3

229 26 6
                                        

Semenjak hari itu, Kuroko tetap melanjutkan Kuliahnya di Universitas Tokyo itu,

Namun semenjak hati itu, Akashi Seishiro tak pernah menyapanya,



Meski mereka berada di tempat yang sama, atau sekedar berpapasan,

Tak pernah sekalipun Seishiro menyapanya, meski Kuroko pernah menatapnya, berharap akan ada balasan,

Namun Seishiro membalas dengan tatapan kesedihan, dan kekecewaan.

Lalu berlalu tanpa pernah ada tegur sama, hingga 4 tahun pun berlalu, mereka semua lulus dan menempuh hidup mereka masing masing,

Lalu dimana Chihiro?


Chihiro sudah sejak lama, pergi dengan Nijimura dan kini mereka sudah menikah,

.

.

.

" People always think the most painful thing is to lose the one you love. In truth, the most painful thing is to lose YOURSELF, and not even realize it until it's too late. "

.

.

Kini Kuroko sudah menjual rumahnya bersama Chihiro dahulu, lalu tinggal dan menetap di tokyo.



Ia tidak pernah mencari info apapun tentang si kembar Akashi itu,


Dia hanya melanjutkan hidup nya,

.

.

.

Pagi itu awan mendung seakan membawa kabar, akan segera datang hujan,


Pakaian kemeja rapih, dengan dasi longgar, tidak lupa membawa berkas berkas, guna membantu dalam pekerjaannya,


Dari rumah dan tempatnya bekerja, cukup memakan waktu 45 menit naik kereta cepat,


Tidak lupa membawa bekal dan payung, agar tidak kehujanan,


Bila tiba tiba ribuan air mata malaikat, turun. membasahi tanah.


"Kuroko Sensei, ohayo" ucap beberapa siswa dan siswa yang dilewatinya,



"Ohayo" balasnya singkat,


15 tahun berlalu dan kini, Kuroko sudah berumur 34 tahun lebih,

Namun dia belum juga menikah, bukan karena tak ada yang menaksirnya,


Hanya saja setiap dia mencoba untuk membuka hatinya, ucapan Seishiro selalu saja teringat di kepalanya,


Dan itulah yang selalu menjadi dinding, di saat dia mencoba untuk menjalin hubungan yang serius,



Dan akhirnya hubungan mereka berhenti di tengah jalan.





"Kuroko Sensi, mulai hari ini kau akan menjadi guru tetap di sekolah ini" ucap Hyuga Junpei sebagai kepala sekolah,

"Hai, pak kepsek (kepala sekolah)" ucap Kuroko sangat hormat, dengan pria di depannya ini,



"kalau begitu, hari ini kau akan mendapatkan kelas bimbinganmu sendiri,


Jangan kecewakan aku, aku berharap banyak pada siswa didikanmu kelas, Kuroko.



Semoga beruntung" ucap Hyuga Junpei selaku kepala sekolah, sangat mendukung Kuroko.



"Hai arigatou gozaimasu" ucap Kuroko membungkuk sedikit lalu, ijin keluar.

.

.

.

Langkah demi langkah, kini dia sudah dewasa dan waktunya melihat tunas tunas baru masyarakat kelak.


Menutup buku lama, dan mulai membuka lembaran buku baru,



Pintu di buka perlahan tiba tiba,


"Oji-chan~" suara tak asing, Kuroko yang belum sempat masuk ke kelas bimbinganny, di kejutkan oleh seseorang yang sangat ia kenal.


"Shu-kun?" ucap Kuroko tampak sedikit terkejut, meski hanya matanya yang jujur.


"Apa oji-chan terkejut?" ucap pemuda 15 tahun itu, jahil.




"Ahh,

Aku tidak tahu kalau kau, akan sekolah di sini,

Ku kira kau akan sekolah di luar negeri?" ucap Kuroko masih di ambang pintu.


"Hihihi,

Aku minta ayah, agar mengijinkan aku sekolah disini,

Jadi oto-san tidak akan marah" senyum jahil pemuda itu, sangat mirip dengan Nijimura Shuzo.

"Lalu kenapa nii-chan,

tidak mengatakan apapun padaku?" ucap Kuroko bingung.


"Hihihi, aku yang memintanya,

Supaya jadi kejutan" ucap pemuda tinggi, dengan rambut hitam, sangat mirip dengan Nijimura Shuzo.

Nijimura Shuu, adalah anak Nijimura Shuzo dan Mayuzumi Chihiro.




"Huft,

baiklah, sekarang masuk dulu,

Kita sudah telat" ucap Kuroko mengelus kepala Shuu lembut,

"Mo! Oji-chan aku bukan anak kecil lagi" ucap Shuu sedikit kesal, dan mereka pun masuk kekelas.


BRUKK



Berkas absensi jatuh,

tepat selangkah Kuroko memandang ke dalam kelas,


TBC

Soredemo Koi wa UstukushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang