Bagian 21

107 9 4
                                    

  "AGATHAA!"

Suara teriakan itu membuat Agatha dan Gibran kaget, secara spontan mereka menengok kearah orang tersebut. Betapa terkejutnya Agatha ketika melihat seseorang yang baru saja memanggilnya.

  "Ivan" ujar Agatha

Yups, orang itu adalah Ivan. Ivander Elisio. Cowok yang sedang dekat dengan dirinya. Yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tak percaya. Membuat Agatha merasa takut sendiri.

  "Gu-e bisa jel-asin Van" kata Agatha takut setelah menjauhkan tubuhnya dari Gibran

Ivan masih diam menatap Agatha datar, dia sungguh tidak percaya jika Agatha sudah bermain api dibelakangnya.

  "Ngga ada yang perlu dijelasin kok" ujar Ivan dingin lalu berlari pergi meninggalkan Agatha dan Gibran di rooftop

  "Ivan tunggu gu-" tangan Agatha ditahan tiba-tiba oleh Gibran

  "Lepasin tangan gue Bran, gue mau jelasin ke Ivan. Gue ngga mau dia salah paham sama gue" ujar Agatha histeris sendiri

  "Lu tunggu disini, biar gue yang nemuin Ivan" kata Gibran lembut

  "Tap-"

  "Percaya sama gue Tha"

  "Gue mohon sama lu Bran, bikin Ivan percaya sama lu hiks" ujar Agatha disela tangisnya

  "Asal lu jangan nangis lagi" kata Gibran lalu diangguki oleh Agatha

  "Gue pergi dulu"

***

  "Sabar Tha, gue yakin Ka Ivan ngga kaya gitu kok anaknya" ujar Sisil berusaha menenangkan Agatha

Tadi Gibran sempat mengabari sahabat-sahabatnya Agatha, kalau sekarang Agatha sedang butuh teman untuk diajak curhat. Sisil, Lysha termasuk Tasya pun segera menghampiri Agatha di rooftop.

  "Gu-e takut hiks kalau Ivan hiks ngga per-caya l-agi sam-a gue" isak Agatha

Matanya sudah memerah akibat terus menerus menangis dari tadi. Dan itu membuat Sisil, Lysha dan Tasya khawatir dengan kondisi Agatha.

Karena mereka sudah tau kalau Agatha pasti akan sakit jika terus menerus menangis sedih seperti ini.

  "Coba lu telpon Ivan" saran Lysha

  "Ngg-a diangkat"

  "Jangan-jangan Ivan beneran marah sama lu Tha?" Ujar Sisil

  "Lu jangan bikin Agatha makin merasa bersalah dong" kata Tasya

  "Bukan gitu Sya, gue kan cuma ngomong doang"

  "Udah sih, ngapain coba pada ribut kaya gini" lerai Lysha

  "Kalian bisa izinin gue pulang ngga?" Tanya Agatha lirih

  "Lu kenapa? Sakit?"

  "Gue ngga enak badan banget" ujar Agatha lirih

Lysha, Sisil, dan Tasya pun saling bertatap mata, mereka semakin yakin kalau Agatha pasti akan drop karena wajah Agatha yang terlihat sangat pucat.

  "Yaudah kita antar lu pulang ya" Agatha hanya bisa mengangguk lemah. Karena kepalanya sekarang sangat terasa pusing, tubuhnya juga tiba-tiba menjadi lemas berbeda dengan tadi.

AGATHA Elisio (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang