Bagian 14

127 11 0
                                    

Hubungan Ivan dan Agatha semakin hari semakin romantis, membuat teman-temannya merasa iri melihat keromantisan mereka. Termasuk Gibran, sahabat+lelaki yang dijodohkan oleh keluarga mereka masing-masing.

Karena merasa tak enak kepada Gibran, akhirnya Agatha memutuskan untuk jujur dan mengajak Gibran untuk bertemu nanti malam. Agar tidak ada kesalahpahaman lagi diantara mereka.

  "Boleh kan kalau gue ketemu berdua sama Gibran?" Tanya Agatha pada Ivan

  "Boleh, asalkan jangan macem-macem ya" ujar Ivan mengingatkan Agatha

  "Iya"

  "Soalnya gue ngga mau dia salah paham sama sikap baik gue ke dia. Apalagi acara tunangannya mau dibarengin pas gue ultah" jelas Agatha

  "Lu beneran mau nolak perjodohan itu?"

  "Beneran lah. Cinta itu ngga bisa dipaksain tau"

  "Yaudah deh, terserah lu"

  "Tapi nanti lu dateng ya ke acara ulang tahun gue"

  "Iya pasti dateng kok"

  "Yaudah sana masuk" suruh Ivan ketika mereka telah sampai didepan kelasnya Agatha

Semenjak mereka dekat, Ivan memang selalu mengantarkan Agatha kedepan kelasnya. Supaya ngga ada yang berani buat deketin Agatha-nya.

  "Buchenn terosss" sindir Sisil yang tiba-tiba keluar dari kelasnya bersama Tasya dan Lysha

  "Biarin si Sil, orang lagi bahagia juga" ujar Lysha membalas sindiran Sisil

  "Sirik aja lu berdua" cibir Tasya

  "Iyaiya, yang udah pernah ngebucin juga" ucapan Sisil dibalaskan tatapan tajam oleh Tasya

  "Hehe ya maap"

  "Mampus lu" kata Lysha dengan tawa lepasnya

  "Yaudah. Gue ke kelas dulu ya" ujar Ivan mengabaikan keberadaan teman-temannya Agatha

  "Jangan bolos!" Titah Agatha

  "Iya sayang"

Blush

Pipi Agatha tiba-tiba menjadi merah ketika Ivan memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Dan ini yang pertama kalinya bagi Ivan, memanggil Agatha dengan kata 'sayang'.

  "Seeyou" seru Ivan menahan tawa kala melihat Agatha tersipu malu

  "Iya SAYANG" Sindir Sisil dan Lysha ketika Ivan sudah pergi menuju kelasnya

  "Gajelas lu" cibir Agatha lalu pergi memasuki kelasnya

***

Seperti yang diinginkan Agatha tadi pagi, kini Agatha sudah bersama Gibran disebuah restoran yang cukup terkenal. Gibran menatap Agatha bingung, karena tidak biasanya dia mengajak dirinya pergi berdua.

  "Lu mau pesen makanan apa?" Tanya Gibran basa-basi

  "Ngga usah. Gue mau to the point aja" Gibran hanya mengangguk mengiyakan

  "Gue mau kita batalin perjodohan ini" ucapan Agatha membuat Gibran terkejut

  "Loh perasaan lu yang nerima perjodohan ini?"

  "Iya. Tapi setelah gue pikir-pikir, gue ngga bisa lanjutin sandiwara ini" jujur Agatha

  "Sandiwara?"

AGATHA Elisio (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang