3.2 Sakit

369 40 0
                                    

🤒

Hyeongjun buru-buru turun ke lantai dasar rumahnya setelah mendengar kegaduhan yang berasal dari arah dapur.

"Buset gosong banget anjir. Ini bubur atau apa sih?"

"Gue kan nggak tau gimana cara buat bubur. Gue kira sama kek nasi yaudah gue kira-kira aja airnya setinggi ibu jari"

"Tolol banget anjing adik gue. Terus lo masak ini dari jam berapa?"

"Dari jam setengah 7 kali yak?"

Setelah itu tangan sang paman mendarat dengan mulus di kepala sang papa. Hyeongjun hanya menggelengkan kepalanya sambil menguap melihat pemandangan aneh di pagi hari.

"Eh anak papa udah bangun?" Yuvin bertanya ketika melihat sang anak duduk pada meja makan yang benar-benar langsung memperlihatkan dapur dengan tingkah aneh dirinya dan juga sang kakak.

Hyeongjun kembali menguap dan menatap papanya datar. "Belum pa, masih tidur Hyeongjunnya"

"Sekarang ini gimana? Itu Yohan belum makan sama sekali udah mau jam 9 nih" Kookheon berseru kembali setelah membawa panci berisi nasi gosong untuk direndam terlebih dahulu.

"Mami kenapa pi?"

Yuvin melihat anaknya sekilas lalu mengambil sebuah susu kesukaan putranya itu lalu memberikannya. "Sakit mami mu" 

Hyeongjun membelalakan matanya ia bangkit dari kursinya ingin menemui sang mami namun tiba-tiba saja pergelangan tangannya di pegang oleh Yuvin. "Jangan ganggu mami dulu yah, baru bisa tidur mami mu 30 menit yang lalu. Nanti aja yah ketemu mami"

Hyeongjun hanya bisa menurut lalu kembali duduk dengan tenang. "Makan dulu yuk abis itu kita bersih-bersih rumah" Kookheon memberikan sepiring nasi kepada Hyeongjun lalu ikut duduk di kursi yang selalu ia tempati.

"Punya gue mana?" tanya Yuvin yang di mana dia satu-satunya yang tak memiliki makanan dihadapannya.

"Gue cuman punya 2 tangan, bawa piring makanan Hyeongjun abis itu piring gue. Noh lo ambil sendiri" Yuvin hanya mendengus kesal lalu mengambil nasi goreng miliknya.

"Jagain tuh bubur, gue mau nge rapihin taman depan nanti, awas aja kalo sampai gosong lagi" cercah Kookheon yang bahkan adiknya itu belum duduk juga sedari mengambil makanannya.

"Biarin gue bernafas dikit dulu bisa nggak sih?"

"Nggak bisa!"

Hyeongjun hanya memakan nasinya dengan lahap mencoba menjadikan nyanyian di telinganya ketika paman dan papanya itu bertengkar.

___

"Paaaaa, jangan main-main sama air deh, Njun udah mandi yah" Hyeongjun berteriak agak kencang ketika Yuvin yang ingin menyiram tanaman di belakang rumah menjadi tak sengaja terkena ke arah anaknya yang saat ini tengah mencabut rumput.

Sebuah ide melintas keatas kepalanya.

"Papa nggak sengaja dek, yaudah cabut rumputnya semua yah dek" ucap Yuvin sambil menyiram tanaman sambil bersenandung riang.

"Bunga matahari sangat cantik
Kembang diwaktu pagi
Daunya hujau bunganya kuning
Memikat kumbang lalu"

Bunga matahari sangat cantik
Dihalaman rumahku
Darilah pagi hingga kepetang
Tak jemu ku memandang"

Hyeongjun menoleh ke arah belakang dimana papanya menyanyi lagu bunga matahari yang dinyanyikan oleh Mei mei teman seperjuangan Upin dan Ipin.

"Mami mana ada tanam bunga matahari sih, nyanyi lagu lain kek"

Yuvin tampak berpikir sejenak lalu berdehan mencoba untuk menyanyi kembali. "Tanam-tanam ubi, tak perlu dibaja, orang berbudi, kita berbahasa"

Hyeongjun nyerah ia memilih tidak berkomentar dan fokus akan tugasnya yang sebentar lagi akan selesai.

"Semarakkan hari ini, kita nyanyi ramai-ramai, goyang badan gerak kaki, laungkan lagu damai" Yuvin bernyanyi dengan heboh setelah memenggal beberapa kalimat pada baris pertama lagu. Dan saat ini ia tengah berputar-putar dengan selang yang mengalir kencang dan juga badannya yang begitu lincah bergerak ke sana-sini.

Hyeongjun tersenyum dengan sangat lebar yang saat ini tengah berada beberapa langkah dibelakang sang ayah yang kembali memunggunginya setelah adegan berputar-putar.

Kookheon yang telah selesai dengan tugasnya di halaman depan kini hanya menjadi penonton di teras belakang sambil menikmati adegan anak dan ayah ditemani dengan secangkir kopi.

"Bentar lagi ngamuk tuh"

Dan benar saja Kookheon yang sibuk meniup kopinya yang panas langsung di seduh sedikit ketika Hyeongjun berteriak dengan sangat kerasnya.

"PAPAAAAA" Yuvin kaget dan segera berbalik, kembali selang yang berada ditangannya dengan air yang mengalir sangat deras mengenai Hyeongjun.

"Kopi ship fire memang nikmat dengan ditambah creamer dan gula setengah sendok makan" Kookheon menghirup aroma kopinya dalam-dalam sambil menikmati adegan yang ada disana.

"HYEONGJUN JADI BASAH PAPAAA. IIIHHH PAPA GITU" dengan wajah kesalnya Hyeongjun mengambil selang yang berada di tangan Yuvin lalu mengarahkan airnya ke papanya yang kini tengah mencoba berlari.

"Papa baru mandi dek jangan disiram dong. Aduh dingin adekkk"

"PAPA JUGA GITU YAH AKU SUDAH MANDI TADI"

"Iya-iya papa minta maaf, udah udah"

Tapi mereka tetap saja terus bermain, saling merebut selang hingga Yohan yang berada di atas kamarnya terganggu dan keluar menuju balkon kamar melihat kegaduhan.

"Kalian kenapa ri-- AADUHHH INI SIAPA YANG MAIN-MAIN AIR?"

Hyeongjun dan Yuvin seketika menurunkan selang air dan di taman yang tak begitu luas itu kembali seseorang terkena getahnya.

"Aaah sial banget anjir. Mana baju masih nyuci sendiri"

🤒

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang