0857********
Sya ini gue Ilham, plis gue mohon temuin gue ditaman deket rumah lu. Gue tunggu.Pesan singkat dari Ilham sungguh membuat Tasya dilema. Dia bisa saja menolak ajakan Ilham, tetapi rasa traumanya mungkin tidak akan bisa berakhir.
Seketika ucapan Gibran kala itu melintas dibenak Tasya. Dimana Gibran menyuruhnya untuk bertemu dengan Ilham agar dia bisa mengatasi rasa traumanya.
Tasya menghela napasnya panjang sebelum beranjak dari rumahnya.
"Gue yakin lu pasti datang" seru Ilham merasa lega ketika melihat Tasya berjalan menghampirinya
"To the point" kata Tasya dingin
"Sini duduk dulu"
"Ngga usah"
Ilham pun mengalah, dia langsung berdiri didepan Tasya.
"Gue mau kita balikan Sya" ujar Ilham berusaha memegang kedua tangan Tasya lalu langsung ditepis oleh Tasya
"Ngga mau"
"Kenapa? Gue yakin lu pasti masih sayang sama gue kan? Ayuk kita balikan Sya" pinta Ilham
"Gue ngga mau"
"Gue udah punya pacar" jawab Tasya dingin
"Gue ngga percaya itu, lu pasti bohong kan?" Kata Ilham yang masih tak percaya
"Terserah lu" sentak Tasya lalu hendak pergi namun tangannya langsung ditarik oleh Ilham, alhasil Tasya kini jatuh ke pelukan Ilham.
"Lepasin gueee" brontak Tasya didalam pelukan Ilham
Namun namanya juga perempuan ya, tenaganya tidak bisa mengalahkan tenaga laki-laki.
"Gue mohon Sya, balik lagi kaya dulu" pinta Ilham seraya memeluk Tasya erat
"Ogah! Lepasin gue ngga!" Bentak Tasya namun tetap dihiraukan oleh Ilham
"Lepasin gue brengs--"
"TASYAA!"
Tubuh Tasya menegang seperti tersengat listrik.
Sedangkan Ilham, dia justru tersenyum penuh kemenangan.
"Ka Gib-ran... Lysh--a"
Senyum diwajah Ilham pun seketika menghilang. Lysha? Kok ada dia sih? Padahal kan Ilham cuma mengirim pesan ke Gibran doang.
Tasya pun langsung menjauhkan tubuhnya dari Ilham yang masih membeku.
Gibran menatap datar kearah Tasya, sedangkan Lysha. Dia memberikan tatapan tak percaya untuk Tasya. Dan itu membuat Tasya merasa bersalah.
"LYSHAA TUNGUU" teriak Sisil yang memang sudah ada disana dari tadi
Tasya yang melihat Lysha pergi pun langsung berlari kearah Gibran yang masih menatap datar kearahnya.
"Ka, aku bisa jel--"
"Kejar Lysha sekarang" suruh Gibran dengan tampang dingin
"Tap-"
"Kejar!" Tasya pun terkejut mendengar bentakan Gibran, tanpa berfikir panjang dia langsung berlari mengejar Lysha dan Sisil.
Langkah kaki Gibran pun semakin mendekat kearah Ilham yang masih membeku.
Tatapan tajam kini hanya tertuju ke Ilham.
"Sekarang lu puas? Huh!"
"Lihat sekarang! PERSAHABATAN MEREKA HANCUR KARENA LU! JINGAN" bentak Gibran
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA Elisio (End)
Storie d'amoreADRIANA FARANISA AGATHA ~Mencoba untuk tetap bersamamu? Sama halnya ketika aku sedang berusaha untuk menggenggam angin yang akhirnya hanya sia-sia~ IVANDER ELISIO CHANDRAWINATA ~Hanya pada rindu.. Cinta tak tau malu. Untuk selalu mengadu.. Tentan...