Your Parents are Ready to Support You

550 49 2
                                    

🍀

Sejin dan Seungyoun saat ini sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing di dalam kamar. Seungyoun yang sibuk dengan berkas-berkasnya dan Sejin yang sibuk dengan ponselnya. Hingga atensi kedua orang itu teralihkan oleh suara decitan pintu yang terbuka sedikit dan menampakkan kepala anak pertama mereka dibalik pintu dengan senyuman khasnya.

Sejin menaruh ponselnya lalu menatap anak sulungnya itu. "Kenapa kak? Sini masuk"

Jungmo lantas masuk ke dalam kamar orangtuanya lalu duduk disamping Sejin yang saat itu telah pindah ke sofa setelah bermain ponsel di atas tempat tidur.

"Kakak mau bicara sama kalian berdua" Jungmo berkata pelan sambil menunduk takut menatap kedua orangtuanya yang membuat Seungyoun dan Sejin langsung saling berpandangan penuh tanya. 

Seungyoun yang semula berada di meja kerjanya meninggalkan sementara waktu pekerjaannya dan memilih ikut duduk di atas tempat tidur yang masih berhadapan dengan kekasih dan juga anaknya.

"Kakak kenapa? Disekolah ada hal buruk?" tanya Seungyoun terlebih dahulu yang dibalas gelengan oleh Jungmo membuat kedua orangtuanya lantas bertatapan lagi masih dengan penuh tanda tanya.

"Terus kakak kenapa hm?" kali ini Sejin yang bersuara dengan tangan kanannya mengelus surai rambut anaknya itu pelan dan penuh kelembutan.

Jungmo mengangkat kepalanya memandangi sang papi yang duduk dihadapannya tak jauh darinya lalu memandangi sang mami yang duduk disampingnya yang tentu saja masih Setia mengelus rambutnya.

"Hmm, mami sama papi ada rencana nggak buat masa depannya kakak? Maksudnya mami sama papi pengen kakak ngambil jurusan apa?" dari suaranya terdengar keraguan disana, seolah takut dan belum siap mendengar jawaban orangtuanya.

Sejin dan Seungyoun refleks menegakkan tubuhnya lalu mencoba setenang mungkin. Mereka berdua sekarang tahu kemana arah topik pembicaraan sang anak.

"Ah iya kamu ternyata udah kelas 12 yah, padahal baru kemarin rasanya kamu masuk SMA. Saking nggak sadarnya kita lupa membicarakan hal ini" tangan Jungmo sudah keringat dingin mendengar perkataan Seungyoun barusan. Dirinya kembali berpikir apakah keputusannya untuk bertanya kepada orangtuanya adalah yang benar, biasa-biasa saja, atau adalah kesalahan fatal nantinya?

"Kalo papi sih pengennya kamu ngambil jurusan teknik gitu kak" Seungyoun berujar lagi.

"Kalo mami sih pengennya kamu ngambil jurusan psikologi atau kalo nggak yah terserah kamu aja"

Jungmo menatap Sejin sedikit tidak mengerti dengan perkataan terakhir yang mengatakan terserah dirinya saja.

"Maksud mami gimana?" tanya Jungmo dengan hati-hati

Sejin tersenyum lembut melirik sebentar ke arah suaminya lalu kembali melirik sang anak yang saat ini sudah kembali menunduk.

"Kakak memangnya pengen ambil apa? Kalo kakak pengennya itu yaudah itu jangan dipaksain ke yang lain, kalo kakak udah benar-benar mantap sama pilihannya yaudah kita sebagai orang tua siap mendukung apapun keputusan kamu"

Jungmo menatap Sejin dengan mata berbinar tak menyangka dengan perkataan Sejin yang sebelumnya membuatnya sudah sangat tidak tenang, namun sekarang hatinya sudah sangat bahagia.

"Aku pengen ambil jurusan hukum rencananya tapi takut nanti mami sama papi kecewa" sekarang Jungmo berani menatap mata orangtuanya dengan nada suara yang tak lagi lirih tapi tetap berhati-hati dalam berkata.

"Kalo passion kamu di situ yaudah, yang ngejalanin kamu, yang ngerasain tekanan kuliah kan kamu, mami sama papi nggak ngerti sama apa yang kamu rasakan tapi kita siap menjadi penyemangat kamu. Papi sama mami nggak pengen kamu ngikutin kemauan kami karena kami tahu pasti bertolak belakang dengan keinginan kamu. Sekarang aja bertolak belakang kan? Kalo kami tetap paksakan kamu harus milih ini dan itu, itu artinya kami sama aja ngebunuh anak kami secara tidak langsung. Baik kalo misalkan pilihan yang kami pilihkan untuk kamu berhasil di kamu, tapi kalo cuman buat tekanan gimana?" mendengar perkataan Seungyoun entah kenapa wajah Sejin yang berbinar tak mampu menahan senyumnya.

Sejin meremat pelan tangan sulungnya itu mencoba menyalurkan kehangatan dari kedua tangan mungilnya. "Selama kamu yakin bisa ngejalanin dan tidak membuat kamu tertekan, ambil pilihan kamu. Rintangan itu pasti ada tapi satu hal yang perlu kamu ingat mami sama papi siap ada untuk kamu apapun keadaannya"

🍀

🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang