Termakan Waktu [ 32 ] 🍃

2.1K 86 3
                                    

VOTE!!
TYPO BERTEBARAN :v
BACA NOTE!!
Enjoy🥂

----

Langit-langit ruangan terasa asing. Bau obat dimana-mana. Hawa dingin menyeruak.

"Yona? Kau sudah sadar?"

"Hey! Panggil dokter! Segera!"

Suasana menjadi ribut. Suara mereka bersaut-sautan. Sampai akhirnya dokter datang untuk memeriksa keadaan.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya dokter itu.

Gue hanya menggeleng lemah. Anggota tubuh ini baik-baik saja. Tapi tidak batin dan mental.

Mereka menuliskan sesuatu lalu keluar dari ruangan. Gue hanya terdiam. Masih mencerna semua mimpi yang dialami.

"Hey, dah baikan?"

Suara lembut Gina. Gue langsung mendudukkan diri. Dan menumpahkan semua perasaan sesak ini.

"Gina..hiks..gue inget..semua"

Gina hanya menenangkan sambil tersenyum tulus. Dia tak menyinggung soal masa lalu itu sedikit pun.

"Alvaro mana?"

Gina langsung mengelus pelan surai hitam gue. Dan menarik selimut rumah sakit yang tersibak.

"Lo masih harus istirahat"

Gina beranjak dari tempat duduknya.

"Gue mau ketemu dia. Please"

Gina langsung menghentikan langkahnya. Kembali menatap mata gue yang sudah tergenang air mata.

"Orang tua lo mau kesini sebentar lagi, lain kali kita jenguk ya?" Kata Gina dengan lembut.

"Lain kali kapan?"

"Sampai waktunya tepat untuk menengok nya"

"Waktu,waktu,waktu. Gue benci waktu"

Gina menyodorkan segelas teh hangat. Setidaknya itu cukup menenangkan.

"Semua butuh waktu untuk menjelaskan, tidak bisa dipaksakan"

Gina mengambil alih teh hangat tadi. Kemudian menjelaskan untuk mengerti keadaan.

Ceklek

"Kamu baik-baik aja nak?"

Mamah dan papah langsung menghambur mengecek keadaan. Bertanya ini itu.

"Aku gapapa kok"

"Kalo ada yang sakit bilang ya?" Pesan papah.

"Iya. Bang Zan mana?"

"Dia gak kesini dulu hari ini" jelas mamah.

Kita berbincang-bincang kecil. Sesekali Gina bercerita soal kita berkemah. Dan topik ringan lainnya.

"Kita mau kerumah nenek dulu. Istirahat yang cukup"

Mamah dan papah keluar ruangan setelah menaruh buah-buahan. Tepat setelah mereka pergi, kedua suster masuk memberikan hidangan.

"Bagaimana keadaaan mu?" Tanya salah satu suster itu.

"Udah mendingan"

Suster itu menata makanan pada nakas.

"Dimakan ya? Setelah itu diminum obatnya" pesan suster.

"Iya, terima kasih"

Suster tersebut permisi dari ruangan. Gina mengambil mangkuk berisi bubur ayam tersebut. Kemudian duduk di tepi ranjang.

My OSIS Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang