Bagian 28

111 12 1
                                    

Jika kamu sudah siap untuk jatuh cinta, maka kamu juga harus siap untuk menerima pahitnya cinta. Yaitu patah hati-

***

Waktu masih menunjukan pukul 06.00, dan Agatha sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya. Walaupun Agatha masih kurang sehat karena kejadian kemarin.

Tetapi dia tidak boleh menjadi wanita yang lemah. Dia harus kembali seperti dulu, sebelum adanya Ivan dikehidupannya.

  "Lu pasti bisa Tha, jangan biarkan air mata lemah ini jatuh lagi" ujar Agatha pada dirinya sendiri didepan cermin kamarnya

  "Goodbye weak Agatha, welcome back strong Agatha" seru Agatha lalu memasang wajah dinginnya seperti dulu lagi

Agatha pun keluar dari kamarnya lalu menuju kamarnya Agneta berniat untuk berpamitan. Namun ternyata Agneta juga sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya.

  "Loh, lu udah siap aja Ka?" Tanya Agatha sedikit terkejut

  "Gue kan mau nemenin lu, yaudah yuk kita berangkat" Jawab Agneta seadanya lalu merangkul bahu Agatha untuk berjalan menuju ke lantai bawah

  "Ehh kok kalian udah siap sih?" Ujar Sheila kala melihat Agatha dan Agneta yang sedang menuruni anak tangga

  "Iya, soalnya ada tugas yang belum selesai" dusta Agneta

  "Daddy kemana, Tan?" Tanya Agatha kepada Sheila

  "Daddy kamu masih tidur"

  "Gatha boleh kan bangunin Daddy?" Izin Agatha

  "Kenapa harus izin? Kan kamu bukan orang asing, sayang" ujar Sheila lembut seraya mengelus lembut rambut panjang Agatha

  "Hehe makasih Tan" jawab Agatha kaku, lalu berlari menuju kamar Reno yang kebetulan berada didekat tangga

  "Agatha udah mau nerima Mami?" Tanya Agneta seraya mengunyah nasi goreng buatan Sheila tadi

  "Alhamdulillah udah. Tapi, Papi kamu masih bersikap dingin sama Mami" lirih Sheila

  "Ngga papa Mam, kan Tuhan udah ngatur semuanya" ujar Agneta menyemangati Sheila

***

Agatha kini sudah berkumpul dengan sahabatnya dikantin sekolahannya, sedangkan Agneta dia sudah berada didalam kelasnya.

  "Tha, senyum dong" pinta Sisil

  "Iya Tha, jangan masang muka datar mulu" seru Lysha

  "Lu berhak bahagia tanpa dia Tha" kata Tasya

  "Dia emang udah bikin hidup lu jadi berwarna, tapi jangan suram lagi setelah dia pergi ninggalin lu" ujar Lysha

  "Kalau dia bisa bahagia tanpa lu, harusnya lu lebih berhak dong bahagia tanpa dia" lanjut Sisil

  "Jangan jadi Agatha yang dingin lagi, kita mau lu jadi Agatha yang terlihat ceria walaupun suasana hati lu lagi ngga bagus" ucap Tasya

  "Kita sayang sama lu Tha, jangan bikin kita merasa ngga berguna jadi sahabat lu"

Ucapan ketiga sahabatnya Agatha, membuat Agatha harus berfikir lebih matang lagi untuk kembali menjadi dirinya yang dulu.

AGATHA Elisio (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang