Bagian 22

106 9 0
                                    

Setelah mengetahui bahwa Agatha jatuh sakit, Ivan pun segera menuju rumahnya Agatha bersama ketiga sahabatnya ini. Namun Gibran tak membiarkan Ivan untuk menyetir, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Apalagi kini suasana hati Ivan sangat kacau, Gibran yakin bahwa Ivan tidak akan bisa fokus menyetir. Karena pikirannya pasti tertuju pada Agatha. Akhirnya Gibran menyuruh Rama untuk menyetir.

  "Kok Agatha bisa sakit ya padahal kan tadi baik-baik aja" ujar Ivan merasa khawatir

  "Agatha itu emang kaya gitu" jawab Gibran yang ada disebelahnya

  "Maksudnya?"

  "Dia itu kalau merasa bersalah sama seseorang pasti bakal nangis terus dan itu membuat fisiknya lemah seketika" jelas Gibran

  "Duhh, gimana nih? Padahal kan gue ngga marah sama dia" ujar Ivan semakin merasa khawatir

  "Tenang aja, pasti dia bakal sembuh kok" kata Ical yang berada disebelahnya Rama

  "Betul tuh. Kan Agatha merasa bersalah sama lu, pasti otomatis dia sakit hati dong," ujar Rama

  "Dan terkadang obat sakit hati itu orang yang menyakiti hatinya" lanjut Rama dengan sok bijaknya

"Cal coba deh pegang jidatnya Rama, coba di cek panas apa ngga?" Ujar Ivan kepada Ical

  "Oke" Ical pun berniat memegang jidatnya Rama, namun Rama berhasil menghindar "ettt mau ngapain cobaa"

  "Takutnya lu kesambet, kan kasihan" ujar Ivan

  "Serahhhh" seru Rama lalu dibalas ledakan tawa dari Ivan, Ical dan Gibran

  "Ehhh tapi nanti ada Omanya Agatha ngga?" Tanya Ical ketika menyelesaikan tawanya

  "Emang kenapa?" Tanya Ivan bingung

  "Masa lu ngga tau sih. Katanya ya Omanya Agatha itu galak banget" ujar si biang gosip

  "Emang iya Bran?" Tanya Ivan memastikan

  "Iya. Dia itu paling ngga suka kalau teman-temannya Agatha main kerumahnya. Tapi anehnya, Agneta boleh-boleh aja tuh ngajak temannya main disana" jelas Gibran

  "Pantes aja Agatha ngga betah dirumah. Ternyata suka dibeda-bedain toh" ujar Ivan yang kini mulai mengerti keadaan hatinya Agatha

  "Dari dulu, makanya dia susah banget deket sama cowok kecuali gue" kata Gibran

  "Lu temenan sama Agatha dari kapan?" Tanya Ical

  "Dari sd"

  "Udah lama banget ya?"

  "Lumayan. Tapi gue sempet pisah sama dia waktu smp kelas 2, makanya dia lupa sama muka gue pas udah sma" jelas Gibran

  "Oh"

Tak lama kemudian, mereka sampai dirumahnya Agatha. Garasi rumah Agatha sudah ditempati oleh dua mobil. Satu punya nya Sisil dan yang satu punya nya Tasya.

Terpaksa Rama harus memarkirkan mobilnya Ivan dihalaman rumah Agatha, karena garasi Agatha sudah penuh. Padahal sih masih cukup, tetapi Tasya dan Sisil makirnya kurang rapih. Jadi kelihatan penuh.

  "Loh ini bukannya mobilnya Sisil ya?" Tanya Rama ketika hendak memasuki rumahnya Agatha yang bersebelahan dengan garasi

  "Pastinya ada dong. Kan Agatha sakit" jawab Ical

  "Males gue kalau ada si nenek lampir" ucap Rama memasang wajah masam

  "Jangan kaya gitu, nanti jadi cinta lohh" goda Ical

AGATHA Elisio (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang