7

220 30 7
                                        

Pintu di buka, menampakkan Seishiro setelah mandi,



Masih dengan rambut yang basah, di sisir ke belakang.



"Eh?" ucap Kuroko bingung, karena sekarang dia tidak mencium bau yang memualkan itu lagi,



"Sekarang apa aku masih bau?" ucap Seishiro memasuki ruangan, dan Kurokopun menggelengkan kepala pelan.


"Hmp?

Tapi tidakkah aneh?


Tiba tiba kau bereaksi seperti tadi?" ucap Seijuuro mode berfikir.

"Itu, aku tak tahu kenapa?

(Lalu suara Kuroko berubah dingin),

Mungkin karena setelah Shiro-san tidur dengan seseorang,


Dan belum membasuh tubuhmu,

Tapi itu masih perkiraan ku" ucap Kuroko kini bernada seperti biasa lagi.


"Tch! Pak tua itu,

benar benar bermulut besar" bisik Seishiro kesal.



"Hmp, sekarang kau sudah baik baik saja,

Lalu untuk apa kau ke mari?" ucap Seijuuro.



"Kepala sekolah ingin aku memberikan berkas berkas, sumbangan-" ucap Kuroko akhirnya, namun di potong Seijuuro.



"Wakatta aku sudah menerimanya, kalau begitu kau bisa kembali" ucap Seijuuro sadar, kalau sedari tadi Seishiro hanya menatapnya sendu.


"Hai, kalau begitu saya pamit" ucap Kuroko formal.


". . ." bahkan setelah Kuroko menghilang di balik pintupun, Seishiro masih tak bergerak dari tempatnya.



"Apa kau baik baik saja, Shiro?" ucap Seijuuro mendekati adik satu satunya itu,


Sedang di tempat lain, di kala Kuroko hendak pulang tiba tiba,



"Kuroko-kun/Kuroko?" ucap seseorang yang ada di meja makan, tiba tiba berjalan mendekati pintu keluar,


dimana Kuroko selangkah lagi bisa keluar dari rumah ini.

"Nijimura-san?

Nii-chan?" ucap Kuroko begitu terkejut, saat Chihiro tiba tiba memeluknya.


"Lama tidak berjumpa" ucap Nijimura tersenyum melihat tingkah istrinya,


"Hai,

Kapan kalian ke jepang?" ucap Kuroko sangat terkejut,



"Baru beberapa hari lalu,

Sekarang kami lagi berkunjung ke sini,

Niatnya besok kami akan mengunjungi Shuu dan rumahmu juga" ucap Chihiro melepaskan pelukannya perlahan.




"Kalau begitu nii-chan, Nijimura-san.

Aku-" ucap Kuroko sudah ingin pulang.

"Bagaimana kalau kita makan malam bersama?" ucap Nijimura,

"Eh!?"


Karena Kuroko tidak bisa menolak, mau gak mau akhirnya Kuroko pun menurut.

.

.

.

"Setelah selesai makan aku akan mengantarmu pulang" ucap Nijimura, seolah tahu, bahwa Kuroko sudah ketinggalan kereta terakhirnya.



"A-arigat-" ucap Kuroko di sisi Chihiro,





"Biar kami saja yang antar" ucap Seishiro akhirnya, berbicara setelah sekian lama dia diam,

Anak anak pun mulai merasa aneh, mengapa kedua orang tuanya begitu perduli dengan guru mereka,



"Oto-san apakah kami boleh ikut?" ucap Seiji, si pintar.

"Curang, aku juga mau ikut" ucap Seiya dan Nagisa.


"Apa tugas sekolah kalian sudah selesai?

Aku gak mau-" ucap Seijuuro, namun segera di potong Nagisa.


"Sudah oto-san, onegai~" ucap Nagisa manja,

Satu satunya anak yang paling berani mengatakan itu, hanyalah Nagisa.


Entah mengapa Seijuuro dan Seishiro, selalu gak suka melihat anak anaknya sedih terutama Nagisa.


"Wakatta, jadi jangan memasang wajah seperti itu" ucap Seishiro mengusap kepala Nagisa lembut, di sertai senyuman menyejukkan, bahkan Kurokopun terkejut.



Seishiro bisa sebaik itu pada anak anaknya,

.

.

.

Tanpa terasa hari sudah menunjukan pukul 10 malam, dan sudah saatnya Kuroko untuk pulang,


Seijuuro duduk di stir mobilnya, sedang navigatornya Seishiro,


Sedang di bangku baris selanjutnya ada Seiya dan Seiji,


Di bangku terakhir ada Nagisa dan Kuroko.

Dalam mobil itu Kuroko menatap ke luar, menatap setiap kerlap kerlip lampu mobil dan jalan.


"Kita berangkat seperti ini,

Kayak keluarga ya" ucap Seiji, seolah memancing sesuatu,

Namun Seijuuro dan Seishiro yang mengerti apa maksudnya,



"Seiji!" ucap Seishiro melemparkan gunting merah tepat kearah Seiji,


Itu sudah biasa di keluarga Akashi, jadi harinya Seiji sigap dan hendak menghindar,


Namun berbeda dengan Kuroko, dia yang panik melihat sebuah gunting tajam melayang ke arah Seiji.



Tangan Kuroko langsung menangkap gunting itu, dengan tangan kanan dan tangan kiri memeluk Seiji agar ke sisi lainnya.

Alhasil tangan Kuroko berdarah cukup banyak, karena gunting itu terbuka dan mengiris telapak Kuroko dalam.


"SENSEI/KUROKO-KUN/TETSUYA?!???" ucap semua yang ada di dalam mobil,



Seijuuro segera menepikan mobil nya, namun Kuroko yang awalnya terdiam menahan rasa sakit,

Di saat tangannya sudah mengeluarkan banyak darah, dan mengotori jok mobil mewah milik Akashi.



"Tetsuya-" ucap Seijuuro begitu mobil yang di setirnya berhenti,

Mereka semua turun, karena darah itu tak juga berhenti.


Semua yang sudah keluar dari mobil, mencari air untuk membersihkan dahulu darah Kuroko,


Namun belum sempat di lakukan, tiba tiba-



PLAKKKK



Tamparan keras, tepat mendarat di wajah Seijuuro.

Semua yang ada di tempat sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Kuroko, bahkan Seiji pun sama terkejutnya.





"APA KAU SUDAH GILA!?" bentak Kuroko dengan amarah yang memuncak, menatap Seiji dengan kekesalan.


TBC

Soredemo Koi wa UstukushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang