Ruang Nostalgia || Dongeng Sebelum Tidur || 2.3

525 54 0
                                    

🌌

Malam itu keadaan rumah Han sedikit terasa sunyi. Biasanya jika ada lima orang dalam rumah sederhana itu namun malam ini hanya ada tiga orang yang berada di dalam rumah keluarga Han.

Seungwoo tengah membaca sebuah buku yang entah buku apa yang tengah di bacanya kini sedangkan Byungchan masuk kedalam kamar mereka sambil membawa sebuah cangkir teh hangat lalu menaruhnya di samping nakas tempat tidur yang berada dekat dengan Seungwoo.

Seungwoo menutup bukunya lalu menaikkan pandangannya menatap kekasihnya dengan lembut dan memberikan senyuman terbaiknya. "Terimakasih"

Byungchan membalasnya dengan senyuman yang menampakkan dua lesung pipinya membuatnya menjadi sangat begitu manis.

Seungwoo meminum sedikit tehnya, menaruh cangkirnya kembali, lalu memperbaiki duduknya yang tengah bersandar pada headboard tempat tidur mereka.

"Sini duduk" pinta Seungwoo kepada Byungchan sambil menggeser tubuhnya memberi ruang agar kekasihnya dapat duduk disebelahnya. Byungchan tentu saja langsung duduk setelah terdapat ruang yang cukup baginya.

"Kamu ngerasa aneh nggak sama suasana rumah malam ini?" Byungchan mengernyit bingung mendengar pertanyaan suaminya hingga beberapa detik kemudian dia langsung merinding, pertanyaan Seungwoo barusan mendapatkan reaksi negatif dari kekasih manisnya itu.

Seungwoo menatap Byungchan bingung hingga akhirnya dia sadar bahwa pertanyaannya memang cukup membuat merinding jika ia tidak menjelaskan maksud dari pertanyaannya. "Sini kalo takut ada mas yang siap jagain kamu" ia pun memeluk tubuh Byungchan sambil tertawa ringan. Ia sebenarnya tak ada maksud untuk menjahili nya tapi melihat reaksi Byungchan membuatnya ingin sedikit jail.

Seungwoo menaruh kepalanya diatas kepala Byungchan yang saat ini tengah memeluk pinggangnya dan menyandarkan kepalanya di dada Seungwoo. "Maksud aku tuh kamu ngerasa nggak kalo malam ini tuh serasa waktu kita pertama kali pindah ke rumah ini. Sepi tak ada anak-anak, tak ada suara anak-anak kita. Rasanya tuh kita balik lagi seperti pengantin baru"

"Tapi kan ada Dongpyo. Pyo kan nggak ikut nginap dirumah dirumahnya Sejin"

"Yah walaupun nggak ikut dan masih ada Pyo tapi rasanya benar-benar sepi banget sayang. Kalo biasanya Pyo akan bertengkar dengan Junho atau Wonjin begitu juga dengan sebaliknya. Tapi malam ini? Bahkan Pyo pulangnya telat abis itu langsung masuk kamar habis bincang sebentar sama dia tadi. Dan rasanya rumah nggak enak banget yah" Seungwoo berujar panjang lebar sambil tangan kirinya mengusap-usap punggung kekasihnya.

"Mereka kan nginapnya cuman semalam tapi kok agak sedih sih pembicaraan kamu" Byungchan mengangkat kepalanya ingin melihat ekspresi Seungwoo saat ini.

Seungwoo mencuri satu kecupan di dahi Byungchan hingga terdengar suara ketukan pintu yang sangat halus.

"Ma, pa, udah tidur?"

Byungchan melepaskan pelukannya lalu memperbaiki duduknya setelah mendengar suara dari luar pintu kamarnya. "Belum sayang, kenapa? Sini masuk"

Pintu kamar itu pun terbuka menampilkan sosok Dongpyo yang tengah memakai piyama berwarna kuning sambil memeluk sebuah guling. Dongpyo berjalan ragu ke arah orangtuanya yang tengah duduk diatas tempat tidurnya hingga ia memutuskan untuk berdiri di samping Byungchan.

"Pyo boleh tidur disini?" tanya Dongpyo dengan hati-hati sambil memeluk gulingnya dengan erat takut jika saja dia menganggu momen kebersamaan orangtuanya yang membuat dirinya menjadi tak enak hati nantinya.

Hingga satu tarikan keras dari lengannya membuatnya jatuh di atas tempat tidur orangtuanya dan membuatnya menjadi sesak nafas.

"Uhukk.. Maaa.. Ban-tuin Pyo.." Seungwoo menarik anaknya tadi dan langsung saja tubuh kecil Dongpyo di peluknya dengan begitu erat hingga membuat anaknya sesak nafas.

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang