Part 22

654 30 2
                                    

Malam ini Ify sedang memandang langit malam dibalkon kamarnya sambil memegang sebuah figura yang berisikan foto keluarganya.
"Bulan bintang, kira kira ayah sama bunda lagi apa ya di Cina ? Kenapa mereka jarang nelfon aku akhir akhir ini ? Apa mereka sibuk banget ya ?" Tanya Ify sambil menatap langit lalu menatap figura yang menampilkan foto Ify dengan kedua orang tuanya itu
"Ayah, bunda kenapa kalian gak ngabarin Ify ? Ify khawatir disini, Ify harap kalian baik baik aja disana" Ucap Ify sambil mengusap foto tersebut
"Ify kangen kalian" Ucap Ify menatap sendu foto tersebut

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Ponsel Ify pun bergetar menampilkan telfon masuk dengan nomor yang tak diketahui membuat Ify mengernyitkan dahinya dan segera mengangkat telfon tersebut
"Halo" Ucap Ify
"Halo, Cal bisa bukain gerbang rumah lo gak ? Gue udah didepan rumah lo nih" Ucap orang tersebut yang tak lain adalah Debo
"Iya kak gue bukain sekarang" Ucap Ify lalu langsung turun kebawah untuk membukakan gerbang rumahnya
"Ngapain lo disini kak ?" Tanya Ify setelah gerbang rumahnya terbuka
"Emang gak boleh gue main ke sini ?" Tanya Debo
"Boleh sih, ya udah masuk dulu kak" Ucap Ify lalu Debo pun masuk kedalam rumah Ify dan duduk di sofa ruang tamu Ify
"Nih Cal buat lo" Ucap Debo sambil menyerahkan kantong kresek
"Apa ini kak ?" Tanya Ify menerima kantong kresek tersebut
"Kesukaan lo" Ucap Debo
"Makasih kak martabaknya, masih ingat aja lo kalau gue suka martabak keju kacang" Ucap Ify setelah melihat isi didalamnya
"Mana bisa sih gue ngelupain segala hal yang lo suka" Ucap Debo tersenyum pada Ify
"Kakak gak sama kak Zahra ?" Tanya Ify
"Zahra lagi ada acara sama keluarganya" Jawab Debo
"Ko kakak gak ikut ?" Tanya Ify
"Soalnya itu acara keluarga besarnya Zahra jadi gue gak ikut takut ganggu" Jawab Debo
"Bukannya kakak tunangannya kak Zahra ? Jadi gak bakal ganggu dong" Ucap Ify
"Bisa gak sih kita bahas yang lain ?" Tanya Debo kesal membuat Ify terdiam
"Rio gak kesini Cal ?" Tanya Debo
"Gak" Jawab Ify membuat Debo menaikkan satu alisnya
"Kenapa gak kesini ?" Tanya Debo
"Ada adiknya" Jawab Ify datar
"Lo marah ?" Tanya Debo
"Gak" Jawab Ify
"Terus kenapa jawabnya singkat kaya gitu ?" Tanya Debo
"Gak papa" Jawab Ify
"Dibalik kata gak papanya cewek itu pasti ada apa apanya Cal" Ucap Debo
"Ngantuk" Ucap Ify
"Ya udah kalau lo ngantuk gue balik aja ya" Ucap Debo
"Hm.." Ucap Ify, Debo pun keluar dari rumah Ify tanpa diantar Ify

☆☆☆

Hari ini Rio berniat untuk berangkat kuliah seperti biasanya namun saat ia melewati ruang TV Marshal pun menegurnya dan membuatnya harus menghentikan langkahnya
"Ngampus kak ?" Tanya Marshal
"Hmm" Jawab Rio
"Pulang jam berapa kak ?"
"Gak tau"
"Lo satu jurusan sama Ify ?"
"Gak perlu tau"
"Emang salah kalau gue tau tentang korban lo kali ini ?" Tanya Marshal yang membuat Rio marah, Rio pun langsung menarik kerah baju Marshal
"Korban apa maksud lo ?! Ify bukanlah korban seperti yang lo maksud ! Dan lo harus tau ! Gue benar benar mencintai Ify ! Berhenti menganggap gue memanfaatkan Ify ! Ingat itu !" Bentak Rio lalu melepaskan secara kasar kerah baju Marshal
"Hanya karena Ify lo jadi berubah kaya gini kak ? Gue gak nyangka kalau Ify yang keliatannya polos itu bisa merubah lo secara drastis kaya gini" Ucap Marshal dengan senyuman meremehkannya
"Apa maksud lo ?" Tanya Rio menatap tajam Marshal
"Sebelum pindah ke Jakarta lo itu seorang kakak yang baik untuk gue, lo selalu ada untuk gue, lo selalu melindungi gue, lo selalu memperhatikan gue. Tapi sekarang lo berubah kak, lo berubah ! Lo bukanlah kak Rio yang gue kenal dulu ! Pasti semua gara gara si Ify itu kan !" Ucap Marshal dengan nada naik beberapa oktaf
"Jangan bawa bawa Ify dalam masalah ini ! Gue berubah karena gue punya alasan dan alasannya adalah lo ! Jangan kira gue gak tau maksud lo datang kesini, lo ke sini pasti disuruh orang itu kan untuk memata matai gue dan menghancurkan hubungan gue dengan Ify ! Iya kan ! Bahkan orang itu terlalu pengecut untuk menjadi bagian dari kehidupan gue !" Bentak Rio
"Jaga ucapan lo kak ! Ucapan lo udah keterlaluan tau gak !" Bentak Marshal membuat Rio tersenyum miring
"Keterlaluan ? Dimana letak keterlaluannya ? Apa karena gue bilang kalau orang itu adalah pengecut ? Kalau memang dia bukan pengecut pasti dia gak akan mengingkari janjinya ! Dia bilang gue akan terbebas dari dia kalau gue punya cewek yang nerima gue apa adanya tapi nyatanya sekarang dia malah ganggu hubungan gue dengan Ify ! Apa salah kalau sekarang gue panggil dia pengecut ha ?!" Bentak Rio tak mau kalah
"Dia bukanlah pengecut seperti yang lo kira kak ! Dia hanya ingin lo mendapatkan yang terbaik !" Ucap Marshal
"Yang terbaik ? Lo sadar gak sih selama ini gue itu cuman dijadiin boneka sama dia ? Gara gara dia gue gak bisa mengambil keputusan gue sendiri ! Gara gara dia gue jadi pemberontak seperti ini ! Harusnya mata lo terbuka Marshal !" Bentak Rio
"Tapi maksud dia baik kak, dia cuman mau masa depan lo cerah" Ucap Marshal melemah
"Terserah lo mau ngomong apa tentang dia, gue gak perduli" Ucap Rio lalu pergi meninggalkan Marshal sendirian didalam apartemennya
"Mungkin caranya aja yang salah kak makanya lo menganggapnya jahat tapi sebenarnya ini gak seperti yang lo fikirkan selama ini" Ucap Marshal

☆☆☆

"Pagi Yo" Sapa Alvin yang baru saja sampai diparkiran
"Pagi Vin" Sapa Rio lesu
"Lo kenapa pagi pagi udah lesu kaya gitu ? Ada masalah ?" Tanya Alvin
"Hanya problem biasa sama adik gue" Jawab Rio
"Adik lo ? Lo punya adik ?" Tanya Alvin yang diangguki Rio
"Pasti cowok ya" Tebak Alvin
"Ko lo tau ?" Tanya Rio
"Biasanya pertengkaran hebat seorang kakak cowok itu terjadi sama adik cowoknya lain ceritanya kalau adik lo cewek pasti lo lebih banyak ngalah sama dia" Jawab Alvin
"Lo punya adik ?" Tanya Rio
"Punya tapi udah meninggal" Jawab Alvin
"Sorry gue gak tau" Ucap Rio
"Gak papa ko" Ucap Alvin tersenyum lalu memasuki kelas mereka
"Jadi kak Debo semalam bawain martabak kesukaan lo" Ucap Via cukup keras membuat Rio menatap Ify cs yang sedang mengobrol
"Terus dia bilang dia gak akan ngelupain semua hal yang lo suka" Ucap Shilla
"Freak nih cowok, kenapa sih lo masih mau berhubungan sama dia Fy ?" Tanya Agni kesal
"Gak papa" Jawab Ify membuat Agni melotot padanya
"Jangan jadikan kata gak papa sebagai jawaban Ify, lo taukan apa yang pernah dia lakuin dulu ke lo ? Terus lo taukan kalau dia udah punya tunangan ? Tapi kenapa lo masih nerima dia yang kayanya lagi PDKT ke lo Fy ?" Tanya Agni gemas
"Gak ada kata PDKT karena gue gak akan pernah menyukainya lagi" Jawab Ify
"Jangan pernah deketin kak Debo lagi Fy, dia itu bukanlah cowok baik baik untuk lo" Ucap Via
"Kalau lo mau bilang kalau kak Debo itu cowok baik baik maka gue akan menentang ucapan lo Fy karena cowok baik baik gak akan ngedeketin cewek mana pun saat dia udah punya tunangan" Ucap Shilla
"Siapa juga yang mau bilang gitu" Ucap Ify cuek
"Pokoknya lo harus jauhin kak Debo Fy" Ucap Agni
"Hm.." Dehem Ify, Rio yang mendengar itu pun merasa khawatir akan hubungannya dengan Ify
'Kenapa sih masalahnya jadi rumit kaya gini ? Disaat kak Debo datang kenapa Marshal juga harus datang ? Gue harus gimana sekarang ? Ify pasti bakal lebih milih kak Debo daripada gue' batin Rio

☆☆☆

"Lo kenapa Yo lesu kaya gitu ?" Tanya Via yang saat ini mereka sedang ada diruang musik
"Kayanya dari tadi pagi deh lo lesu kaya gitu" Tambah Shilla
"Gue gak papa" Jawab Rio
"Fy, Rio kenapa sih ? Hari ini dia kaya zombie tau" Bisik Agni
"Mana gue tau" Jawab Ify cuek
"Mari anak anak kita mulai latihannya" Ucap pak Duta yang baru saja masuk ke ruang musik

Latihan orkes pun telah selesai, kini dengan langkah lesu Rio pun berjalan ke parkiran hingga sebuah cekalan ditangannya membuat Rio berhenti dan menatap orang itu
"Ada apa Fy ?" Tanya Rio tak bersemangat
"Gue balik sama lo" Ucap Ify yang diangguki Rio
"Lo kenapa ?" Tanya Ify yang kini sudah berada didalam mobil Rio
"Gak papa" Jawab Rio
"Pasti ada apa apa, gak mungkin gak ada apa apa tapi lo ngezombie kaya gini" Ucap Ify membuat Rio terdiam
"Adik lo ya" Tebak Ify membuat Rio semakin diam
"Cerita sama gue Yo tentang masalah lo, gue gak mau lo jadi lesu kaya gini" Ucap Ify
"Kalau lo masih gak mau kasih tau gue, gue anggap kita gak saling kenal mulai sekarang" Ancam Ify
"Ja-jangan Fy, gue kan gak bisa hidup tanpa lo" Ucap Rio
"Ya udah cerita sama gue tentang masalah lo kali aja gue bisa kasih jalan keluarnya" Ucap Ify
"Huft.. Sebenarnya tadi pagi sebelum gue ke kampus gue adu mulut sama Marshal, gue sama Marshal selalu beda pendapat tentang satu hal itu dan itu buat gue marah ke dia. Tapi semarah apapun gue ke dia tetap aja gue gak bisa lama lama marahan ke dia karena dia adalah adik gue satu satunya. Gue ngerasa gak enak hati aja setelah adu mulut sama Marshal tadi pagi Fy" Jelas Rio
"Lain kali lo jangan pakai emosi saat berhadapan sama Marshal Yo karena bagaimanapun juga Marshal adalah adik lo. Waktu pertama kali gue ngeliat lo dan Marshal kemarin,  gue ngerasa kalau ada sesuatu diantara kalian. Gue rasa didalam diri kalian masing masing ada kemarahan yang tersembunyi yang gak gue ketahui alasannya dan gue rasa hanya kalian berdua yang tau alasannya. Maka dari itu kalian berdua harus menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin, kalian cuman butuh waktu untuk ngobrol empat mata untuk saling bercerita tentang segala hal yang kalian pendam selama ini. Meski pun dalam pembicaraan itu ada pendapat yang berbeda setidaknya lo dengerin dulu alasan adik lo tentang dia yang mempercayai pendapat itu" Ucap Ify
"Mungkin lo ada benarnya Fy, mungkin gue sama Marshal hanya butuh waktu berdua untuk saling bercerita lagi seperti dulu" Ucap Rio
"Jangan pakai emosi Yo pas lo sama adik lo nanti" Ucap Ify mengingatkan Rio
"Iya Ify ku sayang" Ucap Rio tersenyum pada Ify
"Good boy" Ucap Ify tersenyum pada Rio




UNCERTAINTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang