Ruang Nostalgia || Hangatnya Obrolan Sehabis Makan Malam || 2.4

491 56 3
                                    

🍂

Dentingan piring dan sendok tengah beradu dalam keheningan meja makan keluarga Cho. Semua tengah sibuk mengunyah makanan kesukaan tak ada satu pun dari mereka yang berbicara hanya sedikit saling melirik. Hingga beberapa menit kemudian mereka semua akhirnya selesai dengan makanan mereka.

Sejin membereskan piring kotor diatas meja lalu membawanya ke tempat pencucian piring lalu mengambil beberapa gelas lalu menyiapkan tiga gelas susu hangat dan segelas kopi panas.

Saat Sejin kembali dengan membawa nampan berisikan minuman, ketiga anaknya lantas berebut dan melihat gelas siapa dengan isi terbanyak padahal ketiga gelas itu memiliki tinggi yang sama juga hanya ada sedikit perbedaan saja.

Sejin dan Seungyoun hanya menggeleng melihat tingkah ketiga anaknya yang sedikit bar-bar.

"Dari dulu kalian tuh suka gitu kenapa sih? Nggak hilang-hilang kebiasaannya sampai segeda ini juga kalian" Seungyoun berujar sambil memperhatikan ketiga anaknya yang masih sibuk dengan kegiatan konyol itu.

"Kakak harus yang paling banyak, yang paling sedikit adik harus adil"

"Cihh mentang-mentang jadi kakak semena-mena banget sih" Dohyon sedikit sangsi terhadap kakaknya tapi yah bagaimana lagi dia juga tidak tahu kenapa harus meladeni permainan konyol kakak pertamanya itu.

Tak jauh berbeda pun dari Minhee yang sibuk membandingkan miliknya dengan milik Jungmo, hingga akhirnya ia menyerah dan meminumnya duluan lalu disusul oleh sang adik. Jungmo hanya menatapnya datar tak dapat mencegah Minhee padahal gelas yang diambil Minhee sedikit lebih banyak ketimbang gelasnya sedangkan gelasnya dan gelas yang dipilih Dohyon memiliki porsi yang sama sepertinya.

"Benar-benar mirip kelakuan kamu Youn sama Jinhyuk untungnya anak-anaknya Jinhyuk normal semua anak-anak kamu tuh sedikit nggak normal"

Seungyoun hanya tersenyum kecil sambil meminum sedikit kopinya dan matanya tetap memperhatikan kelakuan ketiga anaknya. "Itu anak kamu juga, otaknya mirip kamu tapi ku akui sih semua sifatnya mirip aku haha"

Dohyon dan Minhee entah kapan mereka memulai perang meminum minumannya tercepat hingga akhirnya gelas Dohyon habis lebih dulu tanpa sisa.

Dohyon menatap kedua orangtuanya yang sibuk berbincang meminum sedikit air putih terlebih dahulu lalu mencoba mendekatkan badannya agar lebih dekat kearah Sejin yang memang sedari awal berada duduk disampingnya. "Mami sama papi ceritain dong gimana ceritanya kalian bisa ketemu. Kok bisa mami lebih milih papi pasti banyak yang ngejar mami nih pasti"

Sejin dan Seungyoun lalu beradu pandang dan Sejin tersenyum kecil wajahnya seketika memerah malu, ada rasa aneh yang muncul di dalam dirinya.

Minhee dan Jungmo pun seketika langsung memusatkan perhatiannya kearah kedua orangtuanya ingin mendengar juga kisah percintaan mereka.

Seungyoun berdeham pelan lalu menegakkan duduknya dan menatap ketiga anaknya dengan sedikit tatapan jahil. "Kalian mau tau banget atau mau tau aja?"

Dohyon menatap papinya dengan wajah datar yang membuat Seungyoun tertawa terbahak-bahak.

"Youn" Sejin memperingati suaminya itu dengan pelan seketika suara tawanya pun terhenti dan kembali menatap anak-anaknya.

"Kalo kalian nanya pertemuan kami tuh singkat kok yah semuanya gara-gara keteledoran ayah Seobin kalian aja. Coba aja kalo waktu itu Seobin nggak pengen ngebakar rumah Midam yah mami sama papi mu ini mungkin bakalan ketemu di tempat lain?"

"Hmm cerita itu kenapa cukup legenda yah di kalangan kalian? Papi Hyuk juga pernah cerita keknya kalo mereka ketemu karena keteledoran ayah seobin" Minhee akhirnya bersuara setelah ia merasakan cerita itu cukup selalu ia dengar rasanya.

Seungyoun langsung tertawa lagi mengingat kejadian itu bagaimana kejadian itu betul-betul membuat orang-orang yang datang ke rumah Midam dalam keadaan panik. "Kamu kalo mau tau cerita aslinya sana ke papa Woo atau papi Hyuk atau langsung ke yang benar-benar bersangkutan. Mereka semua juga ketemu di tempat yang sama"

Ketiga wajah anaknya tiba-tiba berubah cengo sepertinya sedikit tidak paham dengan apa yang dikatakan Seungyoun tapi dalam diri mereka semua mereka sangat tertarik ingin tahu kisah itu.

"Kalian mau tahu sesuatu nggak? Sesuatu yang lebih menarik tentang mami kalian?" Sejin cukup kaget mendengar apa yang dikatakan suaminya itu lalu mencoba menatap tajam kearah Seungyoun namun sepertinya yang ditatap pura-pura tak peduli dan hanya menatap kepada ketiga anaknya yang sepertinya semakin tertarik dengan obrolan malam kali ini.

"Kira-kira menurut kalian yang lebih dulu jatuh Cinta itu siapa? Mami atau papi?" tanya Seungyoun kepada ketiga anaknya sementara Sejin sudah menunduk malu.

Ketiga anak mereka saling bertukar pandang lalu mengatakan dengan ragu.

"Papi?"

"Papi atau mami?"

"Mau bilang mami tapi kayak nggak yakin gitu, mau bilang papi tapi perasaan dodo serasa aneh, tapi papi aja deh"

Seungyoun melirik kearah Sejin dengan senyum menggodanya. "Siapa yang bakalan nyangka kalo mami kalian yang suka marah-marahin papi ini lebih dulu suka sama papi? Bahkan jauh hari sebelum insiden mau bakar-bakaran rumah bahkan siapa yang nyangka mami kalian ini yang ngelamar papi duluan?"

"Mami yang ngelamar papi? Serius?" Minhee begitu kaget hingga kedua matanya terasa ingin keluar dari tempatnya benar-benar diluar dugaan. Kiranya seperti pasangan yang lainnya tentu saja pikirannya tertuju kepada sang papi yang lebih dulu melamar mami tetapi sepertinya kenyataannya tidak seperti itu.

"Ah pasti papi nih yang lama ngelamar mami makanya mami gerak duluan kan"

"Eh sok tau kamu. Justru papi udah ngerencanain waktu dan tempat papi ngelamar mami kalian tapi yah gitu mami kalian jauh lebih cepat"

Dohyon memperhatikan wajah Sejin yang sudah semakin memerah, hanya mendengarkan perbincangan suami dan ketiga anaknya dengan senyum yang terus saja terukir di wajah cantiknya.

"Ih muka mami memerah" Dohyon rupanya menargetkan maminya untuk di jahili.

Minhee, Jungmo, dan Seungyoun lantas melihat ke arah Sejin membuat Sejin menjadi salah tingkah. "Udah lebih baik kalian lanjut lagi ceritanya mami mau nyuci piring dulu"

Namun sebelum Sejin hendak berdiri dari duduknya tangan Sejin di genganggam oleh Seungyoun. Mau tak mau Sejin tak jadi untuk berdiri dan memilih untuk tetap diam dalam duduknya.

Seungyoun menatap cincin pada jari manis Sejin lalu mendekatkan tangan kanannya yang disana terdapat cincin di jari manisnya juga. "Cincin di jari manis mami mu ini cincin pemberian papi, sedangkan cincin ini pemberian dari mami kalian"

Wajah Sejin sudah benar-benar seperti kepiting rebus saat ini benar-benar dijahili oleh ketiga anak dan suaminya. Membuatnya benar-benar sangat bahagia pada malam itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang