Part 23

621 30 0
                                    

Ketika sampai didepan rumah Ify, Rio mengerutkan keningnya saat melihat sebuah mobil terparkir didepan rumah Ify.
"Siapa itu Fy ?" Tanya Rio yang baru saja mematikan mesin mobilnya
"Gak tau" Jawab Ify lalu keluar dari mobil Rio dan menghampiri mobil tersebut
"Kak Septian" Ucap Ify saat ia melihat pemilik mobil tersebut yang tengah menyenderkan tubuhnya menatap rumah Ify, Septian yang dipanggil pun menoleh
"Eh Ify, baru pulang ?" Tanya Septian
"Iya kak, kakak ada apa ke sini ?" Tanya Ify
"Kakak mau ngobrol sama kamu, boleh ?" Tanya Septian
"Boleh kak" Jawab Ify
"Lo gak masuk Yo ?" Tanya Septian menatap Rio yang berdiri dibelakang Ify
"Gak kak, gue mau langsung pulang aja soalnya ada urusan dirumah" Jawab Rio
"Ya udah lo hati hati ya " Ucap Septian
"Iya kak, Fy gue balik dulu ya" Ucap Rio
"Thanks ya Yo udah nganterin gue dan lo harus ingat pesan gue tadi" Ucap Ify
"Siap bos" Ucap Rio lalu bergegas masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Ify dengan Septian
"Ayo masuk kak" Ucap Ify setelah membuka pintu gerbang
"Kita ngobrol di teras aja ya Fy" Ucap Septian yang diangguki Ify
"Lo mau minum apa kak ?" Tanya Ify
"Gak usah repot repot Fy, gue gak haus ko. Lo duduk disini aja ya" Ucap Septian dan Ify menurut
"Jadi ada apa kak ?" Tanya Ify
"Gue kangen lo Fy" Ucap Septian
"Gue tau ko" Ucap Ify datar
"Lo tuh adik kelas kesayangan gue yang udah gue anggap sebagai adik gue sendiri Fy" Ucap Septian
"Dan lo adalah kakak kelas terdekat gue" Ucap Ify datar
"Fy, gue tau lo masih menyimpan pertanyaan mengenai kepergiaan gue ke Bali yang mendadak waktu itu tapi gue gak bisa jelasin sekarang Fy" Ucap Septian dengan penuh nada bersalah
"Terus kapan mau lo jelasinnya kak ?" Tanya Ify datar
"Akan ada saatnya lo tau Fy tapi bukan sekarang" Ucap Septian lirih
"Terus kapan ? Lo mau terus terusan mengulur waktu untuk menjelaskan hal itu ? Kenapa ? Apa ada yang lo sembunyiin ? Atau lo gak tau semua hal yang terjadi ke gue setelah lo pergi gitu aja ninggalin gue ? Walaupun gue berusaha bersikap biasa aja ke lo tapi bukan berarti gue gak ada perasaan kesal, marah dan kecewa ke lo kak" Ucap Ify dingin
"Gue mohon Fy tunggu waktunya tiba dan lo akan tau semuanya" Ucap Septian dengan wajah sendunya
"Terserah lo kak" Ucap Ify ketus
"Fy, lo masih suka sama Debo ?" Tanya Septian
"Sedikit sebab semua rasa suka dan cinta gue udah jadi milik Rio" Jawab Ify membuat Septian tersenyum kecut
"Boleh gue minta satu hal ke lo ?" Tanya Septian
"Apa ?" Tanya Ify menatap datar Septiam
"Gue minta untuk saat ini lo lebih dekat lagi ke Debo sampai Debo merasa bahagia" Ucap Septian
"Maksud lo apa kak ? Lo gila ya ? Kak Debo kan udah punya tunangan jadi ngapain gue deketin kak Debo lagi ? Lo mau gue dianggap PHO ?" Tanya Ify kesal
"Please Fy, lakuin aja apa yang gue bilang sebelum lo menyesal" Ucap Septian membuat Ify tersenyum sinis
"Menyesal ? Menyesal karena apa ? Karena kak Debo dan kak Zahra menikah ? Gitu ?" Tanya Ify sinis
"Bukan gitu Fy" Ucap Septian frustasi
"Ya terus apa ?! Belum cukup lo sama kak Debo ngehancurin gue dulu ? Belum cukup buat gue jadi orang gila ? Mau lo apa lagi sekarang kak ? Lo mau gue dicaci maki sama semua orang karena ngedeketin kak Debo yang jelas jelas udah tunangan sama kak Zahra ?!" Tanya Ify dengan nada naik beberapa oktaf
"Gak gitu Fy maksud gue" Ucap Septian frustasi
"Kalau gak ada hal penting yang mau dibicarain lagi lo bisa pergi sekarang juga" Ucap Ify dingin
"Ya udah Fy gue balik dulu, gue harap lo gak akan menyesal nantinya karena gak mendengarkan ucapan gue" Ucap Septian lalu pergi meninggalkan Ify
"Kenapa kak Debo sama kak Septian jadi kaya gini ? Mereka seolah olah lagi menyembunyikan sesuatu dari gue, tapi apa ?" Tanya Ify lalu menghela nafas lelah dan masuk kedalam rumahnya

☆☆☆

Rio pun sampai diapartemennya yang terasa sepi, Rio pun berfikir kemana Marshal ? Apa dia tertidur ? Rio yang merasa penasaran pun menuju kamar tamu dan tak menemukan Marshal didalamnya.
"Shit.. Kemana perginya Marshal ? Jangan sampai dia buat masalah yang membuat identitas gue yang sebenarnya terbongkar" Ucap Rio namun tak beberapa lama pintu apartemen Rio pun terbuka dan menunjukkan sosok Marshal
"Darimana lo ?" Tanya Rio datar
"Cari angin, bosen didalam aja" Jawab Marshal lalu duduk disofa ruang TV
"Kemana ?" Tanya Rio
"Taman" Jawab Marshal sambil mencari channel TV yang menarik
"Lo udah makan ?" Tanya Rio
"Udah tadi, tumben banget lo  nanyain kaya gini kak padahal tadi pagi baru aja ngamuk" Ucap Marshal sambil menatap Rio
"Salah ya kalau seorang kakak peduli sama adiknya ?" Tanya Rio
"Gak salah sih cuman kadang otak lo aja yang gak beres semenjak ada di Jakarta" Jawab Marshal seadanya
"Lo ngambek gara gara gue gak merhatiin lo lagi kaya dulu ? Atau lo cemburu sama Ify karena gue lebih memprioritaskan dia dibandingkan lo ?" Tanya Rio
"Gue yakin lo pasti udah tau jawabannya kak" Ucap Marshal membuat Rio duduk disamping Marshal dan merangkulnya
"Padahal lo udah gede ya tapi masih aja manja sama kakaknya, sekali kali lo coba cari cewek biar lo tau enaknya punya pacar itu gimana" Ucap Rio tersenyum pada adiknya itu
"Apaan sih kak, nyebelin banget. Lo aja baru sekali ini kan pacaran sama kak Ify, jadi jangan sombong" Ucap Marshal kesal
"Biarin aja yang penting sekarang gue punya cewek gak kaya lo yang JONES" Ucap Rio sambil tertawa
"Sialan lo kak" Umpat Marshal
"Tapi serius deh Mars kakak itu pengen banget ngeliat lo punya cewek karena cepat atau lambat gue juga akan meninggalkan lo karena gue akan menikah" Ucap Rio yang membuat Marshal termenung
"Saat gue nikah nanti kemungkinan gue akan lebih sibuk dan gak akan ada waktu buat ngurusin lo seperti sekarang ini, gue yakin lo pasti akan merasa kesepian mengingat selama ini hanya gue yang memperhatikan lo" Ucap Rio membuat Marshal lagi lagi terdiam. Memang benar selama ini hanya Rio yang memperhatikannya dari ia masih kecil, bagi Marshal Rio adalah sosok kakak yang merangkap sebagai orang tuanya. Jangan tanya dimana orang tua mereka sebab kedua orang tua mereka sangat sibuk dengan bisnis yang mereka kelola hingga sangat jarang bagi Rio dan Marshal untuk bertemu dengan kedua orang tuanya.
"Tapi tenang aja Mars, walau pun gue udah nikah nanti gue bakal sering sering nengokin lo ko" Ucap Rio membuyarkan pikiran Marshal
"Emangnya lo udah calon kak ? Tumben banget lo ngomongin soal nikah. Apa jangan jangan karena umur lo yang udah mulai tua ya jadi lo nyari cewek yang asal mau aja sama lo" Ledek Marshal
"Sembarangan aja lo kalau ngomong, gini gini gue masih umur 22 tahun" Protes Rio
"Ya terus siapa dong yang mau nikah sama cowok tengil bin ajaib kaya lo ?" Tanya Marshal dengan senyum meledek
"Ify" Jawab Rio tegas membuat senyuman Marshal luntur
"Kenapa Ify ?" Tanya Marshal serius
"Karena dia beda dari cewek lainnya" Jawab Rio
"Alasan lo klasik" Ucap Marshal dengan nada tak suka
"Kalau lo kenal Ify lebih lama gue yakin lo bakal sependapat sama ucapan gue" Ucap Rio
"Kak kenapa sih lo gak nurut aja ? Mungkin kalau lo nurut sama perintah yang diberikan lo gak bakal susah susah cari cewek untuk lo pacarin kaya gini" Ucap Marshal kesal
"Gue capek dijadiin boneka terus sama mereka, gue capek kalau harus terus terusan mengikuti kemauan mereka. Disini gue juga punya pilihan sendiri, gue gak mau terus mengikuti mereka yang jelas jelas gak sejalan sama mimpi gue" Ucap Rio
"Tapi kak, lo taukan maksud mereka ngelakuin ini ke lo itu untuk apa ? Mereka ngelakuin ini demi masa depan lo yang cerah supaya lo bisa mendapatkan posisi yang tinggi nantinya. Kenapa lo sia sia in itu semua ?" Ucap Marshal
"Gue gak butuh posisi tinggi kalau itu gak bikin gue bahagia, gue gak butuh masa depan yang cerah kalau itu gak sejalan sama hati gue. Gue lebih memilih apa yang gue sukai karena apapun yang gue sukai akan gue lakukan dengan hati dan semaksimal mungkin" Ucap Rio
"Terserah lo kak, gue nyerah. Tapi jangan salahkan gue atau siapapun kalau suatu saat ada hal yang gak lo ingin kan terjadi" Ucap Marshal
"Apa maksud lo ?" Tanya Rio menatap intens Marshal
"Sepandai pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga, itu pribahasa yang cocok untuk lo kak. Jangan sampai lo menyesal kehilangan Ify suatu hari nanti karena kebohongan lo saat ini" Ucap Marshal lalu pergi meninggalkan Rio sendirian diruang TV yang terlihat termenung akibat ucapannya

UNCERTAINTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang