I Would

703 57 0
                                    


Iam sorry

Why was that so hard to say at the time?

Now
No matter how much I shout
You can't hear me

Watch you walk away
I should have caught you then

One more time, back to the day
Just one day, back to that moment
I wish I could go back
If I can come back

Day6

🍃

Seseorang tengah menatap nyaman kaca besar yang ada di samping tubuhnya saat ini. Memiringkan sedikit tubuhnya agar pandangannya nyaman dalam menatap orang-orang di luar sana.

Kepulan asap dari sebuah gelas yang sedang duduk manis pada meja dihadapannya. Di sebelah sisi kiri cangkir terdapat sebuah piring berisi waffle yang sangat menggoda dengan icecream diatasnya. Dan disebelah kanan terdapat sebuah laptop yang menyala dengan tampilan document yang entah apa itu.

Dirinya menghela nafas tanpa niat untuk merubah posisinya atau memalingkan pandangannya pada orang-orang di luar sana yang sibuk berlalu-lalang.

Tatapannya tampak kosong, tapi tidak dengan pikirannya.

Pikirannya sudah berada jauh dari tempatnya kini, pikirannya membawa sejuta luka dan juga penyesalan.

Lagi, dan lagi dia menghela nafas. Seakan-akan bebannya begitu berat.

Dia mencoba memijit pelipisnya, berharap apa yang ada dipikirannya sekarang telah hilang dan segera digantikan dengan ke fokusannya terhadap pekerjaan yang harus ia tuntaskan secepatnya.

Badannya kini tengah tegap dan segera menyambar laptop yang menampilkan dokumen-dokumennya itu. Tapi, baru saja ia ingin mengetik sesuatu pikirannya kembali hanyut dalam kubangan masa lalunya.

Ia menundukkan kepalanya, tangannya saling meremas satu sama lain. Berulangkali dan terus berulang membuang nafasnya gusar.

Menyandarkan punggungnya mencari kenyamanan pada kursi yang tengah memanjakan dirinya saat ini.

Kini tatapannya tak lagi pada orang yang berlalu-lalang kesana kemari di luar sana. Tetapi, kepulan asap yang berasal dari minumannya kini menjadi titik fokus penglihatannya itu.

"Kau harus sadar Kookheon kau harus sadar. Kau telah menyakiti dan melepaskannya jadi jangan pernah buat dirimu begitu terpuruk seperti ini"

Kookheon kembali mencoba fokus kearah laptopnya yang masih Setia menyala. Setelah menyemangati dirinya sendiri kini perasaannya sedikit membaik.

Penyemangat terbaik manusia adalah dirinya sendiri. Bukan orang lain melainkan dirimu sendirilah.

Butuh waktu 10 menit bagi Kookheon hingga fokusnya kembali pecah ketika cafe itu memutar lagu dari salah satu band yang sangat terkenal dari Negeranya yaitu Korea Selatan.

Fokusnya benar-benar hancur bersamaan dengan moodnya yang tampak semakin tidak stabil. Dan pikirannya kembali pergi jauh dari tempatnya saat ini.

Dirinya kembali menyandarkan punggungnya, dia benar-benar tidak bisa dalam keadaan seperti ini. Dengan alunan lagu yang akan semakin membuatnya semakin tersiksa. Ditambah cuaca diluar sana yang begitu dingin.

Ia pun bergegas menutup laptopnya dan segera melangkahkan dirinya keluar dari cafe. Tanpa menyentuh minuman dan waffle kesukaannya itu.

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang