11

238 23 1
                                        

Seishiro semakin hari semakin merasa bersalah, saat di ruang makan ketika malam berkabut seolah tahu sesuatu akan terjadi.

"Tetsuya, bagaimana sekolah anak anak hari ini?" ucap Seijuuro yang berada di ujung sebelah kiri,

Menatap lembut sang istri, di tengah makan malam mereka hari ini.


"Emp, mereka selalu mendapat nilai yang sempurna, seperti yang kalian harapkan" ucap Kuroko tersenyum lembut.

"Nii-chan, gomen aku lupa ada kerjaan ku yang tertinggal di kantor,

Aku pergi mengambilnya dulu" ucap Seishiro berjalan pergi,

"Wakatta, pulang Jangan terlalu malam" ucap Seijuuro.

"Emp, wakatta"

.

.

.

Namun jam 12 malam sudah hampir lewat, semua sudah tertidur kecuali Kuroko.

Pippp pippp pippp

Suara dering hp Kuroko berbunyi, dengan sigap tanpa suara ia mengangkat hpnya, agar Seijuuro tidak terbangun dari tidur nya.

"Moshi Moshi, Shiro-kun?" ucap Kuroko setelah melihat siapa yang menelepon.


"Halo, apa ini benar istri Seishiro-san?" ucap seseorang dengan suara berat.


"Ha-hai, do-dochira sama desuka?" ucap Kuroko tampak sedikit panik,



"Ah, saya Mibuchi Reo.

pemilik bar yang ada di xx xxxx xx,

Seishiro-san sekarang tertidur setelah minum beberapa botol, bisakah anda menjemputnya?" ucap pemilik itu sedikit kemayu.


"Ha-hai, aku akan segera ke sana" ucap Kuroko segera turun dari kasur perlahan, agar Seijuuro tidak bangun"

Lalu Kuroko mengatakan kepada kepala pelayan untuk mengantarnya ke bar yang di tuju,


Lalu pelayan akan pulang sendiri, sedang Kuroko akan pulang dengan Shiro membawa mobil Shiro.

.

.

.

"Permisi, saya Kuroko Tetsuya.

Dimana Seishiro-kun?" ucap Kuroko masuk ke dalam bar yang sudah tak ada pengunjung kecuali satu orang yang tertidur di meja bartender.



"Ah, Kuroko-san.

Ini kunci mobilnya dan-"




"Empnsmsh shsmsmsvsk" Shiro seperti menggumamkan sesuatu selagi ia tertidur, namun tak ada yang bisa mendengarkan nya.


Dengan bantuan pemilik bartender, mereka membawa Seishiro ke dalam mobil,


"Arigatou gozaimasu, Mibuchi-san" Ucap Kuroko membungkuk sedikit, meski tanpa ekspresi Kuroko segera masuk ke bangku stir dan perlahan menyalakan mobilnya.




Sepanjang perjalanan dia tidak menyalakan musik, hanya fokus ke jalan sampai pada gunakan Seishiro mulai terdengar jelas.



"Haruskah aku berpisah dengan Tetsuya-?" ucap Shiro mulai sedikit membuka matanya.


"Shiro-kun?" ucap Kuroko hampir menginjak rem full, untung tidak dia lakukan.


"Eh?

Soredemo Koi wa UstukushiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang