Di Sore Hari

330 40 0
                                    

☁️

Jungmo terlalu malas seharian ini. Tak ada apa-apa yang ia lakukan. Sedari bangun hingga sore hari pekerjaannya hanya 3 yaitu, tidur, bangun, dan makan.

Ponselnya berbunyi sedaritadi tapi ia tak berniat sedikitpun untuk membukanya. Terlalu malas hingga kegiatannya hanya terlentang di atas tempat tidurnya dan menatap langit-langit kamarnya.

Ia menghela nafas tidak habis pikir dengan apa yang ia lakukan sekarang. Ia bangun dan mencoba untuk duduk lalu melihat jam yang berada di pergelangan tangan kirinya.

Masih terlalu sore bila hanya bermalas-malasan. Dengan niat yang sedikit dan tubuh yang begitu malas bergerak akhirnya ia berhasil keluar dari kamar tercintanya.

"Mau kemana lo sore-sore gini?" si bungsu bertanya saat kakinya menginjak anak tangga terakhir.

"Mau sepedaan" jawabnya hanya sekedarnya.

"Mau sepedaan tapi loyo amat kek terpaksa" kali ini bukan si bungsu tapi si anak tengah.

"Ya emang terpaksa. Capek gue tiduran mulu di kamar. Udah ah gue mau pergi"

"ABANG TITIP AYAM PEDAS DONG 2 BOX" Minhee berteriak dari ruang keluarga sebelum Jungmo menutup pintu rumah mereka.

Dikeluarkannya sepeda yang sudah setahun ini tak pernah lagi ia kendarai. Walaupun tak pernah digunakan tapi sang papi sering kali menggunakannya di pagi hari.

"Kakak mau kemana?" tiba-tiba saja Sejin muncul dan membuatnya sedikit kaget. "Mami dari mana?" tanyanya balik.

"Mami dari depan belanja kebutuhan dapur" dan Jungmo hanya menganggukkan kepalanya sembari berjalan ke arah gerbang sambil membuka sedikit lebar gerbang rumahnya agar sepedanya dapat keluar.

"Mau olahraga sore kak?" tanya Sejin lagi. "Iya mi capek di kamar mulu" Sejin tersenyum. "Gitu dong kak olahraga. Yaudah hati-hati yah kak"

Jungmo pun naik ke atas sepedanya. Saat ia hendak mengayuh sepedanya tiba-tiba saja ia dikagetkan kembali. "KAKAK MAU KEMANA?" Seungyoun berteriak dari atas balkon kamarnya.

Jungmo mendengus sebal. "MAU CARI PACAR PI" dan setelah itu Jungmo mengayuh sepedanya lalu tiba-tiba mengeremnya mendadak.

"PAPI BAGI DUIT DONG. MINI SAMA DODO NITIP AYAM TADI" Jungmo tiba-tiba berteriak membuat Sejin yang masih berada di pekarangan rumah sedikit kaget mendengar suara Jungmo.

"PAKE UANG KAMU DULU KAK" wajah Jungmo berubah datar seketika. "TAPI KAKAK NGGAK BAWA UANG PI" bohong, Jungmo berbohong. Mana mungkin ia keluar tidak membawa uang? Tentu saja dia membawa uang.

"SE, PAKE UANG KAMU DULU YAH HEHE NANTI AKU GANTI" Sejin memutar badannya dan mendongak menatap ke arah Seungyoun dengan wajah sebalnya.

"awas yah kalo nggak diganti" ujar Sejin sedikit berteriak tapi tak sekeras suami dan anaknya. "Ini kak sekalian sama jajan kamu" dan uang itu pun diterima dengan senang hati oleh Jungmo. "Makasih mami"

"Sama-sama sayang" Sejin pun masuk ke dalam rumah sesaat setelah memperhatikan bunga-bunganya tadi.

"SAMA PAPI NGGAK BILANG MAKASIH?" Seungyoun lagi-lagi berteriak membuat Jungmo mau tak mau berbalik dan mendongak. "NGGAK, KAN PAKE UANGNYA MAMI BUKAN UANG PAPI. DAH PAPI" setelahnya Jungmo mengayuh sepedanya dan menghilang secepat kilat.

🎍

"Kenapa pake rusak segala sih" Hyeongjun mendengus kesal akibat rantai sepedanya yang putus dan tidak dapat diperbaiki seperti biasanya.

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang