Badan gue udah lengket banget. Gue langsung naik ke atas buat mandi. Bodo amat sama Nadia yang masih misuh - misuh gak jelas dari tadi.
Gue sengaja mandi nya lama. Buat menghindar dari Nadia. Nanti gimana coba cara jelasin nya? Gak usah detail banget kali ya?
Gue mengangkat bahu memutuskan untuk tidak menjelaskan detailnya. Pasti juga Nadia nanti enggak curiga.
Baru aja keluar dari kamar mandi. Nadia udah nungguin di balkon. Gue menghela nafas kasar. Kemudian berjalan nyamperin Nadia.
"Ceritain gimana kalian bisa sedeket itu?"
"Kita deket semenjak gue dipilih jadi ketua kelompok, pas itu"
"Masa? Terus?"
"Yaudah gitu doang, kak Dev kan sering minta gue ke ruang OSIS buat nyerahin tugas"
"Tapi kok tadi mesra banget?"
"Kak Dev emang suka kaya gitu, mungkin"
"Lo naksir sama kak Dev?"
Gue sontak menatap Nadia. Yang tiba - tiba nanya kaya gitu. Yah, gue emang ada perasaan sih. Tapi kan... ya gitu lah, kalian ngerti kan?
"E..enggak kok, apaan sih nanya kaya gitu"
"Siapa tau lo suka sama dia, kak Dev kan ganteng tuh, eh kak Dev rumah nya deket sini?"
"Iya cuma jarak 2 rumah dari sini"
Nadia hanya ber-oh ria mendengarnya. Gue lega karena dia enggak nanya yang aneh - aneh lagi.
"Btw, kemaren orang yang nabrak lo ngomong apaan?"
"Gak ada, cuma minta maaf"
"Siapa namanya?"
"Nissa"
"Ohh"
Lengang sejenak kita fokus dengan pikiran masing - masing. Melihat sunset yang selalu membuat gue takjub. Memancarkan cahaya jingga nya dengan indah.
"Ayo kita ke bawah" ajak Nadia sambil narik tangan gue.
"Ngapain?"
"Nontan lah, bosen tauk"
"Diluan aja nanti gue nyusul, kan ada abang Zan tuh sama dia aja"
"Yaudah"
Gue kembali menatap sunset. Menghirup udara dalam - dalam. Menghembuskan nya secara perlahan.
"Yona!!"
Gue mencari dari mana suara itu berasal. Tapi di kamar ini cuma ada gue gak ada siapa - siapa lagi.
"Dibawah!!"
Gue sontak menengok bawah. Mata gue menyipit melihat siapa yang ada di bawah sana. Kak Dev? Iya bener itu kak Dev. Ngapain coba dia disana?
KAMU SEDANG MEMBACA
My OSIS Boyfriend✔
Roman pour Adolescents[COMPLETED] -Perlahan puzzle hidupku tersambung, walau menyakitkan "Lo cantik" - Dev "Ck! Gak usah muji. Mau apa?" - Yona "Cuma minta lo jadi pacar gue" - Dev "Huh?" -Yona Kisah? Semua orang punya kisah masing - masing termasuk Yona dan Dev. Walau k...