1.5 Family || The view in the morning || True panic

844 80 5
                                    

Song Family

☀️

Tap, tap, tap

Tap, tap, tap

Tap, tap, tap

Semua orang dirumah ini sepertinya sangat terburu-buru. Berjalan kesana kemari dengan langkah yang begitu cepat.

"Vin, bangunin Njun dulu baru mandi. Cepataan" seseorang teriak dari arah dapur, suasana keluarga ini cukup berantakan di pagi hari.

Ada satu orang yang daritadi sibuk berlari dari arah kamarnya lalu kearah ruang keluarga rumah itu. Sibuk dengan pikiran dan aktifitasnya sendiri yang membuat sang adik iparnya tambah dibuat pusing akibat dirinya. 

"Bang lo ngapain sih daritadi sibuk mondar-mandir nggak jelas, mending sini deh bantuin gue masak, daripada keteteran" dia sepertinya sudah tidak tahan melihat tingkah absurd kakak iparnya itu. 

Merasa bahwa adik iparnya itu mengajaknya bicara ia lantas berhenti lalu menghadap ke adik iparnya yang berada di belakang bar dapur sibuk memotong sesuatu yang bahkan dirinya tak tahu apa itu. "Bentar Han, gue lagi mikir sesuatu ini, gue tadi kan keluar kamar mau ke ruang keluarga ngambil sesuatu tapi pas sampai disini gue seketika lupa. Kata orang kan kalo lupa yaudah tinggal lakuin hal itu sampe ingat. Nah gue udah berapa kali mondar-mandir tapi nggak ingat-ingat" dia berujar panjang lebar sambil bolak-balik dari kamar hingga ruang keluarga mencoba memeragakan sapa tau saja dia tiba-tiba saja ingat setelah menceritakan masalah kecilnya.

Adik iparnya itu hanya mengernyit bingung tak bisa membantu apa-apa karena dirinya pun tak tahu atau lebih tepatnya tak bisa membaca pikiran seseorang. Lagi pula jika ia bisa membaca pikiran seseorang ia oun juga tidak akan bisa menebak benda itu, karena orangnya saja lupa ia sedang mencari benda apa.

"PAPAAAA, BURUAN MANDINYA INI NJUN BISA TERLAMBAT" teriakan seorang anak menggelegar di rumah sederhana keluarga itu. Membuat dua orang yang tadinya sibuk dengan aktifitas masing-masing seketika menutup kedua telinganya akibat teriakan si bocah yang sangat luar biasa.

Tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka sedikit menampilkan kepala papanya.

PLAK

"AAAHHH, MAMIIII, PAPA MUKUL KEPALA NJUN PAKE TIMBA" sang anak lari ke maminya dengan suara yang tentu saja lebih nyaring dari sebelumnya.

Yohan mendengus kecil melihat tingkah suami dan anak semata wayangnya itu.

"Mana yang di pukul sama papa? Sini mami tiup dulu" Yohan pun meniup kepala sang anak seolah-olah mengusir rasa sakitnya. 

"Papa kenapa mandinya lama banget sih mi? Mana mandinya di kamar mandi luar lagi, itu kan kamar mandi njun. Ada kecoak lagi yah di kamar mandi mami?" anak itu merajuk kecil sambil melipat kedua tangannya didepan dada, bibirnya tertekuk ke bawah, membuat sang mama begitu gemas dengan dirinya. 

"Air di kamar mami nggak ngalir sayang. Lebih baik kamu mandi di kamar paman Kukon dulu yah"

Hyeongjun mengangguk patuh lantas berlari masuk ke arah kamar pamannya tanpa mengetuk pintu. 

"Untung ponakan gue lu" - Kookheon

"Njun papa udah selesai cepat gih sana. Loh?" Yuvin berjalan ke arah dapur dan tidak mendapati sang anak disana. Padahal tadi ia mendengar bahwa anaknya itu sedang mengadu ke maminya. Dan tentu saja pasti berlari ke arah dapur.

"Dia mandi di kamarnya bang Kukon Vin, mending kamu buruan siap-siap, baju sudah aku siapin, nggak usah milih-milih lagi, ini udah terlambat banget kalian" Yuvin pun menganggukkan kepalanya dengan patuh lantas dengan segera masuk kedalam mereka.

OUR TIME(S) || PRODUCE X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang