I Wait

583 56 0
                                    

Hyeop x Kookheon

🍃

"Katakan bahwa setelah ini kau tidak ingin lagi bertemu dengan ku"

"Katakan bahwa kau sudah tidak menginginkan aku lagi"

Langkah Kookheon terhenti saat mendengar suara yang begitu lembut namun penuh luka pada setiap kata yang ia ucapkan.

Kookheon berbalik menatap Netra yang tadi tertutup rapat.

Ia menjadi begitu lemah saat ini.

"Apa maksud mu? Apa yang kau katakan?"

Hyeop menaikkan bahunya, mencoba acuh tak acuh terhadap pria yang masih berdiri. Sedangkan dia mencoba bangun dari posisi tidurnya menjadi duduk.

"Hanya sepenggal lirik dari salah satu lagu band kesukaan ku" ucapnya tanpa melihat wajah sang lawan bicaranya itu.

Kookheon mengangguk tak ingin menanggapi apa yang laki-laki itu katakan.

"Duduklah dulu, akan ku buatkan kopi untukmu"

Tanpa sadar Kookheon langsung duduk seolah-olah tersihir dengan perkataan Hyeop.

Hyeop dengan cekatan membuatkan Kookheon kopi. Walaupun mereka sudah meninggalkan apartemen ini 5 tahun yang lalu. Tapi, sepertinya Kookheon masih mengisi kebutuhan pokok dan membersihkan ruangan yang kecil itu setiap bulan.

.

Kepulan asap keluar dari dua cangkir yang isinya berbeda.

Satu kopi

Satunya lagi teh

Hyeop melangkah kan kakinya menuju meja kerja yang ada diruangan itu. Lantas mematikan ultrasonik diffuser yang saat ini sudah berhenti mengeluarkan uap.

"Kenapa kau matikan?"

"Sebentar lagi kita berdua akan meninggalkan ruangan ini"

Kookheon tak menjawab lagi matanya sibuk menatap dua cangkir yang ada dihadapannya.

"Terasa masih tetap sama"

Hyeop membawa dirinya kembali ke hadapan Kookheon lantas duduk bersila di depan meja dan memandang Kookheon yang duduk diatas sofa.

"Kau menginginkan aku pergi lagi? Atau ingin menarik ku kembali?" kali ini Hyeop menatap lawan bicaranya.

Kookheon mengangkat pandangannya dan mencoba setenang mungkin. 

"Apa itu sepenggal lirik lagu lagi?"

Hyeop rupanya sangat suka bermain-main dengan sepenggal lirik lagu.

"Sepertinya seperti itu. Tapi, apa kau tak tersiksa selama 5 tahun ini?"

Kookheon memalingkan wajahnya, menatap bunga yang berada di sebelah kirinya.

Bohong jika dirinya tidak tersiksa. Bohong jika perasaannya sepenuhnya sudah pulih.

Semua yang dia berikan kepada orang-orang melalui tawa dan senyuman bodohnya adalah kebohongan.

Kookheon tak menjawab lagi. Dia memilih bungkam dan menutup bibirnya dengan begitu rapat.

Hyeop menghela nafasnya lalu meminum sedikit teh panasnya. Mencoba menghilangkan perasaan yang sangat mengganggunya saat ini.

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang