Bagian 41

105 8 2
                                    

Agatha, Ivan, Tasya, Gibran, Lysha, Ical, Sisil dan juga Rama kini sedang berkumpul disebuah cafe langganan mereka.

Hari dimana mereka terakhir untuk bisa kumpul komplit seperti ini. Karena besok Ivan akan melanjutkan pendidikannya di Singapura.

Agatha berusaha memasang senyum manisnya agar kesedihan dihatinya tidak terlihat. Dia tidak mau jika Ivan menjadi dilema karenanya.

Sebenarnya bukan hanya Agatha, Gibran dan yang lainnya juga merasa sedih karena harus berpisah dengan Ivan. Tapi apa boleh buat, semua ini demi masa depan Ivan juga.

  "Ehh Cal, sini deh gue mau cerita" ujar Rama menyuruh Ical agar lebih mendekat

Karena penasaran Ical pun menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Rama. Sedangkan Ivan dan Gibran hanya menatap datar kearah mereka.

Bagaimana begitu? Karena jika Ical sudah mau diajak serius dengan Rama pasti kegoblokannya akan terlihat.

  "Kenapa-kenapa?" Tanya Ical penasaran

  "Kan kemarin gue ke konter tuh," kata Rama dengan wajah sok seriusnya

Agatha, Lysha, Tasya dan Sisil pun ikut tertarik dengan cerita Rama yang mungkin akan membuat para girl menyesal.

  "Ngapain lu ke konter?"

  "Nonton sulap! Ya beli pulsa lah" jawab Rama kesal

  "Hehe, terus-terus" ujar Ical menggaruk rambutnya yang tak gatal

  "Kapan kamu ke konternya Beb?" Tanya Sisil memicingkan matanya

  "Pagi-pagi sekalian nganter ibu ke pasar Beb" jawab Rama

  "Ooooo"

  "Lanjut Ma" kata Ical

  "Emm, namanya juga orang ganteng kan ya? Gue digenitin dong sama tuh mba-mba, pake maksa-maksa minta nomer gue lagi. Padahal kan belum kenal" jelas Rama dengan tampang polosnya

  "Waaahh enak dong lu"

  "Enak palalu gepeng, tuh liat cewek gue udah mendidih" bisik Rama seraya melirik Sisil yang kini sedang menahan emosinya

  "Iya nakutin" jawab Ical bergidik ngeri

  "Terus lu kasih ngga?" Tanya Ical

  "Ya engga lah, takut pedofil"

  "Terus gimana?"

  "Nih salah sendiri kan ya genit sama gue, ya gue kerjain lah" ujar Rama tersenyum bangga

  "Kerjain gimana?"

  "Gue kasih tuh ke dia nomernya Ivan sama Gibran, biar mereka digodain juga" bisik Rama terkekeh sendiri

  "Mampus dong mereka, pasti bakal digodain sama mba-mba pedofil itu" jawab Ical terkekeh seraya berbisik kepada Rama

  "Heeh Cal, ngga lagi-lagi deh gue beli pulsa disana. Seremm" ujar Rama bergidik ngeri

  "Entar gue juga mau beli pulsa juga ah disana, nanti biar gue kasih aja tuh nomernya bapak gue" Ical dan Rama pun tertawa lepas

  "Gue bingung Van, harus kesel apa seneng" bisik Gibran setelah mendengar cerita konyol dari Rama

  "Udah nikmatin aja, lumayan pulsa gratis" jawab Ivan membuat keduanya terkekeh geli

  "Emm, Sya Lys Sil kok gue kaya nyesel ya dengerin ceritanya si Rama" bisik Agatha

  "Iya sama gue juga nyesel"

  "Kok gue eneg sendiri ya"

  "Untung gue sayang ya" pasrah Sisil

AGATHA Elisio (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang