Merajuk

401 43 0
                                    

🌱

Byungchan tengah menyandarkan badannya pada headboard kasur sambil sesekali melirik kesal ke arah Seungwoo yang saat ini tengah sibuk dengan berbagai macam tumpukan kertas.

Seungwoo yang merasakan tatapan kekasihnya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil diantara banyaknya pekerjaannya saat ini.

Dengan perasaan bosan sekaligus lapar Byungchan turun dari tempat tidurnya dan meninggalkan Seungwoo sendirian di dalam kamar yang mereka tempati saat ini. Sedangkan Seungwoo hanya perlu fokus sedikit lagi.

Byungchan menghela nafas saat membuka pintu kulkas, dia baru teringat mereka baru saja tiba di kota ini pagi tadi tentu saja tak ada makanan di dapur. Akan tetapi untungnya ada secarik kertas dan sepertinya itu pesan antar makanan.

Dengan segera dan tanpa berpikir Byungchan tentu saja menelpon dan segera mengatakan pesannya.

"Aku nggak di pesankan juga?" belum sempat Byungchan menutup telponnya sebuah tangan telah melingkar pada pinggangnya sambil mengecup pelipis kekasihnya itu.

Byungchan mendengus kecil, selalu saja seperti ini. Seungwoo selalu membuatnya kaget. "Aku pesanin lah, walaupun gini aku nggak mau kamu sampe sakit juga" omelnya sambil menekuk wajahnya.

Seungwoo tertawa membuat Byungchan semakin kesal. "Han Byungchan masih marah yah?" yang ditanya hanya diam. 

"Anak-anak kan udah besar sayang, udah bisa ditinggal. Umur mereka juga bentar lagi 19 tahun, udah lama loh kita nggak pernah liburan berdua lagi" ucapnya lagi, masih terus menarik perhatian Byungchan.

Byungchan menghela nafasnya sambil merasakan usapan tangan Seungwoo yang begitu lembut di perutnya. "Tapi kan kasihan anak-anak Woo, siapa yang masakin mereka pas pagi? Malam mereka makan apa? Masa makan yang nggak bergizi. Belum lagi si Dongpyo tau sendiri kan sukanya ngemil terus, kalo nggak diperhatiin bisa-bisa dia nggak makan-makanan pokok seharian"

Seungwoo mengecup tengkuk Byungchan dengan lembut membuat Byungchan kembali merenggut. "Tuh kan, aku sudah duga, liburan kita berdua yang kamu maksud tuh lain. Bukan liburan jalan-jalan keluar sana"

Seungwoo membalikkan badan Byungchan dan mengalungkan kedua lengan Byungchan ke lehernya lalu mengecup singkat bibir ranum itu. "Kamu mikir apaan? Liburan yang lain gimana? Aku bawa kamu kesini supaya kamu benar-benar lebih rileks loh"

Byungchan kembali menekuk wajahnya. Moodnya akhir-akhir ini benar-benar naik turun. Kadang bahagia namun terkadang juga cepat marah. Entah apa yang membuatnya menjadi begitu labil.

Seungwoo tersenyum lalu mengangkat Byungchan, menggendongnya dan mendudukkannya di meja makan. "Kamu apa-apaan sih woo, kalo aku jantungan gimana?"

"Hush mulutnya ih"

"Yah lagian kamu tiba-tiba banget" Byungchan mengomel tapi memeluk Seungwoo sambil melingkarkan kedua kakinya pada pinggang sang kekasih.

Kedua tangan Seungwoo berada di samping tubuh Byungchan. Membiarkan Byungchan memeluknya dengan begitu erat sambil menenggelamkan wajah Indah itu pada dada bidangnya.

"Suara detak jantung kamu lucu yah. Cepat banget hehe" Seungwoo hanya menggelengkan kepalanya. Sudah terbiasa dengan mood Byungchan yang gampang berubah-ubah seperti ini.

"Woo, mau" cicit Byungchan tapi masih terdengar oleh Seungwoo.

"Tuh kan kamu yang mau liburannya macam-macam, mana tadi pake nuduh aku lagi" Seungwoo menggoda Byungchan yang membuat Byungchan melepaskan pelukannya dengan sedikit kasar dan di akhiri dengan mencubit perut Seungwoo. "Yaudah kalo nggak mau. Awas aj-"

Seungwoo tiba-tiba saja duduk dikursi meja makan, membawa kepalanya sejajar dengan perut Byungchan kembali mengelusnya dengan sangat lembut dan terakhir menyingkap baju Byungchan sebatas dada lalu mengecup perut kekasihnya dengan sangat lembut dan hati-hati.

"Kalo papa tengok sekarang adek nggak papa? Soalnya mama adek mau. Sehat-sehat yah sayang sama mama. Papa sayang kalian berdua"

"Woo, maksud kamu apa? Adek?" Byungchan mengangkat kepala Seungwoo untuk menatap matanya. Byungchan begitu bingung bukannya tidak mengerti Byungchan tahu hanya saja Byungchan tak mengalami mual yang begitu hebat sama seperti ketika Byungchan mengandung si kembar.

Seungwoo kembali tersenyum dan di kecupnya kedua tangan Byungchan yang berada pada wajahnya. 

"Kamu belum tahu? Bukannya tadi siang kamu tes yah? Pake alat yang panjang-panjang itu?"

Byungchan menepuk dahinya melupakan bahwa tadi siang dia sedang menggunakan testpack namun karena telponnya berbunyi dan takut jika itu dari sang anak Byungchan pun berniat untuk meninggalkannya sebentar tapi dia lupa hingga sekarang.

Seungwoo tersenyum saat melihat wajah Byungchan yang menatapnya, meminta penjelasan dari wajahnya yang menampilkan gurat khawatir dan juga ada binar senang yang terpancar dari dua mata Indah itu.

"Ketiganya menampilkan hasil positif. 2 garis kan? Makasih sayang"

🌱

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang