#11 (hari ketujuh)

128 34 0
                                    

Pagi ini hujan turun. Layaknya diberi formalin hujan turun dari malam hingga pagi ini.

Linda dan Arabella sudah pulang terlebih dahulu pukul 4 pagi tadi, karena mereka tidak membawa baju seragam sekolahnya.

Lovata sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, dengan setelan seragam sekolahnya dan memoles wajahnya dengan bedak bayi.

Lovata keluar dari kamarnya, dan menemui Allzen yang sedang minum cokelat panas buatan ibunya.

"Mau saya antar non?" Tanya Allzen seolah seorang supir.

"Mam!" Teriak Lovata memanggil sang ibu.

"Kenapa Ta?" Tanya Jasmine menghampiri mereka.

"Mama nyari supir dimana? Kok modelannya begini?" Ucap Lovata yang langsung di tertawai oleh Jasmine.

"Mau sekolah ga ta?" Tanya Allzen

Lovata nampak berfikir, "sekolah deh"

"Yah padahal aku maunya enggak"

"Kenapa emang?" Tanya Lovata sambil menaikkan alisnya.

"Biar bisa nikmatin cokelat panas buatan mama bareng kamu" Ucap Allzen membuat Jasmine nyengir-nyengir sendiri.

"Udah sana jalan, keburu kesiangan," ucap Jasmine pada keduanya.

"Tenang mam, ketua osisnya disini" ucap Allzen membanggakan dirinya.

"Yaudah mah, assalamualaikum" ucap Lovata sambil menyalimi ibunya dan pergi terlebih dahulu.

"Kamu bawa mobil?" Tanya Lovata saat sampai di teras rumahnya.

"Motor lah!" Jawabnya jelas.

"Lah ujan, Ayan dah!" Ucapnya kesal. Ini hari sekolah dan dia harus basah-basahan kesekolah.

"Biar kayak Dilan, main ujan-ujanan." ucapnya enteng.

"Dilan mbahmu!"

"Mbahku mah namanya Tresno bukan Dilan"

"Terserah kamu!" Ucap Lovata sambil menghentakan kakinya dan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Nih pake jas ujannya," ucap Allzen sambil memberikan jas hujan berwarna biru muda. Warna kesukaan Lovata.

Lovata meraihnya kasar, dan memakainya dengan tidak senang hati.

"Pelan-pelan pakainya," ucap Allzen sambil memakaikan penutup kepala Lovata.

Allzen juga memakaikan helm untuk Lovata. Lovata hanya melihat wajah baru dia sadari, begitu tampan.

Lov! Lov! Sadarr! Batinnya sendiri.

Allzen mengaitkan ikatan helmnya dan menutup kaca helmnya keras.

"Gak jelas!"

"Ta, kamu kalo kayak gini gak kayak Onta" ucap Allzen memberitahu.

"Terus kayak apaan?"

"Kayak pororo." Lovata langsung memukul lengan Allzen kesal.

"Tau gak bedanya kamu sama pororo?" Tanya allzen sambil memakai jas hujan miliknya.

Lovata tidak menjawab, dia sibuk melihat ke air hujan yang turun.

"Ta?" Panggilnya

"Gak! Aku gak tau!" Jawabnya ketus

"Pororo itu lucu, kalo kamu biasa aja" ucapnya garing.

"Oh!" Jawabnya singkat

"Dah ah ayok jalan." ajak Allzen sambil menarik tangan Lovata

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang