OUR TIME(S) || PRODUCE X 101

1.4 Family || The view in the morning || Ridiculousness

Cho Family

☀️

"Eeungg" seseorang rupanya telah terbangun dari tidur nyenyaknya lantas mengambil sebuah benda pipih dari atas nakas yang berada di seberang atau berada disamping kekasihnya. Ia dengan hati-hati dalam bergerak agar tidak mengganggu tidur nyenyak seorang malaikat untuk dirinya dan tentu saja untuk keluarganya.

Dia melihat jam pada benda pipih itu.

Hmm baru jam setengah 7 - pikirnya.

Saat ia baru saja ingin meletakkan benda itu kembali ia tiba-tiba saja serasa terkena serangan panik.

"Apaa? Setengah 7? Astagaaaa, Se bangun Se, udah setengah 7 kitaaa telaaat" ujarnya sambil mengguncang tubuh seseorang yang satu ranjang dengan dirinya. 

"Hmmm, apasihh youn, jangan berisik bisa nggak sih?" pria itu berujar dalam keadaan mata masih tertutup rapat. Benar-benar kesal dengan sang suami yang mengganggunya. Padahalkan di dalam mimpinya dia bertemu dengan seorang pangeran tampan namun, pangeran itu tiba-tiba saja hilang saat badannya diguncang oleh seseorang.

Seungyoun menghela nafas pelan, sebisa mungkin untuk tidak panik. "Se, sekarang udah jam 6 lewat, bangun yuk buruan, bangunin anak-anak juga nanti mereka telat" setelah mengatakan itu Seungyoun lantas segara berlari ke arah mandi. Dia tidak mau terlambat untuk berangkat di senin pagi karena, jalanan pasti akan sangat padat. Dan kemacetan di senin pagi sangatlah dia hindari.

Sejin tiba-tiba saja membuka matanya panik lalu segera turun dari tempat tidurnya dan bergegas keluar kamar untuk membangunkan anak-anak terlebih dahulu.
Namun, saat dia keluar ruangan masih lah gelap gulita.

"Sepertinya hujan deras akan turun, gelap banget ini" -pikirnya. Ia pun menyalakan lampu diseluruh ruangan.

Tok, tok, tok

Sejin mengetok pintu anak bungsunya itu dengan sangat barbar.

Tak ada sahutan dari dalam Sejin pun lantas membuka pintu kamar itu. Dan anak bongsornya masih sangat nyaman dengan selimut tebal yang membuat siapa saja tak ingin lepas dari kehangatan yang selimut itu berikan.

Sejin melangkah dengan cepat ke arah anaknya. Lalu menepuk pelan pipi gembulnya itu. Mencoba membangunkannya, namun sia-sia dia tidak juga bangun. Sejin merenggut kesal, anak bongsornya ini memang sangat sulit untuk di bangunkan, benar-benar persis seperti papinya yang sangat sulit untuk bangun.

"Do bangun, udah setengah 7 kamu mau telat? Kamu mau dihukum? Disuruh bersihin kamar mandi? Ayo bangun, ayo" Sejin menyingkap selimut yang menyelimuti badan besar si bungsu sambil mencubit gemas pipi gembulnya.

"Eunggg mami, 5 menit lagi mii Dohyon janji deh 5 menit lagi yah" gumamnya lalu membalikkan tubuhnya menjadi memunggungi si mami.

"Nggak ada 5 menit, bangun cepat, ini udah setengah 7 dodo sayaaang" kalau saja Dohyon itu adalah si suami, sudah dipastikan saat ini Sejin pasti sudah menendangnya agar terjatuh dari tempat tidur. Namun, ini adalah anaknya, harta yang paling berharga untuknya tentu saja.

Dohyon lantas terbangun lalu menatap mamanya dengan bola mata yang hampir keluar dari tempatnya.

"OH NOO, OH MY GOD, MAMI KENAPA TIDAK MEMBANGUN DOHYON DARITADI?" Dohyon berteriak histeris saat mengetahui sekarang sudah pukul setengah 7 pagi dari sang mami. Membuat sang mami lantas menutup telinganya takut jika saja telinganya tiba-tiba tidak bisa mendengar.

Dohyon segera berlari masuk ke kamar mandi. Membuat Sejin akhirnya menghela nafas lega.

"Seungyoun sudah bersiap-siap, Dohyon pun sudah bangun, sekarang tinggal 2 masalah lagi. Ayo semangat Sejin" Sejin menyemangati dirinya sendiri, rasanya baru saja dirinya terlelap 5 jam yang lalu. Dan tentu saja rasa lelahnya benar-benar tidak main-main. Sejin segera bangkit dari duduknya lantas keluar dari kamar si bungsu menuju kamar sebelah kanan -kamar anak pertamanya- namun, saat ia hendak mengetok pintu berwarna coklat tua itu ia melihat sebuah cahaya lampu dari dalam kamar. Dan berpikir bahwa anak pertamanya telah bangun, lalu segera bergegas berbalik arah menuju kamar anak keduanya yang berada di sebelah kiri si bungsu.