Part 16

778 29 0
                                    

Setelah puas menangis didalam pelukan Rio akhirnya Ify pun merasa sedikit tenang
"Sorry udah buat baju lo basah" Ucap Ify melepaskan pelukan Rio
"Gak papa ko, lo udah mendingan ?" Tanya Rio menatap lembut Ify
"Lumayan" Jawab Ify dengan mata sembab
"Mau cerita ?" Tanya Rio, Ify pun terdiam sebab ia pun bingung harus menjawab apa. Haruskah Ify menceritakan masalalunya pada Rio ? Apa ekspresi Rio nantinya setelah mendengar cerita Ify ? Haruskah Ify membuka diri pada Rio ? Seseorang yang kurang lebih hampir dua bulan ini menjadi pacarnya.
"Kalau lo belum siap cerita juga gak papa ko, gue gak maksa. Yang jelas lo gak sedih lagi sekarang" Ucap Rio membuyarkan fikiran Ify
"Yo, gue mau cerita sama lo tapi gue bingung harus cerita dari mana" Ucap Ify lirih sambil menunduk
"Lo bisa cerita darimana aja Fy, pelan pelan aja ceritanya. Gue gak maksa lo ko" Ucap Rio tersenyum lembut pada Ify yang kini menatapnya
"Sebenarnya dulu gue sama sahabat sahabat gue kenal kak Septian sama kak Debo dari SMP atau lebih tepatnya saat MOS, waktu itu kita kelas 10 dan mereka berdua kelas 12. Dulu kak Debo perhatian banget sama gue dan juga perlakuan dia ke gue dan ke sahabat sahabat gue pun berbeda. Gue yang saat itu masih labil pun akhirnya baper sama sikap kak Debo ke gue, gue sering cerita soal kak Debo ke kak Septian dan sahabat sahabat gue. Lo ingat pas tadi kita ketemuan dicafe dia manggil gue apa ? Dia manggil gue Calista, hanya dia yang memanggil gue dengan nama depan gue dan itu membuat dia terasa spesial dimata gue. Perasaan itu semakin tumbuh hingga puncaknya saat kak Debo SMA kelas 11 dan gue SMP kelas 9, semuanya itu berawal dari gue yang nembak dia dan sejak saat itu dia manggil gue Ify tapi entah kenapa sekarang dia manggil gue Calista lagi" Ucap Ify menerawang pada kejadian dimasalalu

"Kak, aku suka sama kakak. Kakak mau gak jadi pacar aku ?" Tanya Ify pada Debo
"Maaf Fy, kakak lagi males pacaran" Tolak Debo, Ify pun memaksakan tersenyum
"Kenapa males kak ?" Tanya Ify dengan senyumnya
"Gak papa" Jawab Debo tersenyum pada Ify
"Ya udah deh kalau kakak lagi males pacaran, Ify terima ko alasan kakak" Ucap Ify dengan senyuman terpaksa sambil menahan air mata yang akan jatuh
"Kakak pergi dulu ya Fy" Ucap Debo pergi meninggalkan Ify, perlahan air mata Ify pun terjatuh
"Ko dada Ify sakit banget ya, padahalkan Ify harusnya ngerasa lega karena udah ngungkapin perasaan Ify" Ucap Ify sambil menangis dikursi taman komplek tersebut

Sudah dua minggu berlalu sejak penolak Debo atas pengakuan Ify ditaman tersebut, selama dua minggu itu pula Ify selalu murung dan sedih. Hari ini, Debo mengajak Ify dan kawan kawannya untuk bertemu disebuah kafe romantis yang berada di Jakarta. Ify pun bersiap untuk pergi ke kafe tersebut. Sesampainya dikafe tersebut, Ify melihat sahabat sahabatnya yang sudah sampai lebih dahulu darinya. Ify pun bergabung dengan sahabat sahabatnya.
"Kak Debo belum dateng ?" Tanya Ify duduk disamping Via
"Belum Fy, mungkin bentar lagi" Jawab Shilla
"Hai girls" Sapa Septian
"Ngapain lo disini kak ?" Tanya Agni
"Ya elah Ag, gue baru dateng udah ditanyain kaya gitu aja. Berasa kaya gak boleh ada disini deh gue" Ucap Septian
"Ya bukannya gitu kak, kita kan bingung. Ngapain coba kak Debo ngajak kita semua kumpul disini ditambah lo" Ucap Agni
"Ya mana gue tau, yang jelas gue sih disuruh kesini sama si Debo" Ucap Septian
"Kak Debo mana sih lama banget" Gerutu Via
"Hai guys, sorry nunggu lama" Ucap Debo
"Jamuran kita disini nungguin kakak" Omel Shilla
"Hehehe sorry ya, gue harus nungguin princess gue dandan dulu" Ucap Debo
"Princess ?" Tanya Via
"Iya, sini sayang. Kenalin dia Zahra, pacar sekaligus tunangan gue" Ucap Debo dengan senyumannya, Ify yang mendengar hal itu pun mematung ditempat. Air matanya seolah memaksa untuk turun ke pipi mulus Ify
"Tunangan ? Sejak kapan ?" Tanya Septian tak percaya, Septian melirik Ify yang menundukkan kelapanya dalam
"Udah dari seminggu yang lalu sih cuman baru kita umumin sekarang karena baru sempet" Jawab Debo dengan senyumannya dan tangannya yang terus melingkar dipinggang Zahra

UNCERTAINTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang