My OSIS Boyfriend✔

Berharap Lebih? [ 25 ] 🍃

Kelabu

Semua terasa suram
Semua terasa hampa
Semua terasa sepi

Teruntuk 'engkau'

Bisakah kau hilangkan kelabu ini?
Aku lelah menunggu

Dibawah kelabu ini
Ada hal indah dan buruk

Aku hanya meminta satu jawaban

"Kapankah waktu memberi tahu mu?"

Aku sama sekali tak berharap lebih
Karena aku memang sudah tak layak berharap

---

Kita berempat saling tatap. Kak Evan yang dingin kaya es. Bisa nulis puisi sebagus ini.

Mata Gina sudah berkaca - kaca. Gina bahkan tidak tau kenapa dia terharu.

Nadia mengada - ngada kalau itu dibuatkan orang lain. Maura sibuk memfoto kertas itu.

Katanya sih lumayan buat quotes. Biar aesthetic kalo di tulis di note nya.

"Aku boleh gak berharap lebih?" Tanya Gina sembari menatap kertas itu.

"ENGGAK!! GAK BOLEH!!"

Nadia merebut kertas puisi itu dari tangan Gina.

"Jangan sama kak Evan, gue gak setuju" ucap Nadia berapi api.

Maura ikut mengangguk. Menyetujui perkataan Nadia.

"Why?" Gina memelas.

"Ada yang aneh tau gak"

"Aneh gimana?" Gue mulai tertarik dengan perdebatan mereka.

"Kak Evan itu katanya gak pernah deket sama cewe, gue denger kalo kak Evan deket sama salah satu cewe, dia bakal ngilang atau ninggalin gitu aja"

"Maksudnya kak Evan gak suka cewe?" Tanya Gina polos.

Plak!!

"YA BUKAN GITU MAKSUD GUE"

Gina mengusap pelan keningnya yang kena toyor. Kita ngakak aja liatnya.

"Apasih kok malah jadi ngegosip gini? Pulang aja yuk, laper nih"

Kita berjalan menuju halte bus. Semenjak KBM sudah berjalan seperti biasa. Kita sering pulang bareng menaiki transportasi umum.

"Gue pulang bareng bang Zan"

"Oh yaudah, kita duluan ya? Bye"

Kita berpisah di parkiran sekolah. Banyak murid yang menunggu di parkiran.

Karena bosen. Gue nunggu sambil nonton youtube. Sekalian streming EXO.

Tap!

"Ngapain disini?"

Kak Dev menatap layar hp lalu menjujung nya tinggi tinggi biar gue gak bisa ngambil.

"Balikin kak"