Perdebatan tadi sore membuat hati Agatha menjadi lelah. Dia lelah harus bersikap baik-baik saja, padahal hatinya selalu terluka. Tidak ada yang berpihak padanya, yang ada semua orang selalu memojokannya.
'Tuhan, jika Mommy masih bernafas dibumi ini. Tolong pertemukan kami, aku sudah tidak kuat lagi menghadapi cobaan ini sendiri. Aku butuh seorang malaikat tak bersayap, Tuhan'
Begitulah isi semua curahan hati Agatha, yang selalu ia tumpahkan ke buku diary-nya. Tebakan Ivan memang benar, Agatha termasuk sosok wanita yang gemar menulis.
Iya, dia lebih memilih untuk curhat dalam tulisannya daripada ke orang lain yang belum tentu bisa mengerti semua keadaannya.
Cklek
Suara pintu terbuka, Agatha yang terkejut pun segera menghapus air matanya lalu menyembunyikan buku diary-nya. Agar semua orang tidak ada yang tau tentang keberadaan buku itu termasuk keluarganya sendiri.
"Tante Sheila?" Kata Agatha sedikit terkejut, karena baru kali ini Sheila nekat masuk ke kamarnya tanpa izin
"Maaf Tante lancang masuk kesini" ujar Sheila lembut
"Iya ngga papa Tan"
"Ada yang perlu Tante sampaikan ke kamu Tha"
"Sini duduk Tan" Agatha menggiring Sheila agar ikut duduk disofa yang tersedia dikamarnya
"Tante cuma ingin memberi saran kepada kamu Tha"
"Saran apa ya Tan?" Ujar Agatha bingung
"Lebih baik kamu terima perjodohan in--"
"Kalau Tante mau maksa aku, mending Tante keluar aja deh" potong Agatha dengan nada dingin
"Bukan gitu Tha, tolong dengerin penjelasan Tante dulu"
"Jadi gini loh, kamu mau kan bertemu dengan ibu kamu?" Agatha hanya mengangguk lemah
"Jadikan perjodohan ini sebagai cara agar kamu bisa bertemu dengan ibu kamu"
"Maksudnya?"
"Oma Agni sudah mengetahui dimana ibu kamu berada, jika kamu menuruti semua keinginan Oma Agni. Pasti kamu bisa leluasa cari tahu tentang keberadaan ibu kamu" jelas Sheila
Agatha yang sempat terdiam haru pun, akhirnya kembali berkata "Kok Tante mau si bantuin aku?"
"Cukup ibu kamu yang tersiksa gara-gara Oma dan Tante. Kali ini Tante ngga akan biarkan Oma membuat hidup kamu menderita seperti ibu-mu dulu" jelas Sheila dengan senyum tulusnya
"Makasih ya Tan" ujar Agatha membalas senyum tulus Sheila
"Tante minta maaf, atas sikap Tante yang masih kekanak-kanakan ini. Tante sangat merasa bersalah" entah dari mana asalnya tiba-tiba air mata Sheila begitu deras jatuh membasahi pipinya
"Tante ngga perlu minta maaf. Terkadang kita memang harus melakukan kesalahan, agar kita mengerti tentang hikmah dari semua itu" ujar Agatha lalu memeluk tubuh Sheila hangat
"Makasih sayang" Sheila pun membalas pelukan Agatha dengan senang hati
Hati Agatha tiba-tiba terasa lebih hangat dari biasanya. Apa karena efek dari pelukan ini ya? Mungkin ini pertama kalinya, dia bisa merasakan hangatnya pelukan seorang ibu. Walaupun Sheila bukan ibu kandungnya.
***
Seperti yang Sheila sarankan kemarin, kini Agatha tengah menunggu calon yang sudah disiapkan oleh Oma-nya. Reno awalnya tidak percaya jika Agatha mau menerima perjodohan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA Elisio (End)
RomanceADRIANA FARANISA AGATHA ~Mencoba untuk tetap bersamamu? Sama halnya ketika aku sedang berusaha untuk menggenggam angin yang akhirnya hanya sia-sia~ IVANDER ELISIO CHANDRAWINATA ~Hanya pada rindu.. Cinta tak tau malu. Untuk selalu mengadu.. Tentan...