Setelah makan malam tadi, mereka memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan yang sempat terputus tadi ke ruang keluarga.
Ervin pamit terlebih dahulu karena masih ada tugas yang belum ia kerjakan. Sedangkan Haidar kini sudah lelap dimimpi indahnya. Suasana tiba-tiba menjadi canggung, karena tidak ada yang bersuara sedikit pun.
"Kamu sekarang umur berapa Gatha?" Tanya Candra mencairkan suasana
"16 tahun Om" ujar Agatha
"Berarti beda 1 tahun dong sama Ivan"
"Iya"
"Kalian udah deket lama?" Tanya Gria
"Ngga kok. Baru sebulan yang lalu" kata Ivan
"Kenapa ngga pacaran?" Tanya Gria kepo
"Jadi gini loh Bun, Agatha itu kemarin pernah dijodohin sama Gibran tapi dia nolak karena dia ngga ada rasa sama Gibran. Dan Agatha lebih milih aku dari pada Gibran" jelas Ivan dengan bangganya
"Intinya kamu ngga mau kalau Ivan dituduh perusak perjodohan kamu sama Gibran gitu?" Ujar Gria
"Iya Tan, lagian aku juga ngga mau kalau jalanin hubungan tanpa ada restu dari orang tua kita masing-masing" jelas Agatha
"Nah bagus nih, kamu harus pertahanin wanita seperti ini" puji Candra merasa bangga pada Agatha
"Pastinya dong" ujar Ivan dengan penuh semangat. Agatha hanya bisa tersenyum senang. Karena akhirnya dia bisa merasakan keharmonisan dalam sebuah keluarga.
"Kata Ivan kamu adik tirinya Agneta?" Tanya Candra
"Iya Om"
"Siapa nama ayah kamu?"
"Reno Adrian"
'Adrian? Bukannya itu nama marga dari keluarganya--' tebak Candra dalam hatinya
"Kenapa mas?" Tanya Gria bingung kala melihat ekspresi suaminya yang aneh
"Ehh, ngga papa kok" jawab Candra
"Ayah belum pernah ketemu sama ayahnya Agatha ya?" Tanya Ivan
"Belum. Soalnya Ervin belum berani untuk melamar Agneta. Jadi kita belum ketemu sama mereka" jelas Candra
"Yaudah nanti aku yang ngelamar Agatha biar kalian bisa ketemu" ujar Ivan janji ceplos
"Apaan sih" seru Agatha merasa malu
"Masih sekolah! Ingat!" Ujar Candra lalu mendapat cengiran kuda dari Ivan
***
Keesokan harinya, Tasya berangkat lebih awal dari biasanya. Jam masih menunjukan pukul 06.15 jadi maklum jika keadaan disekolah masih sangat sepi. Mungkin hanya beberapa anak saja yang sudah berangkat.
Tasya berjalan pelan menuju kelasnya, entah hari ini dia menjadi semangat untuk kesekolah. Padahal disekolah tidak ada penyemangatnya selain sahabat-sahabatnya yang super duper ribet kecuali Agatha.
Saat dirinya hendak memasuki kelasnya, langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang duduk dimeja guru. Seseorang yang pernah mewarnai hidupnya walaupun itu hanya sesaat.
Namun dia berusaha untuk mengacuhkan keberadaan sang mantan walaupun hatinya sudah dagdigdug tak karuan. Dia berjalan menuju mejanya lalu mengeluarkan earphone untuk mengalihkan keberadaan Ilham.
"Gue perlu ngomong sama lu Sya" ujar Ilham lalu menghampiri mejanya Tasya
Tasya yang mengetahui Ilham hendak mendekatinya pun langsung berdiri bersiap untuk kabur keluar. Apalagi dikelasnya hanya ada dirinya dengan Ilham.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA Elisio (End)
RomanceADRIANA FARANISA AGATHA ~Mencoba untuk tetap bersamamu? Sama halnya ketika aku sedang berusaha untuk menggenggam angin yang akhirnya hanya sia-sia~ IVANDER ELISIO CHANDRAWINATA ~Hanya pada rindu.. Cinta tak tau malu. Untuk selalu mengadu.. Tentan...