Umpan?

348 48 8
                                    

Hari pertama Kuroko bekerja di sebuah cafe  berbintang kelas 4 ini cukup sibuk.

Di saat yang lain sibuk dengan pekerjaannya dan sikap cari perhatian si pemilik, Akashi Seijuuro.

"Kuroko justru sibuk belajar cara memasak pro,

Cara menatanya dan hal hal penting lainnya.

Tentu saja, Akashi Seijuuro pun sadar akan hal itu.

Hari ini cukup sibuk, karena itu bagian dapur dan para pelayanpun sama sibuk nya.


"Apa pesanan mie dingin dengan cafiar sudah bisa di sajikan?" ucap Furihata Kouki, salah satu pelayan masuk kedalam dapur.

"Ah tinggal menaruh beberapa es kristal" ucap Kuroko masih sibuk dengan piring di dapur sedang yang lain seolah bekerja dengan jamnya masing masing.

"Baiklah, piringnya yang mana?" ucap Furihata Kouki mengambil beberapa es kristal dan berjalan masuk ke dalam dapur namun,

"Furihata-kun!

Awas di sana sangat lah licin !?" ucap Kuroko yang sangat yakin sepatu Furihata pasti akan tergelincir begitu menapakkan ke lantai dapur.

"Wa-waaaaaa!!!!!????" bukan hanya terjatuh,

BRUKKKKKK!!!!

Tapi beberapa es yang di bawa furihata justru masuk kedalam tempat penggorengan  yang sangat panas,

Alhasil cipratan minyak yang sangat panas beterbangan ke mana mana.

"AWASSS!!!!!" ucap Kuroko berlari melindungi Furihata,

"AAAAAAA!!?????"

Dan semua koki wanita  yang ada di dapur berteriak karena insiden ini.

"Ada ribut ribut apa ini!!?" ucap  Akashi Seijuuro mendengar keributan di dalam dapur, setelah ia keluar melihat keluar untuk bertemu beberapa tamu.

Lalu beberapa koki memberi tahu Akashi tentang apa yang terjadi.

"Ku-kuroko-kun? 

Apa kau baik baik saja?" ucap Furihata merasa bersalah.

"Egh!?" Kuroko merasa tangannya sepertinya terkena minyak, sangat perih dan langsung berdenyut panas.

"Berikan aku minyak goreng hangat yang sudah dipakai!

Cepatlah!" perintah Akashi Seijuuro dengan suara baritonnya.

"Eh!?"

Akashi langsung menggendong Kuroko, membuat semua terkejut.

"Layani pesanan 4-5 lagi, lalu setelah itu tutup kafe" ucap Sei berjalan sembari menggendong Kuroko.

"Anno, saya baik baik sa- egh!?". tadi hanya tangan kini seluruh punggungnya terasa sakit.

Sei mempercepat jalannya hingga sampai di dalam ruangannya, ia langsung menurunkan Kuroko kasar di atas sofa empuk dan mahal itu.

"Egh!?" Tangan dan punggungnya semakin perih.

"Buka bajumu!?"

"A-?"

"Buka bajumu, atau aku yang membukanya!?

Perintahku adalah mutlak, Tetsuya.

Hmp?" ucap Akashi masih memegang gelas penuh minyak goreng yang sudah di pakai sekali itu.

Lalu pelan tapi pasti Kuroko membuka bajunya sampai kulit putih,

Seputih salju itu tampak jelas,

Kini tampak bercak kecil kemerahan tersebar di seluruh punggung dan lengan  Kuroko.

"Diamlah aku akan mengolesi minyak ini" ucap Akashi Seijuuro mengolesi sedikit demi sedikit.

"Egh!?"

"Bagaimana kau bisa menjadikan dirimu pelindung untuk kebodohan orang lain?

Tak bisa dipercaya" ucap Akashi terus menerus.

"Ini hanya kecelakaan kerja" ucap Kuroko menahan perih yang perlahan tapi pasti.

"Aku akan mengantarmu pulang, dimana rumahmu" ucap Akashi setelah mengolesinya, ia mengambil beberapa jaket.

"Aku tinggal di asrama Kampus Todai" ucap Kuroko pelan.

'Todai?

Apakah kebetulan, sekampus dengan Shiro?' ucap Akashi Seijuuro merasa kebetulan, dan mulai berbicara di dalam hati.

TBC

Soredemo Koi wa UstukushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang