Rival [ 10 ] 🍃

3K 127 13
                                    

Badan gue di tarik sehingga benar - benar tidak ada jarak lagi. Bukan meluk tapi kak Dev membisikkan sesuatu tepat di telinga gue.

"Tugas lo cari tahu siapa gue"

Tubuh gue merinding di buatnya. Dia menepuk pelan bahu gue. Kemudian langsung berjalan dengan santai nya.

'Emang kak Dev siapa?'

Pertanyaam itu selalu ada di benak gue saat pertama kali ketemu kak Dev. Gue paling gak suka di bikin penasaran kaya gini.

Gue akhirnya melangkah menuju Meeting Room untuk mencari Gina. Kita temenan sama dia udah lama, jadi dia pasti tau masa lalu itu.

"Gina!!"

Gue melihat Gina lagi duduk di kursi taman sambil membaca novel nya. Mungkin yang lain belum berangkat. Nadia juga kan berangkat bareng bang Zan.

"Apa?"

"Gue mau cerita"

"Kenapa?"

"Gue lagi deket sama kak Dev terus kan---"

"LO DEKET SAMA KAK DE---MPPHTT"

Gue segera menutup mulut Gina yang tiba - tiba teriak.

"Gak usah teriak goblok"

"Maap, terus - terus"

"Lo inget alvaro?"

Dia langsung terpaku mendengar pertanyaan gue. Gina menaruh novel nya di tas kemudian menatap serius.

"Kenapa nanya kaya gitu?"

"Gapapa, tiba - tiba kepikiran "

"Apa hubungan nya sama kak Dev?"

Gue pun menceritakan semua hal secara detail sama Gina. Dia emang temen yang bisa jaga rahasia, dari pada yang lain.

"Anak itu?"

"Iya, lo inget?"

"Yang dulu temen deketnya Alvaro itu kan? Dulu itu kalian suka main bareng"

"Gue, alvaro, dan dia"

Gina mengangguk mengerti apa yang gue maksud. Dia terlihat berfikir sejenak dan kemudian menatap gue kembali.

"Gimana lo bisa nyimpulin kalo kak Dev ada hubungan nya sama masa lalu lo?"

"Cuma feeling aja sih"

Gue mengangkat bahu tak peduli. Hari ini masa terakhir MPLS kemudian minggu depan kita sudah mulai KBM.

"Nadia bukan nya nginep di rumah lo ya?"

"Iya, dia berangkat bareng bang Zan, tuh dia baru dateng"

Gue melihat Nadia di parkiran sama bang Zan. Gina melambaikan tangan menyuruh Nadia kesini.

"Lo lama banget sih"

"Iya tadi abang lo sarapan nya lama banget, jadi gue nunggu dulu deh"

Gue tertawa kecil mendengar penjelasan Nadia. Gina kembali membaca novel nya yang tertunda tadi.

"Maura kok belom berangkat?"

"Biasa dia mah berangkat nya siang"

"Yaudah kita ke Meeting Room aja"

Gue langsung menggendong kembali tas yang tadi di taruh disamping bangku taman. Kemudian bergegas menuju Meeting Room.

"Yon, tumben gak ke ruang OSIS?"

Gue gelagapan sendiri mendengar pertanyaan Nadia yang mengingatkan pada kejadian pagi tadi.

"E-- enggak disuruh"

My OSIS Boyfriend✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang